Selasa, 16 Desember 2014

Mengetahui peran Kosmetika, Biokosmetika dan Kosmetika tradisional.

Untuk tampil menarik dan cantik bagi seorang perempuan adalah hal yang didamba.
Perempuan yang cantik dimata sebagian orang bisa saja menjadi tidak cantik bagi sebagian orang lainnya.
Namun, kecantikan yang paling asli tidak tergantung dari pendapat atau penilaian orang lain, lebih bergantung pada seberapa kenyamanan diri dari si perempuan itu sendiri.
Jadi perempuan yang bahagia adalah perempuan yang cantik.
Kecantikan sering kali dinilai dari penampilan fisik oleh karena itu soal merawat kecantikan bagi seorang perempuan sesuatu yang sangat perlu dan merawat kecantikan sendiri bukanlah sesuatu yang baru.
Hal ini dikenal sejak zaman dahulu kala, dan merupakan unsur kebudayaan masyarakat sepanjang masa-masa perkembangan umat manusia.
Penilaian norma-norma kecantikan kerap berubah sesuai dengan tuntutan zaman dan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, jenis-jenis kosmetika yang tersedia, peralatan perawatan kecantikan, dan teknik perawatan.
Berkembangnya berbagai kosmetik baru, serta peralatan modern, sehingga dimungkinkan perencanaan bermacam-macam teknik perawatan yang lebih canggih.

Dalam dekade 20 tahun terakhir ini, klinik-klinik kecantikan di kota-kota besar banyak dikunjungi oleh para perempuan yang menginginkan tampil cantik secara fisik, walau biaya yang diperlukan tidak sedikit tak menjadi soal.
Teori dan praktek pemeliharaan dan perawatan kecantikan terangkum dalam ilmu kosmetologi.
Ilmu ini sangat berkaitan dengan peraturan dan tata cara produksi, penyimpanan dan penggunaan kosmetika, mempelajari sifat-sifat bahan kosmetika yang digunakan untuk memelihara, dan merawat kesehatan, serta kecantikan tubuh, wajah, maupun bagian-bagian tubuh lainnya.

Adapun kualitas dari produk-produk kosmetika dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
- Faktor Kimiawi ( bleaching cream  yang mengandung a.l. peroseide ).
- Faktor Perubahan Fisis ( krem yang menjadi keras ) ;
- Faktor Farmakologis ( terjadinya interaksi, efek samping, dsb ) ;
- Faktor Mikrobiologis ( pemilihan zat pengawet dengan pH dan keaktifan yang sesuai terhadap jasad-jasad renik tertentu ) ;
- Faktor Yuridis ( peraturan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan ).

Kosmetika.
Perbedaan kosmetika dan obat, dalam Federal Food, Drug and Cosmetic Act ( 1938 ) dijelaskan bahwa " Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat ".
Zat tersebut tidak boleh mengganggu faal kulit atau tubuh manusia.

Dikenal beberapa istilah lain seperti :
Kosmedik :
Kosmetika yang mengandung obat seperti preparat anti pespiran, preparat untuk pengobatan akne, kosmetika yang mengandung preparat hormon dll.

Kosmetika hipoalergik :
Kosmetika yang tidak mengandung zat yang sering menimbulkan reaksi iritasi atau sensitisasi seperti perubahan, lanolin, mercury compounds, paraphenylenediamine, gum arabic dll, sehingga dianggap lebih aman bagi kesehatan kulit.
Obat dirumuskan sebagai bahan, zat atau benda yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan dan pencegahan suatu penyakit, atau bahan, zat yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.


Isi Kosmetika

Kosmetika mengandung bahan dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap seperti bahan pelarut, emulgator, bahan pengawet, pelebar, derumpaklon dll.
Pada umumnya 95 % dari kandungan dalam kosmetika adalah bahan dasar dan 5 % adalah bahan aktif atau kadang-kadang tidak mengandung bahan aktif.
Jadi sifat dan efek kosmetika tidak selalu ditentukan oleh bahan aktif yang dikandungnya, tetapi terutama oleh bahan dasar kosmetika tersebut.


Fungsi dari bahan-bahan kosmetika.

Bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetika mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Ada yang sebagai :
1. Pelarut ( dalam suatu larutan ) ;
2. Emulgator ( dalam emulsi ) ;
3. Pengawet ( dalam krem / emulsi ) ;
4. Pelekat ( dalam bubuk bedak ) ;
5. Pengencang ( dalam face lotion );
6. Penyerap ( dalam bubuk bedak, masker );
7. Desinfektan ( dalam acne lotion );

Manfaat kosmetika untuk kesehatan kulit :
Kosmetika harus berfungsi untuk memelihara kesehatan kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap baik dengan mencegah timbulnya kelaian pada kulit akibat proses usia, pengaruh lingkungan ( cuaca, suhu, dll ).

