Rabu, 23 November 2011

Apakah kucing selalu malang, meski disayang.

Hewan piaraan yang bernama kucing ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita, bahkan sampai ujung bumi pun hewan ini dikenal.
Kucing cukup banyak penggemarnya dari anak-anak sampai orang dewasa.
Namun hewan yang lucu ini, banyak menyimpan permasalahan didalam tubuhnya.
Menurut penelitian terakhir menunjukkan, bulu kucing menyimpan semacam toksin sebagai biang keladi penyebab meningkatnya risiko penyakit eksema pada bayi yang baru dilahirkan.
Pada mulanya peneliti di Amerika Serikat hanya penasaran dengan melihat banyaknya bayi yang mengalami eksema di tengah keluarga yang memelihara kucing.
Para peneliti terpanggil untuk mencari jawabannya.
Lalu mengikuti perkembangan sekitar 486 bayi di AS sejak mereka dilahirkan.
Kemudian mengikuti perkembangan selama satu tahun.
Para bayi yang dilahirkan ditengah binatang piaraan kucing, serta bayi yang dilahirkan dengan tanpa binatang piaraan.
Hasil yang diperoleh, lebih dari 27 persen dari 134 anak yang lahir di tengah lingkungan yang memelihara kucing, menderita eksema pada usia satu tahun.
Jumlah itu lebih besar dibandingkan anak yang lahir tanpa didampingi hewan peliharaan tersebut.
Tepatnya, dari 286 anak yang lahir tanpa kucing dirumah, hanya sekitar 17,8 persen yang terkena eksema.
Namun sebaliknya, dari 76 bayi yang dilahirkan dirumah yang memiliki dua atau lebih hewan piaraan anjing, hanya 10 anak yang terkena eksema atau sekitar 13,2 persen.
Jumlah itu lebih kecil dibandingkan anak yang lahir tanpa hewan piaraan anjing dirumah mereka, yaitu 22 persen atau 71 anak dari 324 anak.

Dari hasil penelitian ini kita memperoleh gambaran bahwa, hewan piaraan adalah sumber ( media ) terbaik bagi satu persenyawaan yang disebut endotoksin.
Jika seorang anak sudah terkena endotoksin diawal kehidupannya, mungkin sistem kekebalan tubuhnya akan terganggu, sehingga tidak bisa mengembangkan profil alerginya lagi.
Penelitian ini masih memerlukan pengkajian lebih jauh, terutama jika dikaitkan alergi hewan piaraan dengan beberapa penyakit penyebab alergi seperti asthma bronchiale dan rhinitis alergika.
Mengingat banyak data tentang alergi yang masih kontradiktif dengan penemuan ini.
Penelitian ini sangat menarik, tetapi belum menjadi suatu kesimpulan, karena terlalu dini untuk mengetuk palu.
Sedangkan banyak persoalan lain yang menyangkut kaitan antara hewan piaraan dengan penyakit atopik, eksema.
Para peneliti juga mengatakan kita harus hati-hati dalam memutuskan pembersihan ( pemusnahan ) hewan piaraan dari lingkungan rumah, karena anak-anak yang sekarang terbiasa dengan bulu kucing dan anjing, kemungkinan malah bisa mengembangkan sistem kekebalan tubuhnya terhadap alergi di usia dewasa dikemudian hari.
Walaupun begitu tetap diakui bahwa kucing adalah hewan yang paling banyak menyebabkan alergi ketimbang hewan piaraan lainnya.

Di AS, hewan kucing dapat memperburuk penderita asthma bronchiale hingga 40 persen.
Selain itu bulu, kotoran kucing yang sudah kering juga menjadi tempat berkembang biak paling nyaman bagi toksoplasma.

Eksema sendiri, salah satu jenis alergi yang banyak diderita anak-anak.
Eksema berasal dari bahasa Yunani, eczema, yang artinya mendidih, kata itu menggambarkan rasa dan kondisi pada penderita eksema akut, selain terasa sangat panas juga sangat gatal.
Rasa seperti itu diderita oleh satu dari tiap lima anak dan satu dari tiap dua belas orang dewasa.

Gen penyebab eksema telah diketahui sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, tetapi masih sulit untuk dianalisa.
Pada penelitian terbaru gen itu ternyata memproduksi protein filaggrin yang berfungsi melindungi kulit luar.
Filaggrin biasanya bertumpuk di lapisan kulit paling luar.
Ia berfungsi mencegah masuknya bakteri dan virus, sekaligus menjaga kadar air agar kulit tidak kering.
Kurang atau tidak adanya filaggrin menyebabkan kulit sangat kering dan pecah-pecah.
Jika tidak hati-hati, kondisi ini bisa berkembang ke arah eksema.

Kucing juga sudah lama menjadi peringatan khususnya bagi ibu hamil.
Ibu hamil selalu diingatkan agar jangan terlalu berakrab-akraban dengan hewan yang bernama kucing.
Sebab kista parasit yang menempel pada bulu hewan ini akan membahayakan si jabang bayi dalam kandungan.
Disini disarankan juga selain kucing yaitu anjing, sapi, babi, ayam, burung, dan jenis unggas yang lain.
Ibu hamil yang terinfeksi kista parasit dari hewan kesayangan ini, bayinya akan lahir cacat.
Hal ini khusus untuk kandungan yang usianya sudah enam bulan ( 24 minggu ) ke atas.
Sedangkan bagi yang usia kandungannya masih muda akan menyebabkan keguguran ( abortus ). Abortus akan menyerang ibu hamil pada trimester pertama.
Sedangkan bila terkena pada ibu hamil trimester ke dua, maka anaknya akan menderita hydrocephalus ( kepala membesar ), kebutaan, dan gangguan sarap.
Kista parasit ini akan hidup subur dalam otak manusia.
Jadi kalau otak manusia sudah terkena kista, maka tingkat kecerdasannya pun akan ikut terganggu.

Memelihara kucing tidak ada salahnya bagi yang menyukai, tetapi akan dianggap salah jika tubuh menjadi bermasalah akibat si kucing peliharaan yang dianggap tidak salah.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Senin, 21 November 2011

Lelah, Kelelahan, atau Malas.

Ketiga pengertian kata diatas memang hampir mirip, semuanya mengartikan tidak mau melakukan aktivitas atau kurang mau melakukan kegiatan.
Sekilas memang hampir tak terlihat, tetapi sebenarnya berbeda, ibarat sambal terasi berbeda dengan sambal lainnya walaupun sama-sama sambal.
Jadi lain lubuk, lain belalangnya. Lain gatal, lain pula bagian yang digaruknya.
Sekarang marilah kita membahas satu persatu pengertian itu.

Jika seseorang seharian bekerja atau sehabis latihan olahraga atau kerja fisik yang berat yang dirasa sangat menguras tenaga, dan datang ke rumah dalam keadaan lelah itu wajar.
Lelah akibat terkurasnya energi ini, biasa disebut lelah fisik, ini sangat berguna untuk melindungi diri, ibaratnya seperti alarm yang mengingatkan bahwa tubuh perlu istirahat.
Dengan istirahat yang cukup rasa lelah akan lenyap.
Namun jika begitu bangun tubuh masih merasa lelah, itu baru tidak wajar, artinya ada yang tidak beres dengan kondisi tubuh orang tersebut.
Dengan kata lain, itu bukan sekedar lelah, tetapi kelelahan.
Kelelahan ini biasanya disebabkan oleh gejolak emosi, seperti rasa bosan, rasa bersalah, atau cemas.
Yang seperti ini disebut juga kelelahan kronis dan ini baru menjadi masalah, soalnya akan lebih susah untuk diatasi.
Di pasaran banyak dijumpai penjual jenis obat-obatan pengusir rasa lelah, namun obat-obat pemacu energi semacam itu sama sekali tidak bermanfaat, energi semakin terkuras dan malah akan bertambah merasa letih.

Kelelahan ini, menurut hasil penelitian Dr. Karin Olson dari Universitas Alberta, Edmonton, Kanada, kerap dibarengi dengan depresi, sulit konsentrasi, cemas, susah tidur, dan lebih sensitif dari biasanya.
Untuk tindakan pemulihannya, diperlukan penanganan khusus, kalau cuma sekedar tidur atau olahraga saja, jelas tidaklah cukup.
Sebab kelelahan adalah gabungan masalah fisik dan psikis yang umumnya sudah berlarut-larut.
Untuk mengurai permasalahan ini perlu bantuan konsultasi psikolog.
Secara bertahap proses pemulihan dapat teratasi, sehingga dapat mengembalikan motivasi kerja seperti sediakala.

