Rabu, 29 Juni 2011

Psikosomatik, antara keanehan dan kenyataan.

Banyak pasien datang untuk berobat ke praktek dokter dengan setumpuk keluhan dan segepok masalah.
Biasanya pasien sebelumnya sudah mengembara dari satu dokter ke dokter lainnya, tetapi hasilnya tak sesuai harapan.
Penyakit apa gerangan sebenarnya yang sedang diderita oleh si pasien tersebut ?
Penyakit ini terlihat aneh dan tak terpahami, namun nyata kehadirannya.
Penyakit ini biasa disebut oleh kalangan medis dengan nama psikosomatik.

Definisi psikosomatik menurut wittkower " suatu usaha untuk mempelajari interrelasi antara aspek psikis semua faal jasmani badan, dalam keadaan normal maupun abnormal ".
Maknanya, cara pendekatan tertentu yang berdasarkan pendapat bahwa antara jiwa dan raga saling mempengaruhi, satu dwitunggal yang tak dapat dipisah-pisah.
Cara pendekatan psikosomatik sangat perlu untuk dapat mengerti suatu penyakit secara benar, sebab pendekatan hanya dari sudut soma / fisik saja, secara medis, teknis, mekanis, biokemis, fisiologis, sering dirasa belum cukup menolong dengan sempurna dan memuaskan pasien tersebut, terutama pada penyakit fungsional.
Jadi perlu pengertian adanya interrelasi antara segi-segi psikis, dan somatis.

Psikosomatik mencari dan mempelajari hubungan yang tepat antara jiwa, soma dan lingkungan pasien yang sedang menderita penyakit tersebut.
Kalau kita tidak berusaha mencari hubungan antara keluhan-keluhan pasien ( somatis, fisik ) dengan konflik-konflik psikis / emosinya kita tidak akan tahu atau mengenal, bahwa keluhan-keluhan itu ada kaitan yang erat dengan konflik psikis / emosinya.
Sering dikira penyakit tersebut hanya berada dibidang organis saja sehingga pasien menjadi tak sembuh-sembuh, atau bila sembuh hanya sebentar, kemudian kambuh lagi keluhannya atau penyakitnya.

Hipokrates, seorang ahli filsafat yang hidup pada 400 tahun sebelum masehi sudah mengetahui betapa pentingnya peran faktor psikis pada suatu penyakit.
Paracelcius pada abad pertengahan, seorang ahli kimia mengatakan, kekuatan batin dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.

Dogma sel yang sakit menurut virchow ( 1821 - 1902 ), seorang ahli patologi anatomi :
Omnis cellula yaitu bila sel sakit, organ tersebut sakit dan orangnya sakit.
Jadi penyakit timbul dari sel yang sakit.
Cara berpikir seperti itu dipengaruhi oleh alam fisika, pengetahuan alam, dan cara mengobatinya pada waktu itu dengan teknis, mekanis, dan somatis saja.
Jadi orang dianggap sebagai mesin dan dokter sebagai insinyur.

Lain lagi dengan pandangan sigmund freud ( 1859 - 1939 ) dan kawan-kawan mengajarkan kembali pandangan lama.
Ia mengajarkan bahwa kelainan somatik dapat dipengaruhi atau disebabkan oleh kelainan psikis.

Kimbal, mempelajari kehidupan manusia dari tiga sudut yaitu soma, psikis dan sosio kultural ( lingkungan ).
Ketiga golongan tersebut dalam keadaan normal atau sehat harus dalam keadaan seimbang.
Dari sini timbul konsep baru yaitu konsep multikausal atau ilmu kedokteran integral atau pendekatan holistik.

Pada perkembangannya psikosomatik menjadi istilah baru psychoneuro immunology, yang menunjukkan bahwa otak memiliki hubungan timbal balik dengan sistem endokrin dan sistem imun.
Ada interaksi yang kompleks antara peristiwa-peristiwa yang mengganggu mental seseorang dengan sistem imun dan sistem endokrin.
Stres dapat menyebabkan perubahan sistem imun, sistem endokrin dan otak.
Stres akan mengaktifkan axis pituitary - adrenal, sehingga katekolamin dan hormon glukokortikoid dari kelenjar adrenal meningkat.

