Senin, 29 April 2013

Hidup bersama Radiasi.

Dalam kehidupan modern saat ini, suka atau tidak suka sehari-hari kita selalu berhadapan dengan alat-alat elektronik mulai dari komputer, kompor, strika, radio, televisi, hand phone sampai peralatan kesehatan termasuk kecantikan.
Bahkan di perkantoran media pun sama sekali tidak menggunakan kertas, semuanya elektronik.
Jadi secara tidak disadari kehidupan kita sehari-hari sudah " terkepung " oleh radiasi.
Mungkin kita pernah mendengar dari percakapan orang mengenai radiasi.
Misalnya " awas lho alat itu mengandung radiasi ".
Tetapi apakah kita tahu apa itu radiasi dan dampaknya bagi kesehatan.
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang radiasi, sebaiknya mengerti dulu definisi dari radiasi itu sendiri.
Radiasi adalah semua jenis energi yang dihantarkan tanpa medium perantara.
Ketika suatu energi dapat sampai ke target tanpa adanya medium perantara, maka energi itu dapat dikatakan sebagai radiasi.
Disini dapat disimpulkan pengertian spektrum radiasi itu sangat luas.
Energi radiasi umumnya berupa gelombang.
Radiasi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Radiasi pengion dan Radiasi non pengion.
Umumnya orang menyebut dan mengingat radiasi sebagai radiasi pengion, misalnya radiasi sinar X, atau kecelakaan radiasi yang belum lama ini terjadi di Jepang yaitu kerusakan PLTN Fukushima.
Yang lebih banyak dan lebih akrab dengan kita justru radiasi non pengion dengan tingkat energinya lebih rendah.
Padiasi pengion berarti radiasi yang energinya tinggi sehingga dapat mengionisasi ( memecah ion-ion dalam atom ).
Partikel alfa, beta, sinar gamma, sinar X dan neutron dapat menghasilkan energi yang cukup tinggi untuk mengionisasi atom.
Radiasi dari neutron berenergi tinggi dapat menyebar melalui madia udara, sehingga wilayah yang terkena dampaknya bisa luas sekali.
Hal ini seperti yang terjadi pada rusaknya reaktor nuklir pada PLTN Fukushima, Jepang.

Lain lagi dengan radiasi non pengion, radiasi ini memiliki energi yang hanya bisa mengubah struktur atom, tanpa mengionisasinya.
Yang termasuk radiasi non pengion adalah spektrum ultraviolet ( UV A dan UV B ), visible light, sinar infra merah, microwave ( gelombang mikro ), frekuensi radio dan extremely low frequency.

Efek radiasi terhadap kesehatan bergantung pada jenis radiasinya, apakah jenis radiasi pengion atau non pengion.
Selain jenis radiasi, panjang gelombang energi dan frekuensi juga mempengaruhi tingkat intensitas energinya.
Makin tinggi tingkat intensitas energi, walau termasuk radiasi non pengion, dampaknya terhadap tubuh kita akan semakin buruk.
Untuk mengenal lebih dekat dengan yang namanya radiasi dan seberapa dekatnya dengan manusia, serta bagaimana si radiasi itu mempengaruhi tubuh manusia, inilah penjelasannya.

Pertama akan dibahas jenis radiasi pengion.
Radiasi pengion diantaranya Partikel alfa, partikel beta, sinar gamma dan sinar X.

Partikel alfa.
Partikel alfa sangat berenergi, biasanya terdapat pada elemen yang bersifat sangat radioaktif seperti Uranium, Radium dan Polonium.
Partikel alfa dapat bergerak perlahan di udara.
Efeknya terhadap kesehatan tergantung pada pajanannya, karena dia tidak dapat menembus lapisan kulit yang dalam.
Jika partikel alfa terhirup, termakan atau terserap dalam aliran darah, barulah jaringan tersebut akan terpajan radiasi alfa.

Partikel Beta.
Partikel ini bergerak dengan sangat cepat.
Manusia dapat terpajan partikel beta dari sumber radiasi alami maupun buatan ( man-made ).
Partikel beta ini lebih penetratif tapi kurang berbahaya jika jaraknya jauh, dan dapat dicegah dengan memakai baju yang cukup tebal.
Partikel beta dapat menembus kulit dan menyebabkan luka bakar dan jika tertelan atau terhirup, efeknya akan lebih buruk lagi.

Sinar Gamma.
Sinar ini tidak memiliki muatan atau berat, tetapi sangat penetratif.
Sumber sinar gamma berasal dari alam berupa potassium - 40 dan buatan manusia berupa cobalt - 60 dan cesium - 137.
Sinar gamma sangat berbahaya bagi seluruh tubuh.

Sinar X
Sinar X ini mempunyai energi yang lebih rendah dari pada sinar gamma, karenanya sinar X lebih tidak penetratif.
Sinar X dipakai dalam bidang kesehatan dan industri untuk pemeriksaan, inspeksi dan kendali proses.

Sumber radiasi
Alam.
Radiasi alam berupa sinar matahari ( UVC ), sinar kosmik, dan elemen radioaktif seperti gas radon, uranium, dan potassium yang sudah ada di dalam perut bumi.