Kita mengenal juga yang namanya kelelahan mental ( nervous breakdown ), yang ini termasuk dalam fase pradepresi.
Orang tipe ini sering tak bersemangat dalam melakukan segala jenis kegiatan atau aktivitasnya.
Sungguh menyedihkan, sampai-sampai romantika dalam kehidupannya pun sudah tak tersisa lagi.
Orang seperti ini biasanya sering menunjukkan gejala-gejala fisik seperti tidak bisa mengendalikan matanya yang terus-menerus berkedip, dan sering mengerutkan otot wajahnya.
Saat sedang membaca, tenggorokan merasa terganggu dan otot-otot wajah menegang.
Biasanya penderita neurosis seperti ini tidak mampu mengatasi ketegangan sarapnya, karena mengalami ketidakdewasaan emosional.

Orang yang tidak memiliki gairah untuk beraktivitas gejala semacam ini biasanya dikira karena lelah, kelelahan atau yang terakhir orang tersebut memang pemalas yang dalam ilmu psikologi dimasukan sebagai salah satu bentuk perilaku.
Dalam kamus bahasa Indonesia malas diartikan sebagai tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu, segan, tidak suka, tidak bernafsu.
Dalam hal sering menunda pekerjaan atau menyelesaikan tugas tetapi tidak sesuai waktu yang sudah ditetapkan saja sudah bisa disebut sebagai perilaku malas.
Akibat perilaku seperti ini sudah tentu penurunan produktivitas yang bersangkutan.
Di jaman sekarang semuanya harus dilakukan serba cepat dan tepat, perilaku malas jelas sangat merugikan yang bersangkutan.
Sebab pada era ini berlaku sistem nilai, siapa yang mampu dan produktif, akan menjadi yang terbaik dan termasuk orang yang berhasil.
Tetapi perilaku malas ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah.
Perilaku malas terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan, karena tidak memiliki motivasi untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan itu.

Dalam ilmu psikologi seseorang berperilaku tertentu karena adanya energi yang mendorongnya untuk berperilaku.
Energi inilah yang disebut motivasi, yaitu hal yang mendorong seseorang bertingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi dipengaruhi oleh suatu sikap yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.
Sikap bisa positip, bisa juga negatip, hal itu timbul karena adanya persepsi atau pemberian makna terhadap suatu objek atau peristiwa.
Persepsi atau pemberian makna tersebut ditentukan oleh suatu sistem nilai, yaitu suatu patokan untuk berperilaku yang berlaku pada suatu lingkungan tertentu.
Sistem nilai yang tertanam dalam diri seseorang ini dipengaruhi oleh budaya, masyarakat, dan orang tua.
Dalam hal ini perilaku malas terjadi lantaran tidak memiliki motivasi.
Sikap malas muncul dikarenakan dibenaknya tertanam persepsi yang salah.
Persepsi semacam itu dapat terjadi dalam keluarga atau lingkungan disekitar yang kurang mendukung.
Sebenarnya perilaku malas dapat dibentuk kembali menjadi tidak malas.
Namun hal itu tergantung manusianya.
Jadi dalam mengubah perilaku seseorang, yang paling mendasar adalah mengubah persepsinya.
Perilaku manusia pada dasarnya dapat diubah.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Sabtu, 19 November 2011

Masalah alergi obat, tubuh atau obat kah yang bermasalah.

Dok, apakah saya ini alergi obat ya ? tanya seorang pasien yang sebelumnya meminum obat sehabis dibelinya dari toko obat.
Alergi memang merupakan keluhan yang umum dan dapat disebabkan oleh segala hal, termasuk obat-obatan.
Alergi berarti kepekaan terhadap suatu zat yang biasanya dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman.

Obat sendiri adalah suatu substansi kimia atau campuran beberapa bahan yang digunakan untuk pemeriksaan, pencegahan dan pengobatan suatu penyakit atau gejala dari suatu penyakit.
Terkadang cukup sulit untuk membedakan antara obat dan " bahan kimia lain ", karena berbagai macam bahan kimia sering ditambahkan pada makanan atau minuman, misalnya pewarna, perasa ( flavours ) atau pengawet.

Reaksi simpang obat ( RSO ) atau adverse drug reaction didefinisikan sebagai suatu reaksi yang tidak diharapkan yang terjadi pada penggunaan obat dengan dosis standar.
Reaksi simpang obat sangat beragam diantaranya :

1. Reaksi yang dapat timbul pada setiap individu.
- Overdosis : reaksi toksik akibat dosis yang berlebihan atau ekskresi yang kurang atau keduanya.
- Efek samping : efek farmakologis yang tidak diharapkan, timbul pada dosis yang dianjurkan.
- Interaksi obat : pengaruh obat terhadap efektivitas atau toksisitas obat lain.

2. Reaksi yang timbul hanya pada individu yang rentan.
- Intoleransi : ambang rangsang yang rendah terhadap efek farmakologis obat.
- Idiosinkrasi : reaksi abnormal terhadap obat yang berhubungan dengan defisiensi metabolik atau defisiensi enzim.
- Alergi obat : merupakan reaksi dengan dasar imunologis.
- Reaksi pseudoalergi : reaksi dengan manifestasi klinis seperti reaksi alergi tetapi tidak memiliki spesifisitas imunologis.

Reaksi simpang obat bila terjadi pada kulit disebut erupsi obat, dan erupsi obat yang didasari oleh proses imunologis disebut erupsi alergi obat ( EAO ).

Pada suatu penelitian di Belanda menemukan bahwa dalam periode 15 tahun, 4,5 % kasus RSO ( Reaksi Simpang Obat ) terjadi pada anak dan 40 % dari jumlah ini bermanifestasi pada kulit.
Di Indonesia kasus RSO pada anak lebih jarang terjadi ketimbang dibandingkan dengan orang dewasa.
Hal seperti ini kemungkinan disebabkan karena pajanan obat yang lebih jarang, perbedaan status imunologis dan farmakokinetik obat.
Pada proses metabolisme obat, melibatkan juga sistem enzim tubuh yang terdapat pada hati, ginjal, saluran pencernaan dan kulit.
Kulit disini merupakan organ yang aktif secara imunologis, dan jika terjadi penggabungan antara keaktifan metabolik obat dengan imunologik ini akan dapat menerangkan perihal mengapa kulit merupakan organ yang paling sering terpengaruh dalam RSO ( Reaksi Simpang Obat ).

Risiko bisa terjadi alergi obat, bila kelebihan dosis, dosis terlalu besar, pengobatan dalam jangka waktu yang panjang ( lama ) dan kekerapan ( sering ) menggunakan obat akan meningkatkan risiko alergi obat.
Tempat pajanan juga akan mempengaruhi risiko dan jenis reaksi.
Secara umum, lebih mudah terjadi alergi obat pada pemberian secara parenteral dari pada peroral atau topikal.
Cara masuk obat juga menentukan jenis reaksi yang timbul, misalnya antihistamin jarang bersifat alergenik bila diberikan peroral atau parenteral, tetapi sering menyebabkan sensitasi sel T bila diberikan secara topikal sehingga menimbulkan Dermatitis kontak alergi.

Alergi obat lebih jarang terjadi pada bayi dan usia lanjut, mungkin karena imaturitas atau involusi sistem imun.
Variasi individual sangat berpengaruh pada jumlah atau kecepatan pembentukan dan ekskresi metabolit obat yang reaktif.
Kalau kita lihat insiden reaksi simpang obat pada perempuan 35 % lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
Disini kemampuan genetik lebih berperan untuk mengenali determinan antigenik yang merupakan faktor penting pada alergi obat.

Alergi obat pada anak berbeda dengan orang dewasa karena :
- Perbedaan jenis obat yang digunakan.
- Perbedaan status imunologis.
- Perbedaan farmakokinetik obat.

Pada masa bayi, peningkatan kadar obat bebas mungkin disebabkan karena rendahnya protein binding atau fungsi ginjal yang belum sempurna.
Sebaliknya, kemampuan oksidasi hepatik sudah sempurna pada saat bayi dan melebihi kemampuan dewasa selama masa anak, sehingga kadar obat tertentu menjadi lebih rendah.
Kemampuan untuk timbulnya reaksi hipersensitivitas tipe I masih rendah pada masa bayi, sehingga reaksi tipe I jarang dijumpai.
Sekitar 50 % obat yang digunakan untuk anak adalah antibiotik, sehingga obat ini yang paling sering menjadi penyebab alergi obat pada anak.

Di Indonesia reaksi dari alergi obat terbanyak ditemukan pada anak-anak usia kurang dari 14 tahun.
Kasus yang terjadi diantaranya : Fixed Drug Eruption ( FDE ) sebanyak 46 %, Eksantema ( kemerahan seluruh tubuh ) 5 % dan urtikaria ( biduran ) 21 %.
Fixed Drug Eruption ( FDE ) : erupsi ini merupakan satu-satunya reaksi pada kulit yang hanya dapat timbul akibat obat, tidak ada penyebab lain.
Keluhannya gatal-gatal atau rasa terbakar.
Lokasi biasanya pada lapisan dalam bibir ( mucosa bibir ), alat kelamin, wajah dan anggota tubuh tangan atau kaki.
Bentuknya bulat-bulat atau lonjong kemerahan.