Kelenjar pituitary mengeluarkan ACTH ( Adreno corticotropic hormone ) yang dikontrol oleh hipothalamus yang mengeluarkan CRF ( Corticotropine releasing factor ), yang akan merangsang kelenjar adrenal mengeluarkan glukokortikoid.

Pada stres, aktivasi sistem simpatik akan menyebabkan keluarnya katekolamin.
Stres fisis dan psikososial juga akan meningkatkan opioid endogen yang bertindak sebagai imuno modulator sehingga akan meningkatkan ambang rangsang sakit.

Bila keadaan seseorang terikat atau terbelenggu oleh keadaan stres yang berkepanjangan ( kronik ) dan stres subkronik dapat memicu timbulnya kerentanan terhadap bakteri, virus, dan bukan tidak mungkin tumorpun akan tumbuh dengan cepat.
Pada kasus infeksi, sel-sel imun yang bertanggung jawab terhadap kekebalan seseorang yaitu sel natural killer, limfosit T, neutrofil, dapat menurun tajam.

Pada keadaan depresi, didapatkan serum kortisol naik dan terjadi gangguan gambaran sirkardian sekresi kortisol, akibat sekresi kortisol tidak peka ( dexamethasone ).
Pada kasus stres juga didapati hormon prostaglandin meningkat dan mengakibatkan gangguan dan perubahan aktivitas sel-sel makrofag, monosit dan neutrofil.

Jadi pada pasien yang datang berobat dengan keluhan-keluhan yang bervariasi dan tak jelas ujung pangkalnya, tidak bisa dilihat dari sudut organisnya saja,tetapi faktor psikis yang dapat mempengaruhi organisnya perlu dilihat, serta faktor sosiokultural ( lingkungan ) yang biasanya ikut terkait, perlu diperhatikan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Senin, 20 Juni 2011

Obat sebagai tampilan gaya hidup modern.

Satu lagi kebiasaan yang tampak anah, tetapi terkesan modern, yaitu gaya hidup masyarakat perkotaan yang tak mau jauh dari obat-obatan.
Obat seakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia masa kini.
Manusia terus bergantung dengan obat, padahal tidak semua penyakit membutuhkan obat, karena nyatanya apa yang kita yakini sebagai sakit justru adalah sebuah gejala.

Manusia modern terbiasa menggunakan obat bukan untuk mengobati, tetapi justru obat tampil sebagai hidup modern.
Manusia modern butuh cantik dan perkasa bukannya sehat, lebih memilih citra ketimbang tampil bugar.
Obat dan gaya hidup sudah menjadi kesatuan dari masyarakat perkotaan yang ingin semuanya serba instan, serta dipengaruhi budaya pencitraan.

Keadaan sang waktu yang memaksa dan tingkat stres yang tinggi membuat masyarakat perkotaan cenderung untuk beralih ke obat-obatan.
Untuk meningkatkan kemampuan fisik, misalnya karena tak punya waktu untuk berolah raga, mereka lebih memilih mengonsumsi obat-obatan sebagai penambah tenaga.
Tekanan psikis dan tuntutan hidup di perkotaan akan mempersempit waktu istirahat untuk tidur, terutama bagi pekerja dengan beban kerja yang tinggi.
Tak hanya masalah sempitnya waktu untuk istirahat tidur, susah tidur ( insomnia ) pun adalah sesuatu yang terlihat biasa didengar oleh masyarakat modern.
Kurang tidur dapat memicu emosi kita kelevel lebih tinggi, mudah tersinggung dan depresi, sehingga cara untuk mengatasinya tidak sedikit dari masyarakat modern menjadikan obat-obatan sebagai bantuan pelipur lara untuk mendapat ketenangan hidup.

