Kamis, 07 Februari 2013

Hati-hati dalam menggunakan obat gosok.

Dari hasil temuan di University of lowa hospital and clinics, AS, dipublikasikan seorang bayi perempuan yang berusia dua bulan dengan tanpa diduga mengalami gangguan pada hatinya.
Hal itu terjadi setelah sang ibu mengoleskan dengan cukup banyak obat gosok pada bagian leher dan dada si bayi, tiga kali sehari selama lima hari berturut-turut.
Si bayi masih beruntung, setelah pemberian obat gosok dihentikan, hati si bayi normal kembali.
Kebiasaan masyarakat kita sejak dahulu, mungkin dari warisan nenek moyang, si bayi kalau sehabis dimandikan atau sedang rewel-rewel selalu diberinya minyak gosok diperut dan didadanya.
Tindakan seperti ini sudah menjadi kebiasaan dan tidak pernah terpikirkan bahaya apa yang bakal terjadi dikemudian hari.
Menurut Dr. Warren Bishop dari Gastroenterologi anak universitas lowa AS, mengatakan :Obat gosok memang baunya enak dan membuat kulit terasa hangat.
Namun, jika obat itu mengandung kandungan kamfer, dapat membuat sel-sel pada hati mengalami kematian,bahkan dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian kalau sampai termakan bayi.
Bayi memang sangat mudah keracunan, karena kulitnya masih tipis dan peka.
Lagi pula luas permukaan yang terkena paparan gosok relatif besar dibandingkan dengan berat total tubuhnya.
Gejala yang muncul jika bayi teracuni obat gosok berkamfer melalui kulitnya, seperti pembengkakkan pada lipatan paha.
Obat gosok yang mengandung bahan kamfer banyak dijual bebas dimasyarakat kita.
Dan yang menggunakannya tidak tanggung-tanggung dari masyarakat golongan terbawah sampai golongan teratas.
Umumnya digunakan untuk mengobati pilek, pusing, pegal linu, sakit perut dan seterusnya.
Kamfer merupakan senyawa organik turunan terpin siklik, berasal dari tanaman cinnamomum camphora ( lauraceae ), banyak terdapat di Cina, Taiwan, dan Jepang.
Bentuknya kristal berwarna putih, berbau khas aromatik, dan dapat menguap.
rasanya pahit, tetapi bisa menyejukkan.

Pada mulanya bahan ini dipakai sebagai aprodisiak ( perangsang napsu seks ), kontrasepsi, aborsi, serta supresor laktasi ( penekan pembentukkan susu )
Belakangan kamfer sudah dibuat secara sintetik dan kebanyakan dimanfaatkan sebagai antiseptik dan rubefasien ( pengiritasi kulit ).
Kamfer pada obat gosok lain dengan kamfer yang biasa digunakan untuk pengharum kamar, mobil, toilet, atau untuk mengusir serangga di lemari kayu yang berisi buku atau pakaian.
Jenis ini disebut kapur barus ( kamfer borneo ) yang diperoleh dari endapan dalam celah-celah dan rongga kayu tanaman Dryobalonops aromatica ( familia Dipterocarpaceae ) asal Kalimantan dan Sumatra.
Kapur barus warnanya putih kekuningan sampai kuning kecoklatan, baunya khas mirip kamfer.
Senyawa aktif dari kapur barus adalah d-Borneol.
Ada juga bahan dari kapur barus yang digunakan untuk keperluan pengharum dan pengusir serangga, seperti kapur tulis jaman dahulu dengan bermacam merek produk, itu mengandung senyawa organik Naftalena yang sangat beracun.
Oleh karena itu bila menggunakan kapur barus cari tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Saat seseorang merasa badannya kurang enak seperti demam ( sumeng-sumeng, bahasa Jawa ), masuk angin ( istilah yang diberikan awam untuk menurunnya daya tahan tubuh ), obat gosok atau minyak gosok adalah solusinya yang paling mudah, karena harganya murah, terjangkau dan belinya pun gampang.
Obat gosok ini mengandung kandungan kamfer, biasanya sering digosokkan pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti dada, perut, kening, hidung atau dihirup baunya sebagai inhalasi.
Bahkan didaerah sering menggunakan balsem merek tertentu yang dilarutkan dalam air panas dan uapnya dihirup, hal ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi hidung tersumbat ( pilek ) yang membandel, hasilnya cukup menggembirakan.
Pada umumnya sediaan kamfer dalam obat paten tidak melulu hanya mengandung kamfer, tetapi sering ditambah atau dicampur bahan aktif lain seperti menthol, metilsalisilat, egenol, minyak kayu putih dan seterusnya.
Zaman dahulu kamfer pernah digunakan sebagai obat selesma, influenza, analgetik ( penghilang nyeri ), antipiretik ( penurun panas ) dan gangguan tenggorokan.
Pada pemakaian secara oral ( ditelan lewat mulut ), kamfer akan terabsorpsi ( diserap ) dengan baik dan dapat terdeteksi dalam darah 20 menit setelah ditelan.
Setelah diketahui dampak buruk dari penggunaan kamfer baik sebagai obat oral ( obat telan ) atau pun tetes hidung, belakangan sudah harus hati-hati dalam penggunaannya.
Pasalnya, jika dosis yang digunakan melebihi batas yang ditentukan, akan mengakibatkan iritasi lambung,sehingga dapat menyebabkan gejala mual dan muntah.
Bahkan, bisa terjadi keracunan hati dan jika menembus plasenta bisa berakibat kematian janin.
Sebenarnya cerita tentang kamfer ini pernah diangkat dalam sebuah literatur ilmiah pada tahun 1954.
Waktu itu dilaporkan ada seorang anak berusia 19 bulan menelan satu sendok teh ( 5 ml ) kamfer oil ( setara dengan 1 gr kamfer ).
Setelah tiga jam, timbul gejala keracunan berupa muntah hebat, kejang dan koma, sampai akhirnya si anak malang itu meninggal dunia.
Setelah melalui otopsi mayat, dalam tubuhnya ditemukan tekanan intrakranial ( tekanan di dalam otak ) meningkat.
Kasus lain seorang bayi umur 2 bulan menderita gejala keracunan setelah diberi obat batuk yang mengandung kamfer.
Kamfer yang dimaksud disini walaupun berasal dari bahan alami jangan dianggap tidak berbahaya.