Untuk menangani alergi obat, yang terutama adalah penghentian obat yang diduga sebagai penyebab, penanganan selanjutnya sangat tergantung pada keparahan dan manifestasi klinis yang ada.
Alergi obat merupakan akibat yang tidak diinginkan pada setiap pengobatan.
Dan hal seperti ini merupakan tantangan bagi para pelaku pengobatan.
Namun dengan hasil anamnesis ( wawancara ) yang tepat, mengenali manifestasi klinis yang ada, melakukan uji imunodiagnostik, dan memahami kecenderungan setiap obat untuk menimbulkan reaksi tertentu, para pelaku pengobatan akan mampu menetapkan obat penyebab.
Untuk saat ini, strategi penatalaksanaan terbatas pada penghindaran obat dan desensitisasi.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan modern dibidang imunokimia dan metabolisme obat, diharapkan mampu mengurangi frekuensi alergi obat dimasa yang akan datang.
Yang harus diingat dan dicatat bahwa setiap obat dapat menimbulkan reaksi alergi, oleh sebab itu setiap tindakan pemberian obat faktor risiko yang ada perlu dipertimbangkan dengan baik dan hati-hati.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Selasa, 15 November 2011

Alergi dapat mengubah perilaku.

Badan kesehatan dunia World Allergy Organization ( WAO ) melaporkan pada tahun 2010, jumlah penduduk dunia yang mengalami alergi sebanyak 27 persen.
Dari jumlah tersebut, alergi di negara maju mencapai 46 persen.
Sedangkan beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan angka yang belum pasti, namun selalu meningkat setiap tahunnya.
Pada umumnya keberadaan sistem kekebalan tubuh ditujukan untuk menghancurkan senyawa-senyawa membahayakan yang masuk ke dalam tubuh, seperti bakteri, virus, bahkan sel-sel kanker.
Tetapi terkadang sistem kekebalan tubuh mengalami kebingungan, dan akibatnya malakukan kesalahan dan bereaksi terhadap senyawa-senyawa yang sebetulnya tidak membahayakan tubuh.
Hal seperti itulah yang disebut sebagai reaksi alergi.
Senyawa-senyawa yang dimaksud disebut alergen.

Disamping reaksi yang melibatkan sistem kekebalan tubuh tadi, ada juga reaksi yang tidak melibatkan kekebalan tubuh yang disebut intoleransi makanan ( food intolerance ).
Reaksi ini disebabkan oleh zat yang terkandung di dalam makanan langsung mempengaruhi fungsi otak.
Misalnya bahan tambahan seperti pengawet, penyedap rasa, dan pewarna.
Dapat juga disebabkan oleh kontaminasi racun seperti yang dikeluarkan oleh bakteri salmonella, atau histamin pada kasus alergi ikan.
Zat farmakologi yang terkandung dalam makanan itu sendiri, seperti tiramin pada keju, dan kafein pada kopi juga bisa langsung mempengaruhi fungsi otak.
Mengenai masalah alergi dan intoleransi ini sering terjadi salah kaprah.
Seharusnya semua ini disebut reaksi simpang makanan, namun secara umum orang menyebut keduanya alergi.
Padahal sebelum menjalani tes alergi, reaksi yang muncul baru bisa di diagnosa sensitif atau hipersensitif terhadap makanan tertentu.

Pada hasil penelitian baru-baru ini dilaporkan bahwa alergi ternyata tidak hanya berupa gatal-gatal, asthma bronchiale, pilek atau diare yang sudah kita kenal selama ini.
Belakangan alergi makanan diduga dapat menimbulkan gangguan perilaku pada penderitanya.
Seorang anak akan mengalami gangguan perilaku seperti mudah marah, sulit konsentrasi, cepat bosan, pribadi yang sensitif, mudah tersinggung, selalu gelisah tanpa sebab, mengamuk dan rewel.
Setelah 1 jam mengonsumsi makanan seperti keju, susu sapi, telur, ikan laut, tepung-tepungan, monosodium glutamat ( MSG ) dan minuman bersoda ( soft drink ) yang mengandung pemanis aspartam.
Selama ini banyak yang belum mengetahui bahwa makanan dapat mempengaruhi fungsi otak, bahkan menimbulkan gangguan perilaku.
Masalah makanan yang mengganggu fungsi otak ( brain allergy ) ini masih menjadi kontroversi di kalangan para ilmuwan.
Reaksi alergi yang dapat menimbulkan gangguan perilaku bisa saja terjadi, tetapi tidak secara langsung.
Jika alerginya kronis, kemungkinan besar akan cepat memunculkan reaksi dan langsung dapat merubah perilaku, seperti pemarah, tidak sabaran, tidak bisa belajar dan otak juga akan kekurangan oksigen, dikarenakan hidung tersumbat ( mampat ) dan sebagainya.
Selain itu pada saat terjadi reaksi alergi kadar histamin dalam darah meningkat, histamin akan diedarkan ke seluruh tubuh, jika beredar ke sistem pernapasan, akan menyebabkan hidung tersumbat, kontraksi otot-otot bronchus, merangsang produksi lendir, timbul reaksi peradangan dan pada ujungnya munculah apa yang disebut penyakit asthma bronchiale.
Kalau histamin itu beredar dan sampai ke otak, akan langsung mengubah kadar histamin dalam otak.
Histamin berfungsi " membangunkan " otak.
Kalau jumlahnya berlebihan, otak akan semakin terangsang.
Jadi perubahan perilaku merupakan pengaruh tidak langsung dari gejala penyakit tersebut.

Para ilmuwan berpendapat bahwa alergi makanan dapat mengganggu perilaku berdasarkan teori target organ ( organ sasaran ).
Reaksi alergi merupakan manifestasi klinis yang karena proses alergi pada seseorang dapat mengganggu semua organ dan sistem tubuhnya.
Karena setiap orang bersifat sangat individual, maka organ atau sistem tubuh sasaran yang diserang juga bisa berbeda-beda.
Jika yang diserang sistem pernapasan, maka gejala alergi yang muncul berupa batuk, pilek, sesak napas, atau mimisan, sedangkan jika yang diserang sistem pencernaan, maka gejala yang ditimbulkan berupa nyeri perut, kolik ( melilit ) pada bayi, diare, sembelit, kembung, sariawan atau mulut berbau.
Jika kulit yang menjadi organ sasaran, biasanya timbul gejala gatal-gatal, eksema ( dermatitis ), biduran ( urtikaria ), bengkak di bibir, dapat juga muncul dalam produksi keringat yang berlebihan.

Otak juga dapat dijadikan organ sasaran, karena di dalam otak terdapat sistem susunan saraf pusat dan organ tubuh yang paling peka terhadap setiap bentuk rangsangan.
Hampir 30 % dari energi yang kita peroleh berasal dari makanan sehingga bisa saja zat-zat tertentu yang terdapat dalam makanan tersebut mempengaruhi fungsi otak.
Jika fungsi otak sudah terganggu, struktur senyawa kimia di dalamnya menjadi tidak seimbang.

Alergi yang menyerang fungsi otak atau susunan saraf pusat ini bisa timbul dalam dua macam gejala :
Pertama disebut neuroanatomis, gejalanya berupa sering sakit kepala, migren dan gangguan tidur.
Yang ke dua neuroanatomis fisiologis,, gejalanya berupa emosi yang tidak terkendali, agresif, gangguan koordinasi, gangguan konsentrasi, hiperaktif, bahkan autisme.

Reaksi simpang makanan, baik yang berupa alergi atau intoleransi bisa menyerang semua usia, namun sebagian besar diderita oleh anak-anak terutama yang berusia 5 sampai 7 tahun.
Meskipun begitu gejala yang timbul tidaklah sama pada bayi dan anak-anak diantaranya berupa :
- Gerakan motorik yang berlebihan.
Misalnya suka memanjat, berguling-guling, menjatuhkan diri dikasur, selalu bergerak.

- Gangguan tidur.
Di malam hari tidurnya gelisah ; berbicara, berteriak atau tertawa dalam tidur, sering tiba-tiba terbangun saat tidur, dan mengorok.

- Gangguan konsentrasi.
Misalnya cepat bosan terhadap suatu aktivitas ( kecuali menonton televisi, membaca komik, atau main games ), terburu-buru, tidak teliti, sering kehilangan barang, mudah lupa, sulit menyelesaikan pelajaran dengan baik.
Anak-anak ini biasanya justru tampak cerdas dan pintar.

- Gangguan emosi.
Mudah marah, sering berteriak, mengamuk, keras kepala, suka membantah atau sulit diatur, rewel, dan mudah menangis ( cengeng ).

- Gangguan perkembangan motorik.
Biasanya pada bayi mengalami kesulitan membalikan badan, duduk, dan merangkak.
Jika berjalan sering terburu-buru, berjalan jinjit, dan duduk dengan bentuk kaki w ( terlipat ke belakang ).