Buatan manusia.
Radiasi yang dihasilkan melalui beberapa alat misalnya mesin sinar x atau reaktor nuklir yang digunakan oleh beberapa institusi seperti institusi kesehatan, penelitian dan pendidikan, pembangkit listrik sampai industri pembuatan senjata nuklir.
Bahan radioaktif juga dipakai dalam pembuatan mesin pendeteksi asap rokok dan pintu masuk beberapa gedung.

Efek radiasi
Radiasi begitu menjadi gunjingan dan kekhawatiran banyak orang.
Mengapa sampai begitu ?, apa pengaruhnya terhadap tubuh manusia ?
Radiasi pengion mempengaruhi tubuh manusia dengan cara menyimpan energi dalam jaringan tubuh, sehingga menyebabkan kerusakan bahkan kematian sel.
Dalam beberapa kasus, efeknya mungkin tak terlihat, di kasus yang lain, sel tubuh mungkin bertahan hidup tetapi menjadi tidak normal baik sementara atau selamanya.
Biasanya sel yang abnormal ini bisa menjadi ganas.
Baik dosis rendah atau tinggi, radiasi dapat merusak sel.
Kerusakan sel tergantung pada total energi yang diserap tubuh, periode dan dosisnya serta organ tertentu yang terpajan.

Bagaimana jika terpajan radiasi terlalu lama, atau biasa disebut dengan pajanan kronik ?
Pajanan kronik artinya, terjadi pajanan dalam waktu yang lama dan berkelanjutan terhadap dosis radiasi yang rendah.
Dampak yang akan dituai dapat berupa kanker dan penyakit lain seperti tumor jinak, katarak, atau efek genetik berbahaya lainnya.

Jika pajanan itu sifatnya akut atau pajanan akut berarti pajanan terhadap radiasi tunggal dosis tinggi atau serial dosis sedang dalam waktu singkat.
Dosis akut yang besar bisa di dapatkan dari terapi radiasi pada kanker.
Efek yang dihasilkan dapat berupa efek segera dan efel delay.
Efek delay antara lain katarak, sterilitas, kanker dan kelainan genetik berbahaya.
Sedangkan efek segera berupa kelainan saluran cerna, infeksi bakteri, perdarahan, anemia, kehilangan cairan tubuh dan ketidakseimbangan elektrolit.
Pajanan radiasi akut dengan dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian.

Bahasan yang ke dua adalah Radiasi Non Pengion.
Radiasi non pengion diantaranya : Extremely low frequency, frekuensi radio, mikrowave, sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultraviolet ( UV ), dan laser.

Extremely low frequency.
Radiasi ini dihasikan oleh kabel listrik, kawat elektrik dan alat-alat elektronik.
Hampir semua peralatan elektronik yang menggunakan listrik memancarkan radiasi jenis ini, misalnya televisi, kipas angin, hair drier, komputer, printer, mesin cuci, setrika dan sebagainya.

Frekuensi radio dan microwave.
Radiasi microwave diserap tubuh jika jaraknya dekat dengan kulit, sementara frekuensi radio diserap oleh seluruh tubuh.
Pada intensitas yang tinggi, keduanya dapat merusak jaringan tubuh melalui panas.
Alat yang memancarkan radiasi ini diantaranya pemancar radio dan telepon seluler.

Sinar infra merah.
Organ kulit dan mata menyerap sinar infra merah sebagai panas.
Biasanya terasa di tubuh sebagai sensasi panas dan nyeri.
Sumber radiasi infra merah meliputi furnaces, lampu penghangat dan laser infra merah.

Sinar tampak.
Radiasi sinar tampak yang berlebihan dapat merusak mata dan mulut.

Sinar Ultraviolet ( UV ).
Sinar UV memiliki kisaran energi foton yang tinggi dan sangat berbahaya karena biasanya tidak ada gejala segera sebagai akibat dari pajanan yang berlebihan.
Sumber radiasi UV antara lain sinar matahari, black lights, percikan api pada proses pengelasan, dan laser UV.

Laser.
Laser biasanya memancarkan radiasi optik dan merupakan bahaya potensial bagi mata dan kulit.
Sumber utama laser antara lain laser infra merah CO2 , helium neon, neodymium, ruby, serta laser  UV nitrogen.

