Jumat, 25 Juli 2014

Psikopat gangguan jiwa yang mengerikan.

Gangguan jiwa ini disebut mengerikan, karena si pengindap seringkali tampak seperti biasa-biasa saja, hal ini pun dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengenalan akan gangguan jiwa ini di masyarakat, sehingga lolos dari perhatian umum.
Psikopat merupakan istilah umum dari gangguan kepribadian anti sosial atau dissosial.
Dapat dibedakan antara gangguan kepribadian anti sosial dengan perilaku anti sosial.
Gangguan kepribadian anti sosial ini merupakan pola respons yang menetap dari seseorang terhadap kehidupannya, lingkungannya, termasuk terhadap diri sendiri.
Misalnya seorang mafia yang terlibat dalam aktivitas kriminal belum tentu psikopat.
Dia melakukan perilaku anti sosial seperti berdagang heroin yang melanggar norma hukum.
Perilakunya itu merupakan pola bisnis yang hanya sebagian dari pola menetap dia dalam berespons.
Dalam hubungannya dengan keluarga maupun teman, dia bertanggung jawab, punya rasa kasih sayang, baik, hangat relasinya dan tidak merugikan.
Pada gangguan kepribadian anti sosial, pola responsnya selalu melanggar norma sosial yang berlaku, tidak bertanggung jawab terhadap perilakunya, cenderung agresif impulsif, tidak penuh pertimbangan, manipulatif, merugikan orang lain tanpa merasa bersalah dan dalam membina hubungan dengan orang lain cenderung tidak stabil.
Menurut Prof. Robert D. Here, PhD dalam bukunya Without Conscience ( tanpa nurani ).
Psikopat adalah pemangsa sosial yang menarik, manipulatif / penuh tipu muslihat, emosinya dangkal, tidak menggunakan hati nurani dan perasaan dalam hubungan dengan orang lain, mementingkan diri sendiri, kurang rasa empati, mengambil apa yang mereka mau, tidak dapat mengendalikan tingkah laku, kurang rasa tanggung jawab, melanggar norma hukum dan sosial tanpa sedikitpun merasa bersalah dan menyesal.
Walau begitu bukan berarti jika seseorang memiliki beberapa gejala diatas adalah seorang psikopat.
Perlu pendapat ahli untuk memastikan seseorang psikopat atau bukan.
Jangan terlalu mudah menggunakan istilah psikopat, kecuali jika dalam semua aspek muncul perilaku anti sosialnya secara menetap.
Psikopat tidak merasa ada sesuatu yang salah setelah melakukan perilaku menyimpang seperti membunuh, menyakiti, merugikan orang lain dan manipulatif.
Mereka merasa biasa-biasa saja.
Sama seperti orang yang punya kepribadian histrionik dengan perilaku cenderung mencari perhatian, merajuk dan berlebih-lebihan, dia merasa itu sesuatu yang wajar dan mengatakan " Ya, itulah saya ".
Oleh sebab itu, psikopat sulit untuk disembuhkan karena mereka tidak merasa ada yang perlu dikoreksi dan tidak menyadari bahwa itu gangguan kepribadian.
Psikopat tidak selalu akan tampil dalam perilaku yang selalu berpola.
terkadang dipermukaan psikopat berpenampilan baik tetapi kecenderungan merugikan orang lain dan melanggar norma tetap ada.
Ada juga yang berpenampilan buruk atau berangasan, suka berkelahi, perilaku kekerasan dalam rumah tangga, dalam berhubungan dengan istri cenderung tidak setia dan menyakiti.

Proses pembentukan psikopat.
Proses terbentuknya seorang psikopat merupakan interaksi biopsikososial.
Dari penelitian mengatakan bahwa faktor genetik memegang peranan.
Penelitian itu diteliti pada seseorang yang kembar satu telur.
Ketika salah satu memiliki pola perilaku anti sosial, setelah diikuti ternyata saudara kembarnya juga memiliki pola perilaku yang sama.
Mereka kedua orang tuanya peminum ( alkoholik ), perilakunya cenderung anti sosial.
Pola asuh yang ambivalen dimana tidak ada nilai-nilai yang jelas mana benar dan mana salah, norma sosialnya kabur, dan ada kecenderungan di keluarganya mudah sekali terjadi perilaku kekerasan yang menyakiti ibunya atau ayahnya juga dapat menjadi penyebabnya.
Here mengatakan faktor psikologis, biologis, dan genetis berpengaruh terhadap terbentuknya gangguan kepribadian psikopat.
Gangguan kepribadian tersebut sudah dapat diamati sejak masa remaja akhir yaitu sekitar usia 15 tahun.
Biasanya mereka memperlihatkan pola perilaku dissosial, banyak terlibat pada kenakalan disekolah, perkelahian atau tawuran, penyalahgunaan narkoba dan cenderung pada kegiatan-kegiatan penipuan atau manipulatif.
Perilaku tersebut malai menetap setelah usia 18 tahun.

