Minggu, 17 Juli 2011

Tinja menjadi " saluran komunikasi " yang potensial.

Tinja sering dianggap barang yang paling hina di muka bumi ini, tetapi dengan keberadaan tinja manusia mendapatkan informasi yang paling berharga.
Tinja atau feses atau kotoran hasil sisa pembuangan proses metabolisme tubuh ternyata menjadi sangat penting kehadirannya bagi kesehatan tubuh manusia.
Tetapi dalam pemeriksaan laboratorium, yang namanya tinja seringkali terlewatkan.
Padahal keberadaannya dapat menentukan apakah tubuh manusia masih dalam keadaan sehat-sehat saja atau sudah perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius.

Bentuk dari tinja yang dikatakan normal ( baik ), bila panjangnya lebih kurang 20 cm, kenyal, mengkal dan berwarna kuning.
Bila tinja bentuknya berubah menjadi encer, diindikasikan adanya peran bakteri yang buruk dalam saluran pencernaan sangatlah kuat artinya.
Dalam hal warna tinja juga perlu diperhatikan, jika warnanya sudah tidak kuning lagi, apalagi disertai dengan embel-embel ada darah, lendir, bau yang sangat menyengat, itu berarti ada gangguan di dalam tubuh.

Pemeriksaan tinja ( feses ) dalam uji diagnostik masih sangat sedikit dari yang diharapkan.
Uji tinja hanya digunakan sekitar 5 persen, selebihnya menggunakan uji darah ( 80 persen ) dan uji urine atau air kencing ( 15 persen ).

Tepatnya pada bulan maret 2011 satu lagi dari hasil pengembangan ilmu kedokteran menghadirkan laboratorium modern yang dapat memberikan kontribusi mutakhir bagi pemetaan bakteri baik dan bakteri buruk dalam usus ( intestinal flora atau flora usus ) yang dikenal dengan nama Yakult Intestinal Flora ( YIF ).
Laboratorium ini berkontribusi sebagai pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang berkaitan erat dengan flora usus.
Flora usus berperan besar diantaranya terhadap pencegahan dan pengobatan autisme, obesitas, dan gangguan kognitif.

Perkembangan ilmu kedokteran biomolekuler akhir-akhir ini sangat pesat, yang terakhir dapat mengidentifikasi bakteri-bakteri dalam pencernaan melalui tinja.
Sebelum menggunakan Yakult Intestinal Scan, pemetaan bakteri dilakukan melalui kultur tinja.
Bakteri dari tinja dibiakkan dalam media tertentu, bakteri yang tumbuh lalu diidentifikasi.
Kultur bakteri dari tinja kurang populer dalam pelayanan kesehatan, dikarenakan masih memiliki kelemahan diantaranya biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama.

Pemetaan bakteri dari tinja membuka jalan sebagai indikator pencegahan dan pengobatan suatu penyakit, diantaranya untuk mengetahui adanya gangguan penyerapan pada usus, ketidakseimbangan bakteri baik-buruk, atau terdapat gangguan pencernaan akibat mengonsumsi obat-obatan.

Tinja ( feses ) yang terlihat kurang baik dapat juga disebabkan oleh keadaan stres yang menimbulkan reaksi usus bergerak tidak normal, akibatnya tinja menjadi buruk karena diare.

Tinja yang buruk dapat juga disebabkan oleh alergi makanan, reaksi usus dalam merespons makanan ada penyimpangan, gejala yang ditimbulkan dapat berupa mencret-mencret akibat reaksi simpang terhadap makanan.

Antibiotika juga dapat sebagai pemicu timbulnya tinja yang tidak bagus, pemakaian antibiotik yang serampangan dan bersifat profilaktik dapat menyebabkan sebagian bakteri bermutasi dan menjadi resisten sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan flora usus.
Cukup banyak antibiotik yang diberikan hewan ternak yang dipelihara untuk dipotong.
Oleh sebab itu, saat kita mengunyah burger, steak, atau dada ayam, kita mendapat dosis antibiotik yang dapat membunuh flora baik di usus dan menyebabkan kita kurang tahan terhadap bakteri berbahaya, akibatnya dapat muncul diare.
Dan tidak perlu heran juga jumlah bakteri yang resisten-antibiotik semakin banyak di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan yang besar.