- Terlambat bicara.
Orang tua harus waspada jika pada usia 15 bulan bayi sama sekali belum mengeluarkan kata-kata sederhana.

Sedangkan pada orang dewasa, gejala spesifik yang sering muncul adalah gangguan emosi seperti sulit tidur, gelisah, selalu terburu-buru, mudah marah, sensitif berlebihan, depresi, atau justru gembira berlebihan tanpa alasan yang jelas.

Menurut Richard Mackerness, konsultan nutrisi dari Inggris, ada 5 gejala kunci, alergi pada orang dewasa yang sering tidak disadari.
Gejalanya meliputi :
- Berat badan yang berlebihan atau sebaliknya, berat badan kurang.
- Lelah terus menerus dan tidak hilang meski sudah beristirahat.
- Terjadi pembengkakkan disekitar mata, perut, tangan dan pergelangan kaki.
- Denyut jantung yang cepat dan berdebar-debar, khususnya setelah makan.
- Produksi keringat yang berlebihan meskipun tidak berolahraga atau beraktivitas.

Ada beberapa makanan yang dapat menimbulkan alergi dan pengaruhnya terhadap fungsi otak.
Diantaranya :
- Protein susu sapi baik dalam bentuk susu murni atau bentuk lain, seperti es krim, keju dan kue, yang dapat meningkatkan alergenisitas yaitu jenis beta - lactoglobulin.

- Telur ayam.
Kuning telur dianggap kurang alergenik dari pada putih telur.
Putih telur mengandung 23 glikoprotein dan yang merupakan alergen utama adalah : ovalbumin, ovomucoid, dan ovotransferin.
Bagi yang alergi telur ayam, hati-hati bila diberikan vaksin yang ditanam dalam kuning telur, misalnya vaksin campak dapat menimbulkan reaksi alergi.

- Protein kacang-kacangan, yang larut dalam air ( albumin ) dan yang tidak larut dalam air ( globulin ) yang terdiri dari fraksi arachin dan conarachin.

- Ikan, terutama ikan laut.
merupakan alergen yang kuat, dan hidangan laut lainnya seperti udang, kepiting, cumi-cumi dan sebagainya.
Proses pemasakan ( pemanasan ) sebagian besar dapat menghancurkan alergen utama.

- Kacang kedelai.
Sifat alergenisitasnya akan berkurang pada proses pemanasan.

- Gandum, tidak selalu menimbulkan reaksi alergi, karena dicerna oleh enzim pencernaan di lambung.

- Makanan yang relatif jarang menimbulkan alergi diantaranya : daging ayam kampung ( bukan ayam negri ), daging sapi, daging babi, kentang, coklat, jagung, beras ( nasi ), jeruk serta bahan-bahan aditif makanan seperti bumbu-bumbu, pengawet, pewarna dan penyedap rasa.

- Reaksi alergi terhadap buah-buahan misalnya jeruk ( jeruk baby ), tomat, apel, relatif sering terjadi pada usia 15 bulan.
Gejalanya berlangsung agak lama, umumnya gatal-gatal di mulut.
Jeruk adalah jenis buah yang sering menimbulkan gatal-gatal dan kemerahan pada kulit bayi.
Sifat alergenisitas buah dan sayur dapat berkurang bila disimpan dalam freezer selama 2 minggu atau dimasak selama 2 menit.

Pada kasus alergi makanan yang menimbulkan gangguan perilaku sebagian besar diderita oleh orang yang mengalami gangguan saluran pencernaan.
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan bagaimana gangguan perilaku bisa berasal dari sistem pencernaan yang terganggu, antara lain :
- Teori gangguan perut dan otak ( gut brain axis ).
Karena ketidaksempurnaan saluran cerna ( usus halus, atau organ lain ) dalam menyerap sari makanan, maka zat yang dialirkan ke otak pun tidak sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangan nutrisi tertentu pada otak dapat menimbulkan gangguan perilaku.

- teori metabolisme sulfat.
Pada orang normal, bahan makanan yang mengandung sulfur seharusnya diubah menjadi sulfat ketika masuk ke dalam tubuh, sisanya dibuang melalui urine.
Namun pada penderita alergi, sulfur tersebut justru diubah menjadi sulfit.
Sulfit inilah yang mengganggu organ sasaran, termasuk fungsi otak.

Cara yang termudah adalah menghindari makanan yang dicurigai alergi.
Jika saat dihindari reaksinya hilang, artinya itu bukan alergi.
Pada umumnya diagnosa alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosa yang sifatnya klinis, yaitu dengan mengetahui riwayat penyakit, riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak kecil.
Tes alergi dengan penyuntikan alergen tertentu pada kulit kurang efektif, karena yang terdeteksi proses reaksi cepat ( timbul dalam waktu kurang dari 8 jam ) seperti bila makan udang, timbul gatal-gatal.
Sedangkan alergi makanan yang reaksinya lambat ( lebih dari 8 jam ) sering tidak terdeteksi.

Tes yang paling efektif adalah metode provokasi makanan secara buta, disebut Double blind placebo control food challenge ( DBPCFC ).
Sayangnya, metode ini sangat rumit dan membutuhkan biaya serta waktu yang cukup banyak.

Untuk mendeteksi adanya alergi ini bisa juga dilakukan sendiri dengan metode eliminasi dan provokasi.
Disini penderita harus menghindari makanan yang dicurigai sebagai penyebab alergi selama 2 sampai 3 minggu, setelah 3 minggu atau keluhan alergi menghilang, dilanjutkan dengan pemberian ( provokasi ) makanan yang dicurigai selama 1 minggu.
Selama itu dilakukan pengamatan apakah ada reaksi tertentu yang muncul.
Makanan yang dicurigai bisa disebut sebagai penyebab alergi, jika dalam 3 kali provokasi menimbulkan gejala.
Walaupun demikian sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa dengan melakukan penghindaran makanan alergen, dapat bermanfaat mencegah terjadinya alergi makanan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Selasa, 08 November 2011

Dan rambut pun ikut bicara.

Rambut sering disebut-sebut orang sebagai mahkota dalam hidup, terutama bagi kaum hawa.
Di tahun 70-an, rambut gondrong lebih memiliki nilai ketangguhan dan kejantanan dari seorang pria.
Sebagai asesori dalam penampilan, rambut dapat membawa cinta dan keindahan.
Disamping itu di dalam rambut tersimpan rahasia tubuh, konon rambut terbukti dapat menjadi petunjuk awal kesehatan tubuh lewat deteksi mineral dan logam-logam berbahaya yang terakumulasi di tubuh kita.

Di dalam rambut tersimpan 38 mineral yang dapat di deteksi, terutama logam-logam berbahaya seperti timbal ( timah hitam ), merkuri, kadmium dan aluminium yang biasanya terhirup dari lingkungan terpolusi.
Konsentrasi unsur-unsur yang berbahaya itu bisa sampai sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di dalam darah, serum, atau air seni ( urine ).
Penggunaan sampel rambut sebagai alat analisis bukanlah tanpa alasan.
Rambut dianggap sebagai jaringan yang paling potensial untuk memantau paparan logam beracun pada manusia dan hewan.
Disini logam-logam berat sering dituduh sebagai unsur yang dianggap sangat merugikan kesehatan.
Logam berat dapat meracuni manusia sebenarnya sudah semenjak para dokter Romawi dan Yunani mendianosis gejala-gejala keracunan timah, jauh sebelum ilmu toksikologi berkembang.
Partikel-partikel debu logam menyebar ke udara melalui pembakaran bahan bakar dari fosil, atau sampah minyak.
Bagian terbesar dari logam-logam yang tersebar ke udara, akhirnya mengendap di tanah selama bertahun-tahun.
Pada ujungnya meracuni mahluk hidup, termasuk manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa paparan logam berat dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan tingkah laku dan kesulitan belajar pada anak, dapat menurunkan I Q anak usia sekolah ( setiap 10 mikrogram per desiliter darah akan menurunkan angka IQ 1 - 5 ).
Paparan seperti ini sampai sekarang masih sulit untuk dicegah.

Melalui analisis rambut juga bisa dicari akar permasalahan yang lebih mendalam tentang suatu penyakit, misalnya saja tekanan darah tinggi ( hypertensi ), pada umumnya tekanan darah penderita hypertensi akan turun setelah mengkonsumsi obat-obatan.
Namun, bisa saja penyakit ini akan muncul kembali ketika orang tersebut tidak menjaga kondisi tubuhnya.
Melalui analisis rambut dapat diketahui penyebab atau akar masalah yang menimbulkan hypertensi.
Logam-logam berat jika banyak terakumulasi di dalam darah, dapat merusak endothel pembuluh darah dan memicu timbulnya hypertensi.
Bukan tidak mungkin, jika seseorang sering terpapar logam-logam berat akan terlihat dari warna rambutnya agak kusam dan cepat memutih.
Orang yang bekerja atau tinggal di wilayah perkotaan akan lebih terbuka untuk terpapar, dan tak perlu heran jika rambutnya cepat memutih walaupun umur belum uzur.
Biasanya orang di perkotaan untuk menutupinya dengan menggunakan cat rambut yang berwarna-warni.
Yang seperti ini justru akan mengaburkan pemeriksaan, dikarenakan seberapa banyak logam berat yang terakumulasi tubuh menjadi tersamar sehingga akan menyulitkan pemeriksaan, akhirnya logam-logam tersebut menjadi bertambah banyak tanpa kita sadari.