Citra diri yang ingin tampil prima dapat mendorong kearah masyarakat kota akrab dengan obat-obat pelangsing, obat-obat kuat untuk kejantanan laki-laki, karena besarnya pencitraan bahwa kejantanan laki-laki ditunjukkan dari kemampuan seksualnya, akibatnya banyak diantara mereka yang menjadikan obat bukan untuk mengobati tetapi menjadi suatu gaya hidup tanpa mempertimbangkan efek sampingan yang bisa ditimbulkan dari penggunaan obat-obat tersebut.

Sebelum kita mengonsumsi obat-obatan untuk kebutuhan gaya hidup, kita harus mengenal obat gaya hidup terlebih dahulu.
Yang namanya obat dengan alasan apapun tetap adalah racun.
Obat bagai pedang bermata dua, disamping manfaatnya untuk mengobati, obat juga bisa menjadi ancaman apabila tidak digunakan secara rasional.

Salah satu tuntutan dari masyarakat modern, bukan hanya ingin tampil sehat tetapi ingin tampil menarik, celakanya demi mengejar ambisinya untuk tampil menarik, mereka kerap mengorbankan kesehatannya dalam jangka panjang.
Bentuk tubuh yang langsing menjadi idaman semua orang.
tetapi sayangnya untuk mendapatkan tubuh yang langsing itu diperoleh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Bukannya olah raga untuk membakar kalori, mereka malah memilih jalan pintas " obat-obatan " sebagai jalan menuju langsing.
Penggunaan obat pelangsing secara medis memang tidak dilarang, tetapi harus ditempatkan sedemikian rupa dan dipakai secara proporsional, mengingat makin banyaknya obat pelangsing yang beredar, namun tidak memenuhi syarat klinisnya.

Secara sederhana, cara kerja obat pelangsing membuang lemak tubuh dan menekan selera makan.
Obat pelangsing banyak macamnya didunia kedokteran, tetapi obat pelangsing yang direkomendasikan dari sudut pandang ilmu kedokteran hanya 3 jenis saja yaitu :
1. Obat pelangsing yang bekerja menghambat enzim pencernaan.
Obat itu bekerja pada saluran pencernaan dengan cara menghambat penyerapan lemak.
Lemak dilarutkan bersama obat yang kemudian dikeluarkan bersama feses ( kotoran ).

2. Obat pelangsing yang bekerja mengatur dan membatasi napsu makan.
Obat itu bekerja pada susunan saraf pusat ( SSP ), yaitu dengan mengendalikan napsu makan seseorang.

3. Obat pelangsing yang membuat pengosongan lambung lebih lama.
Obat itu bekerja pada lambung dengan cara memperlambat proses pengosongan lambung, sehingga rasa lapar datang lebih lama.

Menurut sudut pandang orang perkotaan, obat pelangsing yang bagus itu jika dikonsumsi langsung dengan cepat memberikan efek, yaitu turunnya berat badan yang banyak dalam jangka waktu yang singkat.
Hal seperti itu sama sekali tidak dibenarkan.
Obat pelangsing bekerja dengan membakar lemak, sementara jika terjadi pembakaran secara cepat artinya pembakaran tersebut tidak sempurna,sehingga menghasilkan produk pembakaran yang tidak sempurna pula.
Dan hal seperti itu malah akan membuat munculnya berbagai penyakit yang tidak diinginkan.

Secara medis obat pelangsing bekerja secara pelan, yaitu 4 - 6 bulan.
Dengan perkiraan penurunan berat badan sekitar 10 - 20 persen.
Dalam memberikan respons, masing-masing individu akan mengalami hal yang berbeda, namun efek sampingan dari obat yang telah direkomendasikan oleh dokter teruji keamanannya.
Biasanya hanya keluhan ringan yang muncul seperti pusing dan mual.
Untuk meminimalisir efek sampingan itu dengan cara penyesuaian dosis atau penyesuaian cara minum.