Ada beberapa orang sering menggunakan obat pencahar, tujuannya tidak jelas, ada yang beralasan untuk menguras usus agar bersih dari zat-zat beracun ( toxin ) selama satu bulan makan tak henti-henti dari berbagai jenis makanan.
Orang meminum obat pencahar ini paling tidak satu bulan sekali secara rutin.
Ada juga sebagai gaya hidup dari masyarakat modern.
Sebagian besar obat pencahar bekerja dengan merangsang dan mengiritasi otot usus untuk meningkatkan peristalsis ( kontraksi otot usus ).
Usus merespons dengan berupaya mengeluarkan iritan dan terkadang menimbulkan kejang disertai mulas.
Pencahar dapat menyebabkan suatu kebiasaan ( habituasi ).
Pemakaian pencahar dalam jangka panjang dapat memanjakan otot-otot usus sehingga usus menjadi malas dan bergantung pada pemberian pencahar, akhirnya semakin banyak memerlukan pencahar agar diperoleh efek yang sama.
Pemakaian obat pencahar yang berlebihan dapat merusak sel saraf di dinding kolon, dimana usus akhirnya memerlukan pelatihan ulang agar dapat melakukan buang air sendiri.
Pencahar dapat mengurangi penyerapan nutrien dan mengurangi berbagai mineral penting di dalam tubuh.
Obat pencahar dapat mengubah keseimbangan bakteri di dalam usus, yang akan melemahkan sistem kekebalan dan dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.

Pemakaian obat-obat antasid yang bekerja menghambat asam lambung, memiliki beberapa efek samping negatif.
Perut dengan asam lambung yang tertekan akan rentan terhadap mikroorganisme ( bakteri, virus, parasit ) berbahaya.
Salah satu tugas asam lambung ( asam hidroklorida ) adalah mematikan berbagai predator yang tidak diundang ini.
Akibatnya mikroorganisme masuk dan berkembang biak dan menimbulkan kekacauan.
Flora ususpun menjadi tak seimbang lagi sehingga menimbulkan gangguan pencernaan.

Jika kebetulan ada seseorang yang menderita penyakit berlatar belakang alergi seperti : Asthma bronchiale, dematitis atopic ( eksim ) dan seterusnya, tentunya akan lebih sering mengonsumsi obat-obat jenis steroid ( kortison, prednison )
Steroid adalah obat anti radang yang sangat kuat dapat mengurangi peradangan, dan menimbulkan efek samping yang berat.
Disamping menyebabkan pembengkakan pada wajah ( moon face ), tangan dan pergelangan kaki, serta melemahnya sendi, menipisnya tulang, dan tukak lambung.
Dapat menekan sistem kekebalan, mengurangi resistensi untuk melawan infeksi, menimbulkan penyakit jamur ( kandida albicans ).
Disamping efek samping diatas, setiap kali jika minum obat yang mengandung steroid terancam sakit saluran pencernaan seperti ; mencret-mencret atau lebih mempercepat buang air besar.
Steroid dapat mengikis flora baik di dalam usus.

Di dalam pencernaan manusia terdapat jutaan bakteri, dalam keadaan normal tentunya bakteri baik harus lebih banyak dari bakteri buruk.
Bakteri baik adalah sahabat dan pelindung perut kita.
Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria ( bifidus ), bakteri yang bersahabat yang seharusnya merupakan populasi bakteri terbanyak di usus kita.
Apabila jumlahnya berkurang, akan terjadi pembusukan dan penimbunan toksin di kolon.
Kita menjadi rentan terhadap penyakit dan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri tak bersahabat dan reaksi-reaksi kimiawinya di dalam tubuh.
Acidofilus dan bifidus menjadi sangat penting bagi kesehatan menyeluruh kita.
Ke duanya penting agar metabolisme dan pencernaan kita berfungsi dengan benar serta untuk meningkatkan mekanisme pertahanan protektif dari sistem kekebalan kita.
Bakteri Acidofilus dan bifidus menghasilkan banyak vitamin B esensial, menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit dan esensial untuk pencernaan dan eliminasi normal.

Flora usus ditemukan pada tahun 1850.
Pada tahun 1886, Theodore Escherice mengidentifikasi Eubacterium coli yang diketahui bersifat anaerobik ( tidak memerlukan oxygen ).
Pada perkembangan terakhir ditemukan metode YIF, pemetaan bakteri di dalam pencernaan dengan Yakult Intestinal Scan.
Kandungan bakteri diperut wanita dewasa rata-rata 0,8 kg, dan pada pria dewasa rata-rata 10 kg.
Bakteri baik yang paling banyak ditemui adalah genus Lactobacillus, bifidobacterium dan Eubacterium.
Bakteri buruk terbanyak yang ditemui adalah salmonella, staphylococcus, dan clostridium perfingens.