Malah sekarang yang namanya mengecat rambut sudah menjadi tren tersendiri.
Di jaman sekarang alasan mengecat rambut untuk menutupi uban makin jarang ditemui.
Mengecat rambut dianggap sebagai eksperimen untuk tampil beda demi mengikuti tren mode.
Mengecat rambut merupakan rutinitas seperti memotong atau mencuci rambut.
Dalam setahun minimal rambut berganti warna 2 - 5 kali.
Tetapi apakah tidak berbahaya, jika cat rambut sering mampir di kepala, lantaran mengingat daftar bahan kimiawi yang tercantum pada label cukup panjang.

Cat rambut sejak tahun 70-an termasuk bahan kosmetik yang paling banyak diteliti.
Cat rambut dapat meracuni rambut dan dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas pada kulit kepala.
Cat rambut dengan mudah menembus masuk ke dalam rambut dan dapat menimbulkan kerontokan dan kebotakan.
Jika sebelumnya rambut berwarna hitam sebagaimana warna rambut normal, bila sering di cat berkali-kali akan berubah warnanya menjadi putih bila tidak di cat lagi.
Cat rambut ini dapat merubah warna rambut yang tadinya hitam berkilau konon menurut iklan ditelevisi akan berubah menjadi warna putih seperti kake atau nenek kita, jadi rambut memutih sebelum waktunya.
Di dalam cat rambut banyak terkandung zat-zat yang berbahaya seperti amonia, P - Phenylenediamine ( PPDA ), Rhodamin B, Hydroquinon dan masih banyak lagi.
PPDA merupakan zat pencetus alergi ( alergen ) yang dapat menyebabkan kelopak mata bengkak atau gatal-gatal, serta merah-merah sekeliling garis rambut.
PPDA dicampur dalam konsentrasi lebih pekat pada cat rambut yang warnanya lebih gelap.
Jadi harus hati-hati dengan cat rambut warna coklat atau hitam.
Sementara cat rambut pirang dapat membuat kulit pecah-pecah, kulit terasa panas dan kepala jadi pusing, hal ini disebabkan oleh pemutih peroxide dan amonia.
Amonia sering digunakan dalam cat rambut untuk membantu penetrasi cat ke dalam rambut, hal ini harus dihindari karena sangat berbahaya.
Dalam cat rambut terkandung zat aktif paraben yaitu zat pengawet yang mempunyai efek negatif pada hormon tubuh.
Cat rambut pada beberapa penelitian diduga sebagai salah satu penyebab kanker payudara, kanker otak, kanker darah dan gangguan pada kandung kemih.
Penelitian ini tentunya harus ditindaklanjuti untuk membuktikan kebenarannya.
Jika harus menggunakan cat rambut, pilih cat rambut yang sudah mendapat sertifikasi dan pilih juga yang dianggap paling aman, jangan lupa lihat komposisinya.

Rambut juga dapat mengungkap pengeroposan tulang ( osteoporosis ).
Jika seseorang yang rambutnya berubah warna menjadi kelabu sebelum menginjak usia 40 tahun, memiliki kemungkinan enam kali lebih besar terserang osteoporosis ( kerapuhan tulang ) di kemudian hari.
Demikian dikatakan dari hasil penelitian terbaru di Boston University sub bagian endokrin.
Hasil studi ini dimuat pada journal of clinical endokrinology and metabolism menyebutkan, rambut yang berubah menjadi kelabu lebih cepat memiliki kondisi tulang yang kurang menguntungkan.

Para ilmuwan, berhasil membandingkan 32 orang pria dan wanita dengan suatu alat pengukur kadar kasium .
Hasilnya, 29 pria dan wanita yang tidak menderita osteopenia berasal dari keluarga yang bukan sebagai penderita penyakit ini sebelumnya.
Karakter osteopenia adalah keadaan tulang yang sangat tipis dan kekurangan kadar kalsium.
Keadaan ini merupakan salah satu dari indikator osteoporosis, suatu kondisi tulang yang tidak sempurna ( rapuh ) yang dapat didiagnosis dengan menggunakan biopsi tulang.
Dari ke 32 pasien pengindap osteopenia tadi, 18 pasien diantaranya rambutnya berubah menjadi kelabu sebelum waktunya.
Menurut para peneliti, hal semacam ini baru akan terjadi setelah menginjak usia 40 tahun.
Sedangkan 29 orang yang tidak terkena osteopenia, tak satu pun yang rambutnya berubah jadi kelabu pada batas waktu yang sama.
Suatu perubahan rambut menjadi kelabu yang luar biasa ini dapat dilihat pada umur belasan ataupun di awal usia dua puluhan.
Mereka yang rambutnya berubah menjadi kelabu pada usia belasan tahun ternyata memiliki keturunan keluarga yang terkena osteoporosis lebih kuat jika dibanding mereka yang rambutnya mulai memutih di usia 30 tahunan.

Dari 11 subjek yang rambutnya berubah menjadi kelabu di usia belasan hingga 20 tahun, dilaporkan berasal dari keturunan yang sudah terkena osteoporosis.
Sedangkan tujuh orang yang rambutnya menjadi perak di usia 30 tahun, hanya satu orang yang juga berasal dari keturunan yang berpenyakit tulang.
Nah jika rambut anda berubah menjadi kelabu sebelum waktunya, sangat dimungkinkan keluarga sebelum anda sudah terkena osteopenia.
Dengan cara pengombinasian dalam gen yang menyangkut metabolisme vitamin D, akan mampu mengurangi kemungkinan terkena osteoporosis.

Meskipun hasil studi ini kurang memiliki kedekatan klinis, namun dapat dibuktikan kebenarannya.
Hal seperti ini sangat berharga untuk pengungkapan penyebab osteoporosis.
Penelitian seperti ini akan membantu penelitian selanjutnya guna mencegah osteoporosis yang menimpa banyak orang yang berasal dari keluarga yang sudah terkena osteoporosis.

Lain lagi ceritanya, jika rambut dilihat dari sudut ilmu pengobatan timur ( menurut teori orang timur ), teori ini kebanyakan ditegakkan atas dasar pengamatan semata.
Tetapi baik menurut teori Barat maupun Timur, tetap menempatkan rambut sebagai jaringan tubuh yang dapat memberikan informasi penting bagi kesehatan.
Menurut teori timur, rambut dapat memberikan informasi tentang keadaan tubuh.
seperti rambut kusam, bercabang, dan rontok, keadaan seperti ini mengindikasikan kondisi kesehatan sedang menurun ( imunitas menurun ).
Rambut yang keras, kuat menunjukkan si empunya gemar konsumsi sayur dan biji-bijian. Sedangkan rambut yang halus menunjukkan banyak konsumsi produk dari hewan.
Rambut yang halus alami, biasanya konsumsi makanannya didominasi oleh sayur-sayuran dan biji-bijian.
Rambut keriting biasanya disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung daging dan sayur-sayuran termasuk lalaban ( sayuran yang dimakan mentah ).
Rambut kering lebih ditentukan oleh banyak sedikitnya cairan tubuh.
Rambut berminyak, lebih banyak dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang berlemak, khususnya dari daging sapi, telur dan gula-gulaan.

Lagi menurut teori pengobatan timur, secara umum rambut mencerminkan kesehatan pencernaan kita, yaitu usus, tepatnya jonjot atau " rambut " usus ( vilia ).
Perbedaan vilia dan rambut kepala sangat tipis, rambut tumbuh di udara bebas pada permukaan kulit kepala, sedang vilia tumbuh sepanjang permukaan usus dalam cairan.
Bagi orang yang rambut kepalanya botak adalah sebuah pertanda bahwa sistem pencernaannya lemah.
Menurut ilmu pengobatan timur kebotakan di kepala dapat dipetakan menurut organ-organ mana yang melemah di dalam tubuh si penderita.
Misalnya, paru-paru yang melemah, maka rambut akan mulai menipis di bagian depan.
Bila ginjal dan kandung kemih yang melemah maka rambut bagian samping yang menipis sampai botak.
Bila jantung dan hati yang melemah, maka bagian tengah kepala yang menipis atau botak persis seperti lapangan bola.
Bila usus yang melemah, maka bagian belakang kepala yang menipis atau botak.
Begitulah pemetaan kepala menurut ilmu pengobatan timur.

