Makan makanan yang kering umumnya banyak disukai orang, seperti kerupuk kering, ikan asin kering, pecel lele digoreng kering, biskuit gosong dan seterusnya.
Perlu diketahui kandungan purin pada suatu makanan akan meningkat saat di keringkan.
Penyusutan air karena proses pengeringan menyebabkan pemecahan molekul xanthin dan adenin pembentuk asam urat.
Tidak hanya terjadi pada ikan laut saja, tetapi pada makanan tinggi purin lainnya, seperti melinjo.
Melinjo yang dikeringkan menjadi emping memiliki kadar purin yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji melinjo segar.
Kandungan purin itu dapat menyebabkan kenaikan kadar asam urat dan kekambuhan gout.
Begitu pula dengan yang namanya garam, garam yang dikandung pada ikan ikan asin, jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak akan mengharuskan ginjal lebih aktif bekerja untuk membuang kelebihan sodium ( biasanya makan ikan asin tak mau berhenti ) akibatnya kadar asam urat akan meningkat.
Gout pun akan spontan kambuh karena ekskresi asam urat harus bersaing dengan sekresi sodium.
Melalui mekanisme lain peningkatan sodium memicu kenaikan tekanan darah.
Disini baik secara langsung maupun tidak langsung, peningkatan tekanan darah menyebabkan keseimbangan asam urat terganggu.
Bagi individu yang peka terhadap garam, hal ini menjadi sebuah persoalan penting.
Jadi nagi penggemar ikan asin sangat mungkin akan memicu kekambuhan gout terutama pada individu yang peka terhadap garam.
Penderita hipertensi berisiko tinggi menderita hiperurisemia dan gout, demikian juga sebaliknya.
Penanganan hipertensi merupakan langkah awal yang baik untuk mempercepat penurunan kadar asam urat.
Dengan turunnya tekanan darah, kinerja ginjal akan lebih ringan sehingga fungsi ginjal dalam membuang kelebihan asam urat dapat berjalan dengan baik.
Pengobatan hiperurisemia menjadi sangat bermakna bila pada waktu yang bersamaan tekanan darah dikondisikan pada level normal.
Pengendalian yekanan darah secara tidak langsung sangat bermanfaat untuk menurunkan risiko komplikasi hiperurisemia yang lebih serius.
Waspada pula dengan orang yang perutnya gendut alias buncit, karena di dalam perut yang buncit tersimpan berbagai persoalan termasuk faktor yang berisiko sebagai pemicu hiperurisemia.
Sejumlah studi mengatakan bahwa perut gendut merupakan faktor risiko hiperurisemia.
Peningkatan body mass index ( BMI ), rasio lingkar punggung dan lingkar pinggul, peningkatan trigliserida, peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, serta penurunan HDL merupakan faktor kuat pemicu terjadinya hiperurisemia.
Semakin besar ukuran lingkar pinggang seseorang, semakin tinggi hiperurisemia yang harus dihadapi
Hati-hati minum obat-obatan pelangsing karena dapat menimbulkan efek yang lebih buruk dan berbahaya daripada persoalan obesitas itu sendiri.
Karena ada beberapa obat pelangsing memiliki efek diuretik yang dapat menyebabkan kadar asam urat semakin terdongkrak ke level yang jauh dari angka normal.
Orang yang sering makan dengan makanan dari luar, biasanya bagi orang-orang yang sibuk bekerja dan jarang makan makanan rumah.
Makan diluar rumah terasa akan lebih enak dan lebih ada rasanya, hal seperti itu dikarenakan makanan di luar banyak menggunakan penyedap rasa yang lebih dikenal vetsin atau MSG.
MSG merupakan toxin saraf ( neurotoxin ).
Dengan beragam mekanisme, MSG menyebabkan keseimbangan sistem tubuh terganggu ( baca tulisan dr. Sintoso Pujianto tentang MSG ).
MSG juga merupakan sumber peradangan tersamar.
Berbagai sunber menyebut bahwa MSG sebagai pemicu peradangan, termasuk peradangan sendi.
Russel Baylock dalam bukunya : Taste that kill menyebut MSG sebagai pemicu peradangan.
Bagi penderita hiperurisemia dan gout, peradangan merupakan peristiwa buruk yang harus dihindari.
Peradangan bukan saja mengacaukan pengaturan keseimbangan asam urat, tetapi juga memicu serangan gout.
Minum air bening bagi sebagian orang rasanya tidak begitu terbiasa apalagi suruh minum sampai tiga liter dalam sehari dianggap sangat menyiksa jiwa dan raga.
Kalau air kencing yang keluar sudah berwarna kuning pekat dan kencing terasa sakit, baru mau untuk minum, padahal keadaan seperti itu sudah termasuk dalam tahap dehidrasi.
Bersambung ke bagian II ( dua )........