Secara umum keracunan kamfer dengan dosis kecil akan menimbulkan gejala seperti rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, tercium bau kamfer pada waktu bernapas, rasa haus, dan muka terasa tebal.
Pada dosis besar, bisa terjadi spasme ( kontraksi ), kejang, muntah, keringat dingin, rasa sakit pada ulu hati ( lambung ), denyut nadi cepat, malas, dan perilaku irasional.
Namun seberapa jauh akibat yang ditimbulkan tergantung dari berbagai faktor, seperti banyaknya dosis yang ditelan, usia korban, berat badan, serta kondisi umum korban.
Karena setiap produk kandungan kamfer didalamnya berbeda-beda, maka kekuatannya pun berbeda.
Dan terakhir yang ikut menentukan kondisi si korban, kapan dan berapa jam sebelumnya menelan bahan berbahaya tersebut.
Bila sampai terjadi keracunan, tentunya korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan pertama, seperti pemberian alat bantu pernapasan, pencucian lambung, dan pemberian obat-obatan untuk mengatasinya.
Tetapi masyarakat tak perlu cemas yang berlebihan, karena obat gosok, minyak gosok atau inhaler berkamfer untuk orang dewasa yang banyak dijual dipasaran, pada umumnya aman.
Namun jangan diberikan kepada anak-anak, khususnya dibawah usia dua tahun.
Karena pada produk itu terdapat kandungan kamfer, menthol dan metilsalisilat yang umumnya tinggi, bisa langsung diserap ke pernapasan.
Harus ekstra hati-hati bila mengolesi balsem pada anak-anak, jangan sampai tertelan atau dimasukkan ke dalam lubang hidung, karena rasanya akan panas.
Kalau harus pakai balsem, pilih yang mengandung bahan aktif rendah, sehingga tidak terlalu mengiritasi kulit atau menimbulkan rasa panas.
Cara mengoleskan cukup didaerah leher atau dada, sehingga uapnya sedikit mengalir dan terhirup.
Hati-hati jangan sampai mengenai mata.
Badan pengawasan makanan dan obat Amerika Serikat ( FDA ) merekomendasikan produk-produk obat gosok yang mengandung menthol dan minyak kayu putih karena dianggap aman, sejauh tidak digunakan pada bayi.
Pada produk-produk tertentu telah dicantumkan peringatan bahwa obat gosok digunakan hanya untuk meringankan gejala pilek dan batuk karena selesma serta flu,
pada penderita yang berusia dua tahun ke atas.

Kiranya suatu tindakan yang bijak, bila sebelum menggunakan obat gosok pada bayi, para orang tua membaca terlebih dahulu informasi yang tercantum dalam kemasan obat tersebut.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

2 komentar:

  1. Trmakasih dok infonya,jd lbh hati2 ni make buat anak.
    Kalo untuk penggunaan rutin/jangka panjang aman nda yah?
    Sy sdh 2thnn ini pake balsem (ku cek ada camphor 15%) buat ngurangi pegal2 di kaki,lmyn sering,hampir tiap hari.

    BalasHapus