Menurut kegunaanya kosmetika dibagi menjadi dua golongan :
1. Kosmetika untuk memelihara, merawat, dan mempertahankan kondisi kulit.
2. Kosmetika untuk mempercantik wajah, disebut juga kosmetika tata rias.

Kosmetika untuk memelihara dan perawatan kulit, mencakup :
- Kosmetika untuk membersihkan kulit, diikuti penyegaran  ;
- Kosmetika untuk perlindungan kulit.
- Kosmetika untuk pemupukan kulit
- Kosmetika peralatan toilet ( toiletries ).

Kosmetika untuk membersihkan kulit :
Harus memiliki daya melarutkan bahan-bahan, baik yang larut dalam air, maupun yang larut dalam minyak.

Untuk masker terdapat dalam bentuk bubuk, pasta, krem dan gel.
Jenis masker :
- Masker kecantikan ( Schoonheidmasker ).
- Masker pemupukan ( Voedingmasker ).
- Masker perawatan ( Kuumasker ).

Masker kecantikan :
Memiliki daya pembersih, disamping sebagai penyegar dan pengencang kulit wajah.
Karena kulit muka tertutup secara sempurna oleh masker, penguapan keringat tertahan ; ini menyebabkan meningkatnya suhu kulit, sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar, dan pengaturan zat-zat ke lapisan-lapisan permukaan kulit dipercepat, dengan hasil kulit muka terlihat lebih segar.
Peningkatan suhu, peredaran darah lebih lancar, fungsi kelenjar-kelenjar kulit meningkat, kotoran dan sisa-sisa metabolisme dikeluarkan ke permukaan kulit, kemudian diserap oleh lapisan masker yang mengering.
Dengan diangkatnya masker, zat-zat tersebut turut terbuang, dan kulit mengalami pembersihan secara sempurna.
Efek masker kecantikan itu menyehatkan, membersihkan, mengencangkan, dan menyegarkan kulit.
Masker pemupukan dan masker perawatan : penyerapan zat-zat berkhasiat ke kulit dalam waktu singkat.


Pengertian Peeling ( Pembersihan pengelupasan ) adalah cara menghilangkan / membuang dengan cepat, serta efektif sel-sel dipermukaan lapisan tanduk, dan kotoran-kotoran yang melekat dengan jalan melembutkan dan melepaskannya.

Ada beberapa macam peeling :
- Peeling biologis : digunakan larutan bahan yang secara biologis memusnahkan sel-sel tanduk yang telah mati.
- Peeling kimiawi : berdasarkan atas zat-zat yang berkhasiat secara kimiawi terhadap lapisan permukaan epidermis. Disebut juga Peeling Progresif, karena khasiatnya berimbang sejajar dengan lamanya waktu olah.
- Peeling abrasif : lapisan kulit dibuang dengan menggosokkan bahan pengikis mekanis pada permukaan kulit.


Peran kosmetika harus bisa melindungi kulit, harus bisa mengatasi pengaruh bagian sinar matahari yang tidak terlihat oleh mata yaitu ultraviolet.
Sinar ultraviolet pada kulit menyebabkan penebalan lapisan tanduk, menimbulkan keriput-keriput, dan menambah pigmentasi.
Untuk meniadakan pengaruh buruk sinar ultraviolet, kulit harus diberi selapis pelindung yang menghilangkan efek sinar tersebut dengan memantulkannya ( seng oksida, titanium oksida ), atau menyerapnya ( senyawa-senyawa kina, tanin, asam paraaminobenzoat atau PABA, ester asam salisilat ).
Bila kulit tidak terlindung oleh lapisan asam ( asam barrier ), kulit cenderung menjadi kasar karena permukaan lapisan tanduk menjadi tidak rata.
Tidak adanya lapisan asam, pertumbuhan kuman menjadi tidak terkendali, sehingga terjadi infeksi melalui kulit menjadi lebih besar.
Tanpa lapisan asam, penguapan melalui lapisan tanduk menjadi lebih mudah, maka terjadi dehidrasi akan berakibat sifat kenyal dan lembut lapisan tanduk dan bagian epidermis berkurang.
Jika sudah menjadi kondisi seperti ini pemberian lemak-lemak, seperti lanolin atau minyak pelikan, tidak akan bisa mengatasinya.
Penambahan bahan air diusahakan dengan menggunakan emulsi yang mengandung humectant untuk mengantarkan air ke jaringan yang kehausan.
Lapisan asam dan air dalam lapisan tanduk dilindungi terhadap dehidrasi oleh zat-zat higroskopis-hidrofil yang larut dalam air, dan terdapat dalam sitoplasma sel-sel tanduk seperti asam-asam amino bebas, ribose, desoksiribose, dan purin.

Bersambung ke bagian II.