Orang yang tergolong psikopat tidak mamiliki rasa empati saat malihat ada orang lain merasa kesakitan.
Psikopat merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan tidak berperasaan, mencari sensasi sendiri dan tidak mau bersosialisasi.
Pada suatu penelitian dengan menggunakan MRI fungsional untuk mengamati aktivitas otak pada 121 narapidana di penjara AS, narapidana dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan tingkat psikopati mereka, tinggi, sedang, dan rendah.
Para narapidana kemudian ditunjukkan beberapa foto gambar yang menunjukkan rasa sakit seperti foto jari yang terjepit dipintu, kaki yang terjepit dibawah benda berat, korban teroris WTC yang bergelimpangan dan bersimbah darah.
Setelah itu mereka diminta untuk membayangkan, bagaimana jika kondisi ini terjadi pada mereka dan terjadi pada orang lain.
Untuk Psikopat tingkat tinggi, menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dari normal pada daerah otak yang terlibat pada empati untuk nyeri.
Namun hasil yang didapat berbalik ketika mereka membayangkan orang lain kesakitan.
Ketika membayangkan orang lain kesakitan, psikopat tingkat tinggi justru menunjukkan peningkatan aktivitas didaerah otak yang berperan dalam fungsi kesenangan.
Itulah sebabnya mengapa mereka tidak memiliki rasa kasihan terhadap orang lain.
Temuan ini diharapkan bisa membantu peneliti selanjutnya melakukan pendekatan untuk pengobatan psikopat.

Terapi Psikopat.
Sangatlah berbeda dengan orang depresi atau skizofrenia, keduanya bisa dianggap sakit.
Orang pengindap psikopat bukan orang sakit karena merupakan kepribadian yang dia lakukan segala sesuatunya dengan sadar dan dengan motif tertentu yaitu merugikan orang lain.
Oleh sebab itu harus disadarkan dengan koreksi yang bersifat penjeraan yaitu penjara misalnya, pelatihan perilaku melalui lembaga korektif dengan program yang jelas untuk pengelolaan perilaku dan termonitor dengan benar.
Di Indonesia belum ada lembaga korektif.
Dengan psikoterapi psikoanalisis bisa membaik tetapi presentasinya kecil.
Dari literatur, didapatkan angka 70 % akan kambuh pasca terapi.

Pencegahan tentunya akan lebih baik yaitu dengan deteksi dini sehingga kecenderungan perilaku anti sosial dapat dikoreksi sejak remaja akhir.
Koreksi saat itu masih bisa bermanfaat.
Perilaku anti sosial perlu pendidikan khusus, kemungkinan akan sembuh lebih besar.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

Rabu, 16 Juli 2014

Membaca karakter seseorang lewat tulisan tangan.

Tulisan dari goresan tangan seseorang mencerminkan curahan hati, goresan jiwa dan tampilan komunikasi batin yang tersalur, begitu menurut filsuf Yunani.
Tulisan tangan adalah bahasa tubuh yang tergolong penting seperti halnya bentuk bahasa tubuh lainnya, dikirim lewat alat tulis, merupakan manifestasi atas apa yang terjadi di alam bawah sadar.
Tulisan tangan setiap individu adalah sesuatu yang unik sebagaimana tercetak oleh tangan si penulis.
Seperti pepatah mengatakan  " kita adalah apa yang kita tulis ".
Berapa banyak informasi yang dapat ditampakkan dalam tulisan tangan, hampir semuanya, kecuali yang berkaitan dengan usia, ras, suku, dan jenis kelamin.
Para grafolog mampu mengetahui kepribadian dan karakter seseorang lewat tulisan.
Analisis tulisan tangan adalah ilmu pengetahuan yang sifatnya deskriptif, bukan hal ramal-meramal, apalagi jadi tukang nujum.
Seorang grafolog dapat menyatakan kebiasaan seseorang, namun tidak dapat memprediksi apa yang akan seseorang lakukan dengan sifat yang dimilikinya.
Tulisan tangan adalah efek yang kaku dan merefleksikan mood seseorang pada saat ia menulis, sebagai gambaran dirinya secara keseluruhan.
Bandingkanlah antara tulisan tangan dengan wajah.
Meskipun ekspresi yang tampak tidak selalu sama, tetapi selalu ada yang berubah.

Bangsa Indonesia terkenal diseluruh dunia sebagai bangsa yang ramah, santun dan senang bersahabat.
Ternyata dengan melihat goresan tulisan tangan dari suatu masyarakat dapat mengetahui karakter dari bangsa tersebut pada umumnya.
Para ahli grafologi mengatakan Bangsa Indonesia terkenal ramah, santun dan bersahabat, dapat terlihat dari tulisan tangan yang umumnya berbentuk bulat dan terpisah seperti tulisan cetak.
Jenis tulisan ini mencerminkan karakter seseorang yang memiliki minat pada pekerjaan yang berhubungan dengan manusia.
Oleh sebab itu kita lebih humanis, santun dan ramah.
Spesifikasi tulisan menunjukkan karakter masyarakat yang handal dalam banyak hal.
Masyarakat kita gemar mencoba banyak kegiatan.
Karakter masyarakat itu sesuai dengan alam tropis yang identik dengan masyarakat santai.