Dengan banyaknya permintaan akan obat pelangsing ini membuat banyak toko yang menawarkan obat pelangsing, seperti memasarkan lewat jaringan internet.
Banyak yang memasukkan kandungan obat yang belum tentu dapat dibenarkan secara klinis, seperti dari golongan diuretik ( furosemid, aldacton ) , obat-obat golongan ini sangat berbahaya secara medis dan dilarang digunakan untuk pelangsingan badan.
Obat dari golongan diuretik bekerja dengan cara mengurangi cairan.
Setelah cairan terbuang dan pasien mengalami dehidrasi, kemudian barulah akan terjadi pembakaran lemak.
Tetapi bagaimana jika si pasien mengalami dehidrasi akibat diuretik itu ?
Bukanya membuat tubuh jadi langsing untuk kesehatan, justru malah menimbulkan penyakit seperti gagal ginjal dan dapat mengancam nyawa, seharusnya untung malah jadi buntung.
Golongan diuretik ini selain mampu membuat dehidrasi, sifat kerjanya yang mengurangi cairan dapat merusak keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Jika elektrolit dalam tubuh terganggu, maka akan mengganggu sistem organ tubuh yang lainnya juga.
Sebagai contoh soal salah satu elektrolit yang penting adalah kalium yang berfungsi sebagai proses hantaran listrik di organ jantung, jika obat pelangsing merusak keseimbangan elektrolit termasuk kalium, maka akan terjadi gangguan di organ jantung, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Selain obat dari golongan diuretik, terkadang didalam campuran obat pelangsing itu terdapat suplemen tiroid, dan ini juga penggunaannya sangat dilarang keras, dikarenakan obat-obatan tiroid akan memicu kerja jantung serta terjadi peningkatan metabolisme tubuh.
Dan hal ini akan menyebabkan efek sampingan keseluruh tubuh.

Obat pelangsing memiliki dua peranan :
1. Dapat difungsikan untuk pasien yang memiliki kepatuhan pengobatan jelek.
2. Sebagai pelengkap.
Obat dapat difungsikan pada pasien yang telah melakukan terapi gizi dan olah raga, namun tidak ada perubahan terhadap tubuhnya.

Selain memperhatikan 2 hal tersebut, perlu juga memperhatikan penyakit yang dimiliki pasien pada saat itu.
Jika seseorang memiliki suatu penyakit atau sedang minum obat dalam pengobatan penyakitnya yang kontraindikasi terhadap obat tersebut, dilarang untuk menggunakan obat pelangsing, dikarenakan dapat membuat makin parah penyakitnya.

Masyarakat modern khususnya di wilayah perkotaan, menjadi sasaran empuk alias target obat kuat.
Kalau kita lihat di kawasan jabotabek, hampir disetiap pinggir jalan terpampang iklan atau toko obat yang menawarkan obat-obat untuk pendongkrak seks ( toko obat kuat ).
Disadari atau tidak, pola hidup masyarakat modern terlihat jauh dari kesan sehat, dan ini menyebabkan makin banyaknya penderita penyakit diabetes, kanker prostat, jantung, ginjal, hati dan sebagainya.
Semakin kompleksnya masyarakat madern juga menimbulkan berbagai macam penyakit psikologis seperti depresi, stres, yang memang dalam masyarakat pedesaan gangguan semacam ini jarang ditemukan.
Hal seperti ini memicu timbulnya gangguan disfungsi ereksi, sehingga kebutuhan akan obat kuat meningkat seiring dengan kondisi yang dihadapi.

Maraknya film porno makin menambah beban bagi laki-laki.
Dimana dalam film semacam itu biasanya digambarkan bagaimana bisa berhubungan seksual dalam jangka waktu yang lama, padahal yang ditayangkan itu hanya rekayasa.
Laki-laki yang marasa mempunyai tanggung jawab lebih tersebut maka akan melakukan cara-cara tersendiri untuk tetap bisa menunjukkan superioritasnya.
Salah satunya dengan menggunakan obat kuat yang dalam iklannya dikatakan dapat tahan lama, ditanggung puas, tokcer dan seterusnya.