Perlunya identifikasi karakter tinja untuk mengetahui komposisi bakteri baik, apakah masih tetap dominan didalam sistem pencernaan kita.
Konsumsi susu adalah salah satu solusi untuk mempertahankan dominasi bakteri baik di dalam perut.
Konsumsi susu di Indonesia tergolong masih rendah, rata-rata konsumsi per orang 11,8 liter per tahun, bila dihitung per hari, setiap orang hanya mengonsumsi susu dua sendok makan.
Di Malaysia rata-rata konsumsinya 25,4 liter per tahun dan di Singapura 21,7 liter per tahun.
Oleh karena itu untuk menggalakkan konsumsi susu nasional, Indonesia mencanangkan 1 juni 2011 sebagai hari susu Nusantara ( Dunia menetapkan tgl. 1 juni 2004 ).
Hal ini bertujuan untuk menjaga dan memperbanyak kwalitas bakteri baik di dalam perut.

Pada masyarakat Jepang kesehatan perut sangat dihargai , ibarat nyawa ada di dalam perut, sehingga ada tradisi harakiri untuk menjaga suatu kehormatan, yaitu bunuh diri dengan menusukkan pedang ke perut sebagai pusat nyawa.

Susu merupakan sumber gizi terlengkap.
Pemahaman masyarakat selama ini bahwa susu hanya untuk bayi atau anak usia dibawah lima tahun, anggapan itu tak sepenuhnya benar.
Susu merupakan bagian dari makanan seimbang bagi semua kelompok usia.
Perkembangan industri susu modern memungkinkan penambahan unsur probiotik, yaitu mikroorganisme non-patogenik yang dikonsumsi dalam jumlah tertentu untuk memberi efek menguntungkan bagi inangnya.
Bakteri probiotik akan menekan pertumbuhan bakteri buruk yang bersifat patogen.
Mikroorganisme yang ditanamkan sebagai probiotik umumnya dikembangkan alami dari tubuh manusia.
Mikroorganisme itu juga dipilih tahan terhadap enzim pencernaan, asam lambung, dan cairan empedu.
Saat dicerna, mikroorganisme itu menempel pada dinding saluran cerna dan mampu bertahan dalam jumlah besar.
Kemudian ditunjang kemampuan menghasilkan zat anti mikroba yang meningkatkan sistem imun di dalam tubuh.
Secara genetik digolongkan stabil.
Mikroorganisme baik sering dimasukkan ke dalam probiotik, antara lain lactobacillus dan bifidobacterium.
Bakteri baik merusak receptor toksin dan menginaktifkan toksin yang dihasilkan bakteri patogen.
Bakteri baik akan berebut nutrisi ( zat gizi ) yang sama dengan bakteri buruk ( patogen ).
Bakteri acidofilus dan bifidus diperlukan bila ada riwayat menggunakan antibiotik, menggunakan kortikosteroid, menggunakan pil keluarga berencana, mengalami gas atau nyeri ulu hati (heartburn ) setelah makan, gas dan tinja berbau busuk, sembelit, diare, sindrom iritasi usus, menderita alergi, mengonsumsi gula, alkohol, kopi, atau soda, mengalami stres, baru bepergian keluar negeri, sedang menjalani suatu pengobatan, kondisi tubuh sering menurun, tidak tahan laktosa, menjalani kemoterapi atau radiasi, menderita infeksi saluran kemih atau infeksi jamur/ ragi.
Jika kondisinya seperti itu mulailah mengonsumsi asidofilus dan bifidus setiap hari untuk menjamin berfungsinya pencernaan secara baik.

Istilah probiotik sering dikacaukan dengan pengertian prebiotik dalam susu.
Probiotik untuk menyatakan kandungan mikroorganisme atau bakteri baik, sedangkan prebiotik merupakan senyawa golongan karbohidrat dengan rantai pendek yang tak dicerna enzim pencernaan, seperti inulin, laktulosa, dan laktoferin, manno- oligosakarida, frukto- oligosakarida, dan gluko- oligosakarida.
Prebiotik akan terfermentasi dalam usus dan meningkatkan kwalitas penyerapan kalsium.
Probiotik dan prebiotik sama pentingnya bagi pencernaan.
Mengonsumsi probiotik dan prebiotik merupakan cara menjaga tinja dalam keadaan baik atau normal.
Disertai dengan menyadari, mengalami dan belajar menghargai pencernaan sebagai sumber kearifan dan kekuatan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.