Sementara Bangsa Eropa cenderung gemar berpikir dengan pola yang terstruktur.
Terlihat dari karakter tulisan sebagian besar tulisan bersambung dan miring.
Bangsa Eropa gemar membaca, hal ini dipengaruhi juga oleh keadaan udara yang dingin sehingga membatasi aktivitas diluar rumah.
Tulisan khas Eropa menunjukkan kepatuhan dan bersifat konvensional.
Tulisan jenis Eropa ini ditemui pada masyarakat kita dizaman tempo dulu waktu penjajahan Belanda.
Orang-orang tua kita menulis dengan tulisan bersambung, miring, teratur dan hampir seragam pada setiap orang.
Gaya tulisan Eropa bersebrangan dengan gaya tulisan Amerika yang terkesan bebas dan berantakan.
Tulisan orang Amerika lebih acak-acakan dan ekspresif seperti karakter mereka.
Sedangkan tulisan masyarakat China dan Jepang punya jiwa seni, spiritual dan intelektual yang tinggi.

Kita juga sering melihat orang gaya goresan tulisannya dengan tekanan yang kuat, terkadang sampai memberikan jejak pada kertas dibawahnya, miring ke kanan, miring ke kiri dan miring tidak tetap serta tegak vertikal.

Tulisan yang berat dan kuat mengindikasikan kealamiaan si penulis yang dalam.
Penulis beraliran ini banyak membawa perasaan, sakit hati, dan kegembiraan dalam waktu yang panjang.
Jenis orangnya tegas dan gigih.
Keinginan yang kuat dan cenderung memaksakan kehendak ke orang lain.
Penulis dengan tulisan bertekanan kuat memiliki perasaan yang lebih kuat dibandingkan dengan orang lain.
Tekanan yang kuat mengindikasikan sebuah kepribadian yang tegas.

Lain lagi dengan tulisan bertekanan ringan.
Tulisan bertekanan ringan menandakan suatu sifat alami yang mengabaikan sakit dan senang.
Penulis beraliran ini adalah orang yang santai dan bahagia.
Orang ini juga dapat merasakan kesenangan dan kesedihan seperti yang dirasakan oleh penulis bertekanan kuat, namun hanya sesaat.
Penulis bertekanan ringan bisa jadi sama menderitanya seperti penulis bertekanan kuat.
Namun, emosi penulis bertekanan ringan hanya sebentar tidak selama yang bertekanan kuat.
Orang dengan tulisan bertekanan ringan biasanya lebih santai dan pasif.
Cenderung lebih spiritual daripada tegas.

Ada juga orang yang menulis dengan tulisan tangannya miring tidak tetap.
Jika melihat tulisan seperti ini karakter yang dimiliki orang tersebut adalah tidak konsisten, sebagian besar miring normal dan sebagian lagi berirama.
Bahkan dapat dikatakan si penulis adalah orang yang sulit ditebak.
Kemiringan yang berbeda dalam kata yang sama, ada yang ke kanan dan ke kiri, artinya ada yang salah pada kepribadiannya.

Tulisan miring ke kiri.
Tulisan yang miring ke kiri menandakan pribadi yang menarik diri terhadap orang lain.
Pribadi seperti ini sangat protektif dan sulit berinteraksi dengan orang lain.
Jika tulisan secara konsisten jatuh ke kiri, maka si penulis membutuhkan dorongan dari orang lain.

Tulisan miring ke kanan.
 Tulisan yang miring ke kanan menandakan si penulis lebih terpengaruh emosinya dibanding dengan yang bertulisan tegak.
Orangnya lebih simpati terhadap orang lain
Jika kemiringan tulisan itu jauh ke arah kanan, si penulis menunjukkan orang yang impulsif.
Jika tulisan mengarah jauh ke kanan dan ekstrem, bisa dikatakan si penulis sangat impulsif dan bertindak sesuai kehendak hatinya.
Dapat diasumsikan bahwa perasaan orang yang tulisannya miring ke kanan itu sangat teguh dalam pendiriannya.
Sebagian besar orang menulis dengan tulisan yang sedikit miring.

Tulisan tegak atau kemiringan secara vertikal, menandakan pribadi yang objektif.
Orang ini lebih dipengaruhi oleh pikirannya dibanding dengan perasaanya.

Kemiringan dalam tulisan tangan lebih berhubungan dengan faktor emosional, tulisan makin miring ke kanan maka makin emosional.

Dari hasil penelitian menemukan bahwa stabilitas emosional sangat dipengaruhi oleh lobus temporal yang dominan.
Bila terjadi gangguan di lobus temporal ini, misalnya terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas, akan memicu fluktuasi, ketidakkonsistenan, ketidakstabilan suasana hati dan perilaku.
Hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai ekspresi wajah emosional bersifat bawaan, bukan hasil belajar ( bayi dapat mengenali wajah emosional ibunya ).
Namun ketika bagian otak mengalami gangguan, maka ketrampilan sosial termasuk ketrampilan menulis dengan goresan tangan akan ikut terganggu.
Terima kasih, Tuhan memberkati.