Mengenai pengertian istilah " obat kuat " lebih tepat diartikan sebagai obat erektogenik, yaitu obat yang membuat ereksi menjadi baik, ejakulasi tidak cepat terjadi.
Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan seksual.
Istilah obat kuat terlahir dari masyarakat awam dengan tanpa pengertian yang jelas.
Istilah itu semakin sering digunakan oleh berbagai produk yang dianggap dapat mengatasi segala bentuk disfungsi seksual.
Padahal penanganan disfungsi seksual tergantung pada jenis, penyebab dan sesuai daya kerja obat terhadap komponen fungsi seksual yang terganggu.
Semua bahan obat erektogenik yang tidak mempunyai evidence base atau scientific clinical base ( dasar uji klinis ), seharusnya tidak layak digunakan dalam pengobatan.
Sampai saat ini bahan erektogenik yang diakui secara internasional adalah sildenafil sitrat, vardenafil, tadalafil dan udenafil.
Makin menjamurnya produk jamu perlu diwaspadai dikarenakan sering terjadi penipuan mencampur herbal dengan bahan kimia erektogenik ( biasanya sildenafil ).
Sampai saat ini belum ada jamu murni yang bermanfaat efektif seperti bahan obat kimia erektogenik.
Hati-hati obat yang beredar di sejumlah toko obat liar mengandung kafein berdosis tinggi.
Akibatnya bukan ereksi atau ejakulasi yang akan terobati, penggunanya malah akan terserang penyakit jantung.
Kadar kafein yang tinggi dapat menimbulkan gangguan pembuluh darah, mengakibatkan detak jantung tidak stabil.

Suasana hati yang tidak tenang, stres akibat beban kerja yang tinggi, apalagi ditambah dengan masalah kemacetan yang setiap hari ditemui, kerap membuat masyarakat perkotaan kesulitan dalam memperoleh tidur yang berkwalitas.
Tidur memiliki peran yang tidak sedikit bagi manusia.
Gangguan tidur dapat mempengaruhi daya tahan tubuh dan stabilitas emosi.
Suasana seperti ini membuat masyarakat perkotaan mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi obat tidur dan pada akhirnya bersama obat tidur menjadi suatu teman sejati.
Sedangkan obat tidur yang digunakan tanpa resep dari dokter adalah sangat berbahaya.
Obat tidur dapat menyebabkan depresi napas dan berpotensi kematian.

Semua orang ingin tampil cantik dan awet muda, seiring dengan bertambah majunya teknologi medis dibidang kecantikan, rahasia cantik hadir melalui obat dan kosmetika.
Dampak lanjutannya konsumen masa kini mencoba menggunakan berbagai obat-obatan dan kosmetika yang dianggap mampu membuat awet muda dan cantik.
Tetapi pada akhirnya selalu saja melupakan aspek kesehatan.
Menjamurnya produk-produk pemutih yang menawarkan perawatan setinggi gunung seribu janji, seakan membenarkan bahwa putih itu selalu cantik.
Akibatnya perempuan yang menginginkan tampil dengan wajah cantik menjadi korbannya.
Maka terjadilah produk pemutih itu menjadi benda yang paling dicari kaum hawa untuk melengkapi kecantikannya.
Dengan harapan kulitnya akan seputih dan secerah seperti model iklan di televisi.
Pemakaian pemutih jika tidak diperhitungkan dengan nalar yang baik akan membahayakan kulit si pemakai seperti hidrokuinon, dan asam retinoic.
Pemutih hanya diberikan untuk kulit yang bermasalah seperti hiperpigmentasi ( perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari warna kulit asli ).
Penyebabnya bisa karena paparan sinar matahari yang terus menerus dan kuat, genetik, pil kontrasepsi, efek salah kosmetik, atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Jadi masyarakat modern selama ini menjadikan obat bukan untuk tujuan mengobati, tetapi sebagai gaya hidup yang tanpa mempertimbangkan efek sampingan yang bisa ditimbulkan dari penggunaan obat-obat tersebut.
Akibatnya penyakit makin marak dan beranak pinak.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Rabu, 08 Juni 2011

Mulut manis " berbisa ", Mulut bau " berduka ".

Bau mulut atau halitosis memang menjadikan hati tidak tentram dan jiwa tidak tenang.
Pasalnya bau mulut merupakan suatu stigma sosial dan kendala yang sangat besar dalam pergaulan, terutama bila bau napas yang busuk, berat dan menetap.
Terkadang teman bicara jarang sekali berani terus terang mengatakan kepada penderita kalau napasnya beraroma tak sedap, dan penderita sendiri biasanya tidak menyadari dengan keadaan dimulutnya.