Kita dapat mengambil kesimpulan, ternyata rambut memang suatu jaringan tubuh yang sangat berarti baik dilihat dari teori Barat maupun dari teori Timur.
Didalam rambut tersimpan banyak informasi yang masih terus digali.
Jadi rambut tidak saja sebagai mahkota dalam estetika, tetapi rambut juga sebagai mahkota dalam informasi kesehatan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Rabu, 02 November 2011

Mengapa manusia perlu AC atau heater ?.

Di negara kita sekarang ini sedang dilanda musim kemarau yang panjang.
Hampir semua orang baik diluar rumah maupun didalam rumah yang namanya keringatan sudah menjadi hal biasa, sehingga badanpun harus dipoles wewangian supaya tak bau keringat.
Pada lazimnya bila suhu udara berubah, entah menjadi lebih panas atau lebih dingin dari biasanya, manusia pasti akan berusaha untuk melindungi tubuhnya, atau paling tidak menghindar dari suhu yang dirasakan kelewat mengganggu itu, sehingga akan merasa lebih nyaman.
Kalau dirasa udara terlalu panas, kita pun segera memasang AC agar udara menjadi sejuk.
Jika suhu berubah dingin, kita pun berusaha mencari alat pemanas ( heater ), terutama bagi orang-orang yang tinggal di negara dengan empat musim.
Bagi hewan yang berdarah dingin hal demikian mungkin lebih beruntung, soalnya mereka ( bangsanya ikan, katak, ular , dan sejenisnya ) mampu mengubah suhu tubuhnya sesuai dengan suhu lingkungannya.
Oleh sebab itu katak yang termasuk binatang amfibi misalnya, dapat dengan mudah hidup di air dan di darat.
Yang seperti itu digolongkan sebagai mahluk poikiloterm.
Sedangkan manusia dan juga hewan berdarah panas seperti burung dan binatang mamalia ( kuda, sapi, kambing dan lain-lain ), tidak bisa demikian.
Sebab suhu tubuhnya relatif konstan, dan tidak dipengaruhi suhu lingkungan.
Manusia dan hewan berdarah panas tadi, lantas dikelompokkan sebagai mahluk homoioterm.
Seandainya manusia termasuk kelompok mahluk poikiloterm, mungkin perusahaan AC dan juga heater tidak akan laku.
Tetapi, disinilah letak kelebihan manusia dari semua mahluk di dunia ini.
Manusia diberi akal dan pengetahuan yang luar biasa, ia dapat mengatasi segala persoalan hidup secara relatif lebih mudah, misalnya dengan membuat alat pemanas atau alat pendingin AC untuk melindungi dirinya.

Suhu tubuh manusia berkisar antara 36 - 37 derajat celsius, tetapi terkadang memperlihatkan sedikit variasi selama 24 jam, dimana pada siang hari akan lebih tinggi dari pada malam hari, namun standar normalnya tidak melebihi 37 derajat celsius.
Suhu tubuh kita merupakan keseimbangan antara produksi panas yang dihasilkan metabolisme tubuh dengan pengeluaran panas yang terjadi dari dalam tubuh kita.
Jadi dengan perkataan lain, tubuh terus menerus membentuk panas sebagai hasil metabolisme, dan dalam waktu yang bersamaan tubuh juga terus mengeluarkan panas ke sekitarnya, sehingga akhirnya dicapai keseimbangan.
Bila keseimbangan ini tidak tercapai, akan timbul berbagai gangguan dan ketidaknyamanan.
Selama terjadi proses metabolisme dalam tubuh, terjadi dua proses dasar, yaitu : anabolisme dan katabolisme.
Pada anabolisme terjadi proses sintesis yang mengakibatkan pembentukan dan penyimpanan energi dalam tubuh.
Sedangkan pada katabolisme terjadi pemecahan berbagai bahan dalam jaringan atau sel sehingga menjadi bahan-bahan yang bentuknya lebih sederhana.
Ke dua proses diatas saling berkait dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.
Energi yang diperoleh tubuh pada umumnya berasal dari makanan yang disantap, seperti zat-zat karbohidrat, lemak, dan protein.
Dalam teori sudah lama diketahui, seseorang yang menyantap 1 gr karbohidrat, di dalam tubuhnya akan terjadi perubahan energi sebesar 4,1 kilokalori.
Sedangkan bila 1 gr lemak bila disantap, maka energi yang akan dihasilkan 9,3 kilokalori.
Proten 1 gr akan menghasilan 4,1 kilokalori.
Agar jumlah makanan yang masuk memadai dan sesuai dengan kebutuhan, maka harus diperhatikan aktivitas tubuh orang tersebut.
Bagi orang yang kerjanya lebih menggunakan otot ketimbang otak alias banyak menggunakan tenaga otot, seperti kuli atau tenaga buruh harian, harus lebih banyak makan dari pada pekerja kantor yang sehari-hari hanya duduk saja.
Apabila pekerja kantor itu makan sebanyak makanan kuli, maka bahan makanannya itu tidak dibakar habis, tetapi ditimbun sebagai lemak di dalam tubuh.
Karena itu jangan heran apalagi terheran-heran kalau pada saat ini banyak orang yang gemuknya bukan alang kepalang, sudah melebihi batas standar normal.

Proses metabolisme pada tubuh manusia akan menghasilkan panas dari dalam.
Disini dibagi dalam 4 proses yaitu : radiasi, konveksi, konduksi, dan evaporasi.
Sebagai contoh soal kalau kita menggenggam sepotong es, lama kelamaan es itu akan mencair, yang seperti ini dinamakan proses radiasi, yaitu pemindahan panas dari suatu permukaan ( misalnya kulit ) yang bersuhu lebih tinggi ke suatu permukaan lain yang suhunya lebih rendah.
Sebaliknya, kulit kita juga dapat menyerap panas, yaitu energi matahari.
Orang yang warna kulitnya lebih hitam akan lebih mudah menyerap panas dari pada yang berkulit putih.
Karena itu, jangan heran kalau orang yang berkulit putih ( orang Barat ), lebih tahan berjam-jam berjemur di siang hari di tepi pantai, sedangkan orang Indonesia ( yang berkulit lebih gelap ) sudah kepayahan merasakan panasnya matahari.
Selain itu, bila udara sedang panas-panasnya, kita cenderung membuka baju karena ingin memperluas permukaan tubuh agar terjadi lebih banyak radiasi.
Sedangkan kalau udara dingin, kita cenderung mengkeret seperti ulat bulu, berusaha memperkecil tubuh.
Misalnya waktu tidur posisi tubuh kita sedemikian rupa sehingga kaki dan tangan terlipat ke dekat badan yang melingkar, persis seperti kucing yang tidur di bawah kolong meja makan.

Konveksi ialah kehilangan panas melalui aliran air atau udara.
Proses konveksi ini akan meningkat bila kita memasang kipas angin.
Rasanya badan akan menjadi lebih sejuk.

Kehilangan panas lewat konduksi adalah suatu proses akibat terjadinya pemindahan panas lewat penghantar, seperti gas, cairan, dan benda padat.
Makanan dan minuman yang masuk ke saluran pencernaan akan segera dipanaskan melalui proses konduksi ini.
Begitu pula jika kita memegang sepotong besi dingin, maka panas tubuh kita akan dipindahkan atau disalurkan dari tangan ke besi tersebut sehingga besi dingin menjadi hangat.

Evaporasi yaitu proses kehilangan panas akibat penguapan air, dan hal seperti itu bisa berlangsung pada permukaan tubuh ( kulit ) dan saluran pernapasan.
Untuk setiap gram air yang diuapkan oleh kulit, diperlukan kalori sebesar 0,58 kilokalori.
Panas untuk menguapkan ini diambil dari tubuh, dan ini dapat berbentuk keringat atau uap pernapasan.
Makin banyak keringat, kita makin merasa haus dan ingin minum terus.
Kita pun ingin memasang kipas angin agar penguapan cepat terjadi.
Apabila udara panas dan proses evaporasi dihambat, misalnya kita memakai baju hujan, suhu tubuh akan bertambah panas, sehingga terasa kurang nyaman.
Efek fisiologinya, pembuluh darah akan lebih melebar ( dilatasi ), sehingga peredaran darah melambat, karena itu badan akan terasa lesu di udara panas.

Kita patut bersyukur, bahwa sekarang hidup kita lebih tentram berkat adanya AC, atau kipas angin, yang tentunya dapat membantu mempercepat penguapan panas tubuh.
Di negara Barat yang suhunya tidak sepanas di Indonesia memang lebih nyaman, karena walaupun musim panas suhunya masih tidak terlalu panas.
Namun, mereka akan menderita apabila datang musim dingin yang suhunya bisa mencapai - 20 derajat celsius, dinginnya bukan main dan tidak main-main.
Orang akan berusaha berpakaian setebal-tebalnya dan menutupi wajah biar tidak terjadi proses penguapan panas dari dalam tubuh.
Dalam ruangan dipasang heater, juga pada mobil mereka.
Oleh karena itu, kalau kita perhatikan mobil-mobil buatan Eropa memiliki tombol untuk mengubah panas, dipasang di samping tempat tombol AC.