Lalu apa efek radiasi non pengion terhadap kesehatan ?
Salah satu efek yang dihasilkan oleh radiasi non pengion terhadap kesehatan adalah apa yang dikenal sebagai efek termal atau efek panas.
Pernahkah anda jika sedang menelepon terlalu asyik sehingga tak tahu lagi waktu sudah berapa lama, tahu-tahu telinga terasa panas ?
Terasa panas di telinga itulah yang disebut sebagai efek panas akibat radiasi yang dihasilkan oleh radiasi elektromagnetik.
Sebaiknya ketika telinga sudah mulai panas, saatnya untuk menghentikan pembicaraan bukan memindahkannya ke telinga lainnya.
Efek termal itulah yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Sebagai permulaan menyebabkan dehidrasi sel tubuh.
Dehidrasi ini akan menjelaskan, bila telepon terlalu lama kita akan menjadi haus, bibir menjadi kering, bahkan jika kebiasaan telepon lama ini tidak segera dihentikan, maka dalam jangka panjang, dapat memicu terjadinya katarak karena dehidrasi lensa mata.
Dehidrasi bila terjadi pada sel saraf dapat menyebabkan rusaknya sel saraf, akibatnya otak tak lagi bekerja optimal.
Efek radiasi lain terhadap kesehatan adalah gangguan terhadap sintesa protein.
Bila proses pembentukan protein dalam tubuh mengalami gangguan oleh karena adanya radiasi, maka yang terjadi dapat berupa kerusakan sel, atau perubahan sifat sel.
Sel yang lebih rentan terkena biasanya sel darah dan sel reproduksi.
Sehingga banyak yang mengatakan bisa terjadi kanker darah, kemandulan dan keganasan lainnya.
Tetapi sampai tulisan ini diturunkan, masih belum jelas hubungan antara pajanan radiasi non pengion dengan kejadian keganasan atau kemandulan.
Disini masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Radiasi memang ada disekitar kita, tetapi kita harus berusaha bagaimana cara menghadapi radiasi itu.
Radiasi pengion biasanya jauh dari kehidupan kita, kecuali mereka yang bekerja dilingkungan tersebut, misalnya pekerja PLTN atau yang berhubungan dengan radiologi dan radioterapi.
Disini disediakan dan diwajibkan memakai alat pelindung diri serta diperiksa kadar radiasi yang mengenai tubuh dalam periode tertentu.
Justru radiasi non pengion yang banyak terdapat disekitar kita dan bahkan sudah akrab dengan kita.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi besarnya radiasi yang membahayakan kita.

Dosis radiasi.
Makin banyak peralatan elektronik yang kita gunakan, sebenarnya dosis radiasi yang mengenai tubuh kita semakin tinggi.

Intensitas.
Intensitas radiasi berarti besarnya energi yang dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik tersebut.
Makin tinggi intensitasnya, makin bahaya bagi tubuh kita.
Bila hal seperti ini sudah tidak dapat dihindari lagi, maka pilihlah peralatan elektronik yang kualitasnya baik.
Misalnya, jika memilih ponsel, pilih bila sedang dipakai untuk SMS atau menelepon tidak mengganggu peralatan elektronik yang lain, bila dipakai 2 - 3 menit tidak terasa panas.
Intensitas radiasi dapat diukur dengan menggunakan alat elektromagnetik field meter.
Dengan peralatan ini dapat mengetahui berapa besar intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu alat.

Frekuensi dan panjang gelombang.
Salah satu faktor penentu radiasi adalah frekuensi dan panjang gelombang.
Makin tinggi frekuensinya dan makin pendek panjang gelombangnya, energi yang dihasilkan semakin tinggi.

Durasi.
Semakin lama kita menggunakan suatu alat elektronik, semakin besar pula energi yang terserap oleh tubuh kita.
Maka, mulai sekarang, jangan terlalu berlama-lama mengobrol dengan teman lewat telepon.

Jarak.
Dulu orang tua kita pernah berpesan kalau menonton televisi jangan dekat-dekat.
Perkataan itu sangatlah relevan dengan konsep radiasi, bahwa dengan menjaga jarak yang aman dapat mengurangi risiko pajanan radiasi.

Dalam penggunaan alat-alat yang menggunakan listrik untuk keperluan sehari-hari sebaiknya diusahakan menggunakan alat-alat listrik yang tidak terlalu banyak menghasilkan intensitas dan dosis radiasi yang tinggi.
Hal ini dapat dinilai dari besarnya daya listrik yang digunakan oleh alat listrik tersebut.
Makin tinggi daya listrik yang diperlukan, kemungkinannya menghasilkan radiasi yang besar juga semakin tinggi.
Begitu juga dengan tegangan listrik yang digunakan, makin tinggi tegangan listrik yang diperlukan, makin tinggi pula medan listrik yang dihasilkan.

Sebenarnya setiap orang berisiko terkena pajanan radiasi terutama oleh radiasi non pengion.
Disini ada dua pendekatan yang masih bisa dilakukan, setidaknya untuk mengurangi radiasi diantaranya :

Pendekatan teknis.
Maksudnya dengan membuat suatu alat elektronik sedemikian rupa sehingga tidak melewati ambang batas yang telah ditetapkan oleh WHO.
Misalnya, mengganti layar komputer atau layar televisi  yang masih cembung dengan yang sudah menggunakan teknologi LCD, ponsel dengan kualitas yang baik, atau alat elektronik yang hemat listrik.

Pendekatan administratif.
Bila dengan pendekatan teknis tidak memungkinkan, maka yang bisa dilakukan adalah pendekatan administratif.
Misalnya jam kerja bagi pegawai yang terpajan radiasi sedikit dikurangi atau diseling dengan pekerjaan lain yang tidak menggunakan alat elektronik.

Yang terpenting harus bisa mengaturnya, sebab tehnologi juga diperlukan untuk menunjang kehidupan kita.
Terima kasih, Tuhan memberkati.