Pada beberapa kasus yang cukup parah, ada rasa tidak nyaman dalam mulut atau penderita menyadari setelah melihat reaksi orang.
Ada beberapa penderita merasa malu dan agak menutup mulutnya pada waktu bicara dengan orang lain.
Dengan mengetahui napasnya bau dan menyadari kalau baunya ini tercium orang, penderita biasanya mencari tahu apa penyebabnya.

Penyebab yang paling sering berasal dari mulut sendiri.
Bila tidak ditemukan bukti-bukti nyata dari mulut sendiri, maka perlu dicari penyebab lain di luar mulut.
Untuk membedakan antara faktor-faktor oral ( mulut ) dan ekstraoral ( diluar mulut ), dapat dilakukan cara sederhana yaitu dengan menutup mulut dan meniup napas lewat hidung.
Bila bau napas tetap ada, maka bau tersebut bukan berasal dari mulut.
Atau dengan cara sebaliknya yaitu menjepit hidung dengan jari dan dilanjutkan dengan meniup napas lewat mulut secara perlahan-lahan.
Setelah penyebab dasarnya dikenali, maka dapat dimulai dengan suatu pengobatan spesifik.

Pada garis besarnya penyebab bau mulut dibedakan :
1. Faktor-faktor lokal ( normal atau abnormal ).
2. Faktor-faktor sistemik ( normal atau abnormal ).
3. Obat-obatan.
4. Mulut kering.

Faktor-faktor lokal normal / fisiologik.
Napas berbau setelah bangun tidur, terutama disebabkan oleh terhambatnya aliran ludah dan gerakan dari struktur-struktur mulut.
Pengelupasan epitel tidak terjadi dan saliva residu akan membantu pertumbuhan bakteri, menimbulkan suatu lapisan putih lunak pada lidah dan gigi.
Bau mulut ( halitosis ) pada saat bangun tidur akan lebih parah pada orang tua, bila higiene ( kebersihan ) mulut buruk, juga pada perokok ( terutama perokok cerutu ), dan pemakai gigi palsu, terutama yang tetap menggunakan gigi palsunya selama tidur.

Noda nikotin pada gigi dan mulut membuat napas perokok berbau.
Bau dapat bertahan lebih lama, lebih dari 8 jam.

Makanan berbumbu atau berbau kuat seperti bawang putih, bawang merah, petai, jengkol, meninggalkan bau pada sel-sel dalam mulut dan esofagus, berjam-jam setelah makanan dicerna, menyebabkan napas bau.
Muntahannya juga berbau dan baunya bertahan berjam-jam.

Faktor-faktor lokal abnormal / patologik.
Diantara faktor-faktor lokal abnormal yang dapat menimbulkan bau mulut adalah higiene ( kebersihan ) mulut yang buruk, penyakit gusi kronik dan infeksi mulut.
Daging, ikan, dan produk-produk susu yang berisi asam amino yang mengandung sulfur dalam jumlah besar, dua spesies dari flora normal mulut seperti fusobakteria dan peptostreptokokus menghasilkan gas-gas yang mengandung sulfur yang menimbulkan bau busuk.

Pada keadaan sariawan juga dapat disertai bau mulut, misalnya gingivostomatitis ulseratif akut ( infeksi vincent ) mempunyai ciri khas bau logam yang khas, merupakan ciri penting dari diagnostik.
Ulkus-ulkus mulut, lepuh, atau bercak putih pada mukosa perlu dicari dan diperiksa seperlunya.
Bila tidak ditemukan, maka kondisi-kondisi lokal lainnya, misalnya sinusitis maksilaris kronik dengan postnasal drip, infeksi hidung kronik, tonsilitis, faringitis, infeksi saluran napas, kanker hidung dan tenggorokan dengan infeksi sekunder perlu dicari.