Jika kita akan mengunjungi suatu negara yang kebetulan suhu udaranya sangat panas atau sangat dingin, yang sangat berbeda dengan suhu udara di negara kita.
Yang pertama harus diperhatikan, sedang musim apa disana, di negara yang akan kita kunjungi.
Sebab kalau musim dingin, bisa dingin sekali dan apabila musim panas, bisa panas sekali, ada yang sampai mencapai 40 derajat celsius lebih.
Bila suhu sedang panas-panasnya, kita harus menjaga tubuh agar tidak terlalu cepat kehilangan panas, jadi sebaiknya jangan membuka baju, sebab permukaan tubuh lebih terpapar.
Memang rasanya lebih nyaman, tetapi ada bahaya lain yang mengintai.
Tubuh kita 60 % terdiri dari zat cair akan mengalami dehidrasi.
Kalau sampai kehabisan cairan justru akan membahayakan kita sendiri.
Tentu kita harus banyak minum, tetapi harus hati-hati sebab hal seperti ini pun kurang baik bagi pencernaan kita.
salah satu solusinya kita harus meniru cara berpakaian orang yang tinggal di negara Timur Tengah, yaitu menutup seluruh tubuhnya dengan kain.
Dari sudut ilmu fisika, tindakan itu bermanfaat untuk mengurangi proses evaporasi dan radiasi.

Perlu juga diperhatikan adanya gangguan-gangguan yang mungkin di alami seseorang apabila berada di lingkungan yang sangat panas, terutama karena hilangnya panas tubuh tidak seimbang dengan produksi panas di dalam tubuh.
Perlu diingat bahwa proses evaporasi itu juga akan mengakibatkan kita kehilangan elektrolit disamping air.
Ada tiga gangguan yang dapat dialami seseorang :
1. Heat cramps ( kejang panas ).
2. Heat exhaust ( lelah panas ).
3. Heat stroke ( terganggunya pengaturan suhu di otak )

Pada heat cramps, otot akan mengejang, terutama yang banyak bergerak, seperti kaki dan tangan.
Hal seperti ini terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit yang tidak cepat diganti dengan yang baru, sehingga timbul ketegangan otot dengan rasa nyeri yang hebat.
Untuk mengatasinya kita harus memberikan pendinginan yang cukup dan pernapasan dilonggarkan.

Pada heat exhaust, gangguan yang dialami lebih berat, karena orang akan merasa haus, lemah, dan lelah, bahkan bisa sampai pingsan.
Hal seperti ini mudah terlihat misalnya pada upacara memperingati hari-hari besar tertentu.
Disana orang berdiri berjam-jam dan matahari langsung menyinari tubuh.
Sekresi keringat bertambah, sehingga timbul gangguan keseimbangan cairan.
Terjadilah dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
Kalau diukur, suhu tubuh pada saat itu bisa mencapai 39 derajat celsius.
Cara mengatasinya bisa dari yang ringan sampai berat, dapat juga dengan pemberian cairan lewat infus.

Heat stroke merupakan keadaan yang paling berbahaya dari heat cramps dan heat exhaust.
Suhu tubuh orang yang terkena tinggi sekali, bisa mencapai 40 derajat celsius, dan pengaturan suhu di pusat otak ( hypothalamus ) sudah mulai terganggu.
Gangguan pada susunan sarap pusat mulai tampak, berupa penurunan kesadaran, bahkan terjadi kejang-kejang dan kelumpuhan otak.
Kulit justru tidak berkeringat, dan kering.
Tidak terjadi proses evaporasi, sehingga suhu tubuh meninggi.
Untuk mengatasinya, perlu perawatan yang lebih intensif.
Pernapasan dan sirkulasi darah perlu diperbaiki, dan obat-obatan yang dapat bekerja mempengaruhi susunan sarap pusat perlu diberikan.
Bila tidak segera diberikan pertolongan dengan cepat, orang bersangtkutan akan segera meninggal.

Jadi kehadiran AC dengan tehnologi canggih ini sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia selanjutnya.
Kita harus dapat mengatasi panasnya suhu udara, tetapi jangan sebaliknya kita dikalahkan suhu udara panas.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Selasa, 01 November 2011

Gila.

Pada tulisan ini, penulis akan membahas mengenai penyakit gangguan jiwa yang biasa dikenal orang dengan sebutan gila.
Penulis juga mencoba akan meluruskan anggapan yang keliru bahwa gila adalah stigma buruk.
Jika kita mendengar kata " gila " biasanya yang terlintas di benak kita tak lebih dan tak kurang adalah orang tidak waras dengan tingkah lakunya yang aneh-aneh.
Ternyata penyakit ini memang tidak sesederhana yang kita duga, baik penyebab, jenis gangguan, ataupun bentuk-bentuk terapinya.
Istilah gila, miring, edan, sableng, sinting dan seterusnya, hanyalah istilah yang diberikan masyarakat awam.
Dalam terminologi kedokteran jiwa istilah itu disebut psikosis, yang kurang lebih berarti gangguan jiwa.
Penyakit jiwa ini sudah lama keberadaannya, tetapi anehnya hingga kini belum banyak dipahami orang.
Paling tidak persepsi masyarakat terhadap penyakit yang satu ini memang kompleks dan acap kali keliru, sehingga menimbulkan konotasi negatif.

Pada sebagian masyarakat penyakit ini masih dianggap sebagai penyakit kutukan atau keturunan yang memalukan.
Bahkan tidak sedikit yang mengaitkannya dengan hal-hal yang berbau gaib seperti kemasukan roh jahat, kena guna-guna dan seterusnya dan sebagainya.
Padahal yang merasa dirinya waras, sebenarnya juga sering mengalami gangguan kejiwaan.
Buktinya, orang modern seperti sekarang ini mana ada yang tidak pernah mengalami apa yang disebut stres ?
Mungkin karena penggunaan istilahnya tidak seseram " gila ", orang yang stres merasa hal itu biasa saja.
Cuma kalau hal itu diatasi masih dalam taraf awal dan ringan, tentu saja penderita stres atau depresi akan cepat kembali normal.

Pengertian penyakit gila ini juga sering dicampuradukkan dengan gangguan-gangguan jiwa lainnya.
Padahal gila merupakan gangguan jiwa paling berat dibandingkan dengan yang lainnya.
Menurut teori ilmu kedokteran, penyakit yang menyerang mental orang ini dapat dibagi menjadi lima golongan besar :
Pertama ; gangguan jiwa berat atau psikotik.
Yang ini lebih dikenal dengan sebutan gila atau edan ( mad atau insane ) itu.
Seseorang dibilang gila ( secara medis ) kalau tiga fungsi utama ( afektif, kognitif, konatif ) dalam dirinya terganggu.
Fungsi afektif itu memang bertugas mengendalikan perasaan.
Fungsi kognitif membuat orang memiliki daya pikir, menangkap rangsangan dari luar, dan mengambil kesimpulan, sedangkan fungsi konatif mengendalikan tindakan dan prilaku.

Pada manusia normal, ketiga fungsi tadi berjalan seimbang.
Seseorang yang tidak lulus ujian lalu menangis, atau kalau mendapat hadiah besar tertawa senang, itu perilaku normal.
Tetapi kalau seseorang tertawa sendiri tanpa alasan, atau berpikir tidak logis, aneh atau ngaco, kemauannya berubah menjadi aneh, berarti ke tiga fungsi utama tadi terganggu.

Ke dua ; yaitu gangguan afektif.
Gangguan ini ada 2 macam : Afektif jelek dan afektif gembira.
Gangguan afektif jelek ini ditandai dengan depresi : penderita terus menangis, merasa dirinya bodoh, tidak ada gunanya, dan lain-lain.
Sebaliknya pada afektif gembira : misalnya penderita terus bersolek sambil bernyanyi-nyanyi, terus mengoceh macam orang berpidato, merasa dirinya presiden, bahkan ada yang menyamakan dirinya dengan Tuhan.
Penderita afektif gembira ini mempunyai sifat maniak, menilai dirinya kelewat tinggi.

Gangguan ke tiga yaitu gangguan neurotik.
Yang ini relatif lebih ringan, meski tidak berarti pengobatannya mudah.
Cemas berat pada penderita ini paling menonjol.
Termasuk dalam kelompok ini penderita psikosomatik ( misalnya menyatakan diri sakit jantung karena jantung dirasakan terus berdebar-debar dibarengi dengan keringat dingin ), dan fobia ( takut pada ketinggian, takut pada orang banyak dan lain-lain ).
Gangguan neurotik ada yang bersifat obsesif kompulsif.
Pendidikan orang tua pada anak secara keliru kelak bisa membawa anak memiliki kepribadian aneh dan mudah terkena gangguan ini.
Misalnya, sikap orang tua yang selalu menuntut anak melakukan hal-hal secara sempurna.
Baik soal prestasi, kebersihan, kedisiplinan, dandanan, dan seterusnya.
Gejala pada orang yang mengalami gangguan ini misalnya mencuci piring atau tangan terus di ulang-ulang.
Kecenderungan itu berlangsung terus menerus tanpa ada rasa puas.
Gangguan neurotik bisa timbul karena faktor keturunan ( genetik ), bisa juga karena faktor " belajar " dari orang tua.

