Senin, 17 Desember 2012

Perlukah sarapan pagi itu.

Sebagian dari masyarakat kita, terutama yang tinggal di kota-kota besar, ketika kemacetan semakin panjang, apalagi ditambah dengan banjir, jalanan tergenang air, mobil angkot berhenti dengan semaunya, jalanan jadi macet dan macet itulah pemandangan setiap hari di kota-kota besar sehingga orang harus berangkat lebih pagi ke tempat bekerja dan sekolah.
Dengan melihat situasi seperti ini biasanya sarapan menjadi yang paling sering untuk dikorbankan.
Ada yang tidak sempat sarapan sama sekali, mengisi perut asal-asalan, atau membawa bekal dan baru menyantapnya setiba di tujuan.
Sarapan yang sehat juga bila dimakan dengan cara tergesa-gesa akan menjadi bumerang bagi pencernaan dan berbuntut menjadi tidak sehat.
Sarapan yang baik sangat diperlukan tubuh.
Manusia sejak dari bangun tidur perlu asupan nutrisi yang cukup untuk keperluan metabolisme dan untuk memacu semangat dalam melakukan aktivitas.

Mengapa kita harus repot dengan makan pagi ?
Para ilmuwan menggunakan waktunya sepuluh tahun untuk mempelajari efek berbagai jenis makanan untuk sarapan pagi dan yang tidak sarapan sama sekali dari berbagai kelompok usia.
Mereka memberikan kesimpulan bahwa sarapan pagi yang baik, dapat menolong anak-anak dan orang dewasa menjadi tidak mudah rentan tersenggung, lebih efisien, dan lebih bersemangat.
Penelitian yang terbaru mengaitkan sarapan pagi yang sehat dengan berkurangnya angka penyakit kronis yang diderita seseorang, awet muda dan mendapatkan kesehatan yang lebih prima, serta mencegah kepikunan dini.
Sarapan pagi yang baik juga menyediakan paling sedikit sepertiga dari kebutuhan kalori harian.
Dari hasil penelitian memang menunjukkan bahwa sarapan pagi secara teratur dapat memelihara tubuh untuk tetap sehat.
Dr. Mark Pereira dan koleganya dari Harvard Medical School, A S menyimpulkan bahwa dengan melewatkan sarapan pagi dapat meningkatkan risiko kegemukan, meningkatkan angka kejadian diabetes melitus dan bahkan kecenderungan untuk terkena serangan jantung.
Kesimpulan itu diambil dari kebiasaan makan 1198 responden yang berkulit hitam dan 1633 responden yang berkulit putih.
Total 47 persen orang kulit putih dan 22 persen yang berkulit hitam makan setiap pagi.
Ternyata dari mereka yang menyantap sarapan setiap hari, tiga kali lebih rendah kemungkinannya untuk menjadi gemuk dibandingkan yang tidak sarapan.
Bagi mereka yang melakukan sarapan juga setengah berisiko dibanding yang tidak sarapan dalam hal peningkatan gula darah dan kolesterol yang menuai risiko serangan jantung.
Orang yang terbiasa sarapan juga jarang merasa kelaparan sepanjang hari, sehingga terhindar dari kemungkinan makan terlalu banyak.
Inilah yang membuat mereka sehat dan tidak berisiko menjadi gemuk.

Lalu apa pengaruhnya pada otak kita jika sarapan setiap pagi atau yang melewatkan sarapan sama sekali ?
Dari hasil pemindaian otak pada 21 responden yang dilakukan di Imperial College London, Inggris, memberikan jawaban, mengapa semua ini terjadi.
Dalam presentasi di konferensi Neuroscience 2012 dijelaskan, awalnya dengan tidak memberikan responden sarapan sehari sebelum pemindaian.
Lalu pada hari yang berbeda mereka mendapat sarapan dalam porsi besar yaitu 730 kalori, satu setengah jam sebelum pemindaian.
Ternyata dengan melewatkan sarapan dapat membuat otak menjadi " bias " dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh.
Saat dipindai tampaklah bagaimana otak lebih bereaksi terhadap gambar makanan yang tinggi kalori dibandingkan gambar makanan rendah kalori, begitu mereka tidak melakukan sarapan.
Bagian otak yang terlibat dalam urusan makanan kemungkinan adalah bagian orbitofrontal cortex, yang menjadi lebih aktif pada saat perut kosong.
Begitu para peneliti menawarkan makan siang pada akhir pengamatan, responden menjadi lebih banyak makan bila sebelumnya tidak sarapan.
Tampaknya puasa membuat orang lebih lapar, sehingga meningkatkan selera dan jumlah makanan yang berkalori tinggi.
Akibatnya, orang justru akan semakin gemuk, jika menginginkan badan langsing dengan cara tidak sarapan.
Dari hasil penelitian The Lowa Breakfast Study mengatakan bahwa menghilangkan sarapan pagi sama sekali tidak membawa keuntungan bagi penurunan berat badan.
Hal itu sebenarnya bahkan suatu kerugian, oleh karena mereka yang menghilangkan sarapan pagi akan meningkatkan rasa laparnya, dan akan memakan lebih banyak makanan kecil ( ngemil ) dan makanan sepanjang hari itu untuk menutupi kekurangannya.