Jika mulut beraroma busuk atau bau busuk yang menyengat seperti tinja ( feses ) disini terjadi hubungan antara usus besar dengan lambung, namun hal seperti ini jarang terjadi, dan biasanya disebabkan oleh kanker lambung, kanker usus, atau divertikulitis ( peradangan ulseratif dari usus ).

Faktor-faktor sistemik normal.
Bahan-bahan makanan yang diekskresi ( dikeluarkan ) melalui paru-paru seperti bahan yang berasal dari bawang, lokio, radish, dan alkohol.
Disamping baunya yang khas, alkohol juga menyebabkan dehidrasi dengan berkurangnya aliran saliva ( liur ), yang akan mencegah pembersihan mulut oleh saliva ( liur ).
Bau akan lebih busuk bila terdapat sirosis.
Vegetarian akan lebih jarang mengalami bau mulut ( halitosis ) dibandingkan dengan pemakan daging, karena produk akhir nitrogen yang dihasilkan lebih sedikit.
Pada keadaan kurangnya asupan makanan atau pada keadaan kelaparan, timbul ketosis dan asidosis yang disertai dengan bau aseton akibat pemecahan simpanan lemak tubuh untuk dapat memenuhi kebutuhan energi.

Bila produk-produk buangan menumpuk lebih cepat dari pada kecepatan pembuangannya, misalnya pada keadaan kelelahan hebat atau uremia, maka dapat timbul halitosis ( bau mulut ) non-spesifik.
Isi lambung tidak dapat menimbulkan halitosis, kecuali pada keadaan kembung dan muntah, karana esofagus biasanya dalam posisi tertutup terhadap lambung.
Konstipasi ( sembelit ) pernah diduga sebagai penyebab halitosis, namun hal ini tidak dapat dibenarkan.

Faktor-faktor sistemik abnormal / patologik.
Penyebab-penyebab sistemik cukup banyak, karena banyak penyakit disertai pula dengan bau napas yang busuk.
Bau napas pada diabetes melitus mempunyai ciri bau yang manis dari aseton, yang akan menghilang bila penyakit terkontrol dengan baik.
Infeksi dada seperti abses paru, bronkiektasis, atau tuberkulosis lanjut menimbulkan bau yang tidak sedap.
Uremia menimbulkan halitosis bau amonia atau kemih.
Kegagalan hati disertai dengan bau manis yang mengendap seperti bau darah yang membusuk.
Kondisi-kondisi lain yang disertai dengan halitosis termasuk diskrasia darah, gangguan gizi seperti skorbut, demam, dehidrasi, toksemia dan retikulosis.

Pada beberapa gangguan psikiatrik, bau napas yang busuk dapat menjadi keluhan utama.
Bila halitosis tidak ditemukan, dan semua pemeriksaan adalah negatif, maka perlu dipertimbangkan keadaan obsesi atau paranoid.
Diagnosis akan didukung oleh ciri-ciri lainnya.

Obat-obatan.
Obat-obatan juga dapat menimbulkan bau napas yang tidak sedap.
Obat-obatan dapat melalui 3 cara untuk bisa menimbulkan bau napas yang busuk.
1. Dengan cara mencegah sekresi saliva.
2. Bila obat diekskresikan dari paru-paru.
3. Dengan mengganti flora bakteri dalam mulut.

Anti histamin, anti depresan, fenotiazin, penenang, dan obat-obat anti kolinergik seringkali menekan aliran saliva.
Walaupun dimetilsulfoksida ( DMSO ) tidak berbau dan tidak berwarna, bila dioleskan pada kulit ( misalnya untuk meredakan nyeri otot ), namun obat ini akan diabsorpsi dan diubah dalam tubuh menjadi dimetil sulfida, yaitu esens dari bawang putih, dan akan terdeteksi di mulut setelah pengolesannya.
Bau dapat menetap hingga 3 hari setelah pengolesan.
Kulit juga dapat mengeluarkan bau serupa.
Penderita yang mendapat amil nitrit, kloral hidrat, ataupun obat-obatan dengan dasar yodium juga akan mengalami halitosis spesifik obat.
Obat-obat yang mampu mengubah komposisi flora bakteri mulut termasuk antibiotik, dapat menimbulkan kandidiasis dengan halitosis sekunder.
Obat-obat anti kanker ( misalnya daktinomisin dan metotreksat ) juga dapat menyebabkan kandidiasis, ulkus mulut, perdarahan gusi, dan mulut kering dengan halitosis.
Juga dapat ditemukan leukopenia, dan berkurangnya daya tahan terhadap infeksi lokal dan sistemik.