Ada lagi yang namanya neurotik histeria, yaitu konflik mental emosional yang secara fisik tidak tersalurkan.
Contohnya seorang istri yang terus tertekan karena suaminya penuntut, perfeksionis, otoriter.
Rasa berontak dalam dirinya tercetus dalam bentuk histeria atau kejang sambil menjerit-jerit.
Neurotik histeria bisa mengakibatkan gangguan pada organ tubuh, seperti lambung ( maag ), jantung, kulit gatal-gatal dan seterusnya.

Ke empat ; gangguan kepribadian ( personal disorder ).
Termasuk didalamnya seorang psikopat dan sosiopat.
seorang psikopat jahat membuat dirinya atau orang lain sengsara.
Dalam dirinya selalu ada agresivitas.
Ia tidak bisa belajar dari pengalaman masa lalu, dan akan mengulangi perbuatan jahat kembali, entah itu membunuh, membakar, mengacaukan suasana dan lain-lain.
Meskipun pernah masuk penjara bertahun-tahun.
Namun dari kelompok ini banyak yang memiliki IQ tinggi dan menjadi tokoh dunia.
Sebagai contoh Adolf Hitler, Napoleon Bonaparte, atau Lowrence of Arabia.
Mereka ini penderita psikopat.
Kalau kita mengingat kembali kejadian di tahun 1981, tragedi Heysel ( Belgia ) yang menelan ratusan korban akibat ulah brutal para suporter kesebelasan Inggris.
Kalau tidak salah Juventus melawan Liverpool, waktu itu penulis sedang menonton pertandingan di kota Bandung.
Sikap mereka masuk dalam golongan hooligalism atau sosiopat.
Kelainan psikopat juga berlaku bagi orang-orang taat ibadah, yang berbuat kebaikan untuk orang lain.

Ada juga psikopat diam, penderita menjadi sangat pasif, tidak produktif, tidak ada kemauan ataupun inisiatif.
Ini banyak terjadi pada para penganggur yang suka tinggal di rumah dengan hanya membaca atau memelihara binatang kesayangan.
Kalau ditanya mengapa tidak mau bekerja, macam-macam alasan akan dilontarkan.

Gangguan jiwa yang ke lima ; adalah keterbelakangan mental.
Pada umumnya kelainan ini diperoleh sejak lahir atau setelah menderita encephalitis ( radang otak ), epilepsi ( ayan ) dan lain-lain.
Tingkatannya mulai dari idiot sampai slow learner, dengan IQ biasanya di bawah 90.

Setelah kita pelajari ternyata penyakit gangguan jiwa itu begitu luas cakupannya.
Lantas bagaimana mekanismenya, sampai seseorang dapat terganggu jiwanya.
Jika kita jelaskan secara umum dan sederhana, tubuh manusia itu terdiri atas sel-sel sarap.
Otak manusia sehat menyimpan kurang lebih 10 - 15 juta sel sarap, satu dengan yang lainnya saling berhubungan ( anastomose ).
Namun hubungan sel-sel sarap tadi harus melewati semacam jembatan penghubung yang didalamnya terdapat zat kimia yang disebut neurotransmitter.
Fungsi zat ini sangat vital dalam prilaku manusia sebab tugasnya mentransfer rangsangan, kalau neurotransmitter ini geraknya kurang tepat akan berpengaruh pada reaksi rangsangan manusia, sehingga muncul prilaku agak aneh.
Kalau rangsangan itu terlalu cepat, tiba-tiba tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas.
Sebaliknya, kalau ditanya diam saja atau melamun, ini karena reaksi yang lambat.
Jadi, penyakit jiwa itu secara kimiawi sebetulnya terletak pada kurang tepatnya kadar zat neurotransmitter.
Penyakit jiwa tak ubahnya seperti penyakit organis lainnya, seperti penyakit kencing manis, asthma bronchiale, darah tinggi, stroke, tetanus dan seterusnya, semakin dini diobati, semakin mudah proses penyembuhannya.
Kalau kencing manis disebabkan kurangnya zat insulin, maka si penderita perlu minum tablet obat atau disuntik dengan zat insulin, begitu juga sakit jiwa.
Karena yang tidak beres zat neurotransmitternya, maka obatnya ya menormalkan zat itu.
Jadi, penyakit jiwa yang sering disebut gila itu sebetulnya penyakit badan biasa yang dapat diobati.

Penderita yang seharusnya mendapat perawatan di rumah sakit terutama adalah mereka yang mengalami gangguan psikotik afektif yang membahayakan maupun neurotik yang kadar kecemasannya berlebihan, serta psikopat jahat.
Usaha untuk pemulihan kesehatan dan kepercayaan diri pada penderita sakit jiwa sangatlah kompleks.
Persoalannya tidak sekedar terbatas pada upaya preventif ( pencegahan ) dan kuratif ( pengobatan ), melainkan juga pada usaha promotif ( penyuluhan ) serta rehabilitatif ( memperbaiki ).
Yaitu suatu rangkaian upaya yang bersifat medis, sosial, pendidikan, maupun vokasional ( pendidikan kejuruan ) untuk melatih seseorang ke arah tercapainya kemampuan fungsional yang optimal, sehingga diharapkan kelak mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna ( kembali ).
Upaya penyembuhan disamping dengan obat-obatan, dilakukan juga terapi sosial ( terapi rekreasi, terapi okupasi ) dengan gerak dan kerja.
Penyembuhan secara organik dan terapi sosial sangat saling berkait.
Pementasan musik berguna untuk memacu emosi penderita.
Sebenarnya musik hanyalah terapi rekreasional, sama seperti menari, melukis.
Jadi jangan diharapkan hanya dengan terapi musik itu si penderita lantas bisa sembuh.
Disini hanya diberi kesempatan untuk menyalurkan minatnya dalam hal musik.
Jenis musiknya juga bervariasi dari dangdut sampai pop dan tidak bisa disamaratakan bagi semua penderita.
Penderita afektif jelek jangan diberi lagu sedih, tetapi yang gembira.
Sebab hal ini mampu membangkitkan semangat penderita.
Kalau diberi lagu yang sedih nanti tambah jelek hasilnya.
Bisa juga diberikan terapi olah raga termasuk senam dan sepak bola pada para rehabilitan, terapi film ( pemutaran film ) dan terapi membaca ( majalah psikologi, novel, sampai cerita silat ).
Mereka juga diberi kesibukan tertentu, berupa kegiatan menyulam, menjahit, berkebun, membuat keranjang dan keset, dan membuat batako pres.
Juga dibiasakan hidup bergotong royong dan disiplin.
Tiap minggu diberi upah, seperti layaknya manusia sehat.
Kalau kita bertanya apakah penderita psikosis ini dapat disembuhkan ?
Terkadang pengertian sembuh itu sendiri, masyarakat mintanya terlalu berlebihan, inginnya sembuh sempurna seperti manusia waras lainnya.
Jelas susah, karena sudah cacat, seperti penyakit kencing manis atau darah tinggi, merupakan penyakit seumur hidup.

Pemahaman masyarakat terhadap penyakit jiwa diakui masih sangat rendah.
Malah sebagian besar masyarakat memberikan " cap buruk " atau stigma, sehingga penyandang gangguan mental ini seperti diadili, dikucilkan, dan dilemparkan jauh dari komunitas masyarakat.
Persepsi buruk masyarakat ini jelas bertolak belakang dengan prinsip-prinsip ilmu kesehatan jiwa, justru si penderita harus dikembalikan kemampuannya baik fisik maupun mental seperti semula, sehingga bisa kembali terjun ditengah masyarakat.
Jadi jangan menambah kompleksnya penderitaan si penyandang cacat jiwa, walau sudah dinyatakan sembuh, tetapi dibalik penderitaan jiwanya, ternyata mereka masih harus menanggung beban risiko lebih berat, berupa cercaan lingkungan masyarakat disekitarnya.
Cap buruk masyarakat itu harus dibuang jauh-jauh, kalau kita tak ingin di cap sebagai masyarakat " gila " juga, karena tidak memanusiakan manusia gila yang sebenarnya telah sembuh.
Jadi penyakit jiwa, gila, edan, sableng atau sinting itu salah satu sumbernya berasal dari lingkungan kita sendiri.
Kalau lingkungan juga " gila " mungkin orang yang ikut-ikutan gila bisa-bisa malah di cap sebagai orang gila.
Trimakasih, Tuhan memberkati.