Sebelumnya, penelitian pada 6000 murid sekolah yang  dilakukan oleh Toronto Foundation for Student Success menunjukkan, murid-murid yang sarapan punya nilai lebih baik dalam pelajaran dan lebih berpotensi untuk lulus sekolah.
Dengan demikian, kalau ingin tetap sehat, langsing, berpikir jernih, dan waspada dalam setiap situasi, sarapan itu menjadi yang utama.
Penelitian di University of Missouri, A S menemukan, bahwa telur sangat baik untuk sarapan pagi.
Kadar protein telur yang tinggi membuat perut terasa penuh, sehingga membantu mengontrol rasa lapar dan makan lebih sedikit saat makan siang dan malam.
Pennington Biomedical Research Center menyarankan bagi yang sedang mengikuti program menurunkan berat badan dengan menyantap dua telur saat sarapan pagi sangat dianjurkan.

Kalau kita lihat banyak orang tak punya waktu untuk makan pagi ( sarapan ) dikarenakan kebanyakan orang mempunyai kebiasaan belum tidur sampai larut malam, dan tidur selama mungkin pada pagi harinya.
Walaupun sebagian orang mampu bekerja efisien di malam hari, tetapi kebanyakan orang tidak bisa.
Dengan mencoba pergi tidur cukup cepat dan bangun pagi-pagi dengan segar, sementara sisa waktu untuk berolahraga walau sebentar ( dua puluh menit ), mandi dan berpakaian, lalu makanlah sebagai sarapan dengan makanan hangat.
Hal seperti ini berlaku juga untuk anak-anak.
Suruhlah anak-anak tidur lebih cepat agar mereka dapat bangun pada waktunya untuk bersama seluruh keluarga duduk di meja, makan pagi bersama.
Makan pagi ( sarapan ) yang baik dapat meningkatkan energi, menambah kesiagaan, dan meningkatkan perasaan senang.
Kecenderungan untuk makan diantara jam makan akan berkurang., dan kemampuan mengendalikan emosi menjadi lebih baik.

Asal - usul sarapan.
Makan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap mahluk hidup, termasuk manusia.
Ternyata kebiasaan sarapan atau nyarap atau makan pagi tidak berjalan seiring timbulnya peradaban.
Bangsa Romawi, misalnya hanya makan sekali dalam sehari yaitu pada siang hari.
Menurut ahli sejarah makanan, Caroline Yeldham, bangsa Romawi percaya bahwa mereka lebih sehat bila tidak terlalu sering makan.
Mereka terobsesi dengan pencernaan.
Makan lebih dari sekali sehari berarti rakus dan akan berdampak buruk panjang pada kesehatan.
 Pada abad pertengahan, kebiasaan makan banyak dipengaruhi kehidupan dalam biara.
Tidak boleh makan apa pun sebelum mengikuti misa pagi dan daging hanya boleh dimakan setengah dari total hari dalam setahun.
Tampaknya, kata breakfast masuk dalam kosokata bahasa Inggris pada zaman ini, yang arti harfiahnya adalah mematahkan ( break ) puasa ( fast ) malam sebelumnya.
Baru pada abad ke 17, berbagai kalangan sosial memulai harinya dengan sarapan.
Setelah periode restorasi yang dilakukan Charles II di Inggris, kopi, teh, dan makanan seperti daging asap dan telur goreng orak-arik muncul di meja makan orang-orang kaya.
Bahkan, pada akhir tahun 1740-an, ruang khusus untuk sarapan selalu ada di rumah para bangsawan.
Ketika revolusi industri terjadi pada pertengahan abad ke-19, jam kerja menjadi teratur.
Karena itu, para buruh perlu makan sebelum berangkat kerja untuk mendukung stamina mereka di pabrik, termasuk pimpinannya.
Hal seperti ini juga pernah diteliti oleh tim peneliti dari Universitas Cornell yang melakukan penelitian terhadap 52 lukisan Perjamuan Terakhir ( The Last Supper ).
Mereka menyimpulkan bahwa porsi makan manusia makin bertambah ( berlebihan ).
Lukisan yang terus dibuat kembali selama 1000 tahun terakhir ini ternyata juga mengikuti pola hidup pada tiap-tiap zaman.
Piring di meja Perjamuan Terakhir bertambah besar 66 %, sedangkan besar roti meningkat 23 %.

Kita dapat menarik kesimpulan dengan kemajuan suatu zaman porsi makan seseorang menjadi semakin bertambah, tetapi sayangnya seringkali tidak diikuti dengan pola makan yang baik.
Dan dengan kemajuan zaman juga manusia diarahkan kepada pola hidup yang tidak sehat, yaitu dengan melupakan sarapan pagi.
Padahal sarapan pagi merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan.
Terima Kasih, Tuhan memberkati.