Bau napas juga dapat dipakai sebagai media untuk penegakan diagnosis suatu penyakit.
Akhir-akhir ini para ilmuwan ilmu kedokteran di Amerika Serikat mengembangkan cara baru untuk mendiagnosa penyakit secara non-invasif yaitu dengan mendeteksi lewat embusan bau napas dari si penderita.
Cara ini mempunyai tingkat akurasi 99 persen.
Pemeriksaan pada embusan napas ini menggunakan peralatan diagnosa yang terdiri dari beberapa cermin dan sumber sinar laser.
Cermin-cermin itu dipasang pada posisi yang tepat sehingga sinar laser yang ditembakkan akan memantul berulang kali sehingga menyentuh setiap molekul udara yang diembuskan pasien.
Teknik ini dapat memberi gambaran yang luas tentang beragam molekul yang ditemukan dalam embusan napas.
Senyawa molekul yang ditemukan itu dapat menunjukkan berbagai penyakit termasuk kanker, asthma bronchiale, diabetes melitus dan gagal ginjal.
Disini ketika manusia mengembuskan napas, tidak saja mengeluarkan gas yang tidak diperlukan, seperti karbon dioksida, tetapi juga senyawa yang dihasilkan dari metabolisme sel dalam tubuh.
Untuk mendeteksi ada tidaknya kanker, pasien disuruh mengembuskan napasnya pada spektrometer, disini jika ada sel tumor akan menghasilkan senyawa organik yang mudah menguap pada tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan sel yang sehat.
Dari hasil penelitian bau napas manusia yang menunjukkan adanya fungsi abnormal, seperti metilamin dihasilkan tubuh dalam jumlah lebih tinggi pada penderita penyakit ginjal dan hati.
Amonia dihasilkan ketika terjadi kegagalan ginjal atau peningkatan kadar aseton yang disebabkan diabetes melitus.
Pada pasien penderita asthma bronchiale tubuhnya akan memproduksi sangat banyak nitrik oksida dan mengeluarkannya dalam napas.
Sedangkan bagi perokok mengembuskan gas karbon monoksida dalam tingkatan yang tinggi.

Cara untuk mengatasi bau mulut bergantung dari penyebabnya.
Ada beberapa yang perlu mendapat perhatian lebih seperti kebersihan ( higiene ) mulut, diet, merokok dan konsumsi alkohol.

Pada individu dengan dasar gangguan psikiatrik, keluhannya tidak objektif, perlu dirujuk ke psikiater.

Perawatan gigi secara teratur.

Bila memakai gigi palsu, harus memelihara peralatannya dalam keadaan bersih, melepas gigi palsunya pada malam hari.

Permen karet bebas gula atau perangsang liur lainnya dapat membantu meningkatkan efisiensi mekanisme pembersihan mulut.

Obat kumur tidak diperbolehkan dikarenakan dapat membuat mukosa mulut menjadi kering dan dapat memicu infeksi di rongga mulut.

Peppermint, kayu manis, aniseed, dan zat pewangi mulut lainnya cukup efektif, namun hanya bertahan sekitar 20 menit saja sebelum dilarutkan oleh saliva.

Klorofil tablet atau cair dapat juga membantu.

Jadi dengan bau mulut, kita dapat memahami bagaimana hubungan perasaan dengan orang lain, bagaimana proses pencernaan kita, bagaimana metabolisme tubuh bekerja dan apakah ada penyakit yang menyertainya.
Dengan mengetahui permasalahan bau mulut, dapat mengembalikan kita ke jalan menuju sehat.
Trimakasih, Tuhan memberkati.