Biasanya orang kalau disuruh melakukan gerak badan atau olahraga sering kali dipandang sebagai beban dan malas untuk dilakukan, apalagi di pagi hari cuaca masih dingin, masih ngantuk, kebetulan pekerjaan rutin di kantor sangat menguras energi, cape dan seterusnya banyak menjadi alasan untuk tidak melakukan olahraga.
Ada juga yang mau malakukan olahraga dengan alasan demi kesehatan, tetapi sayang hanya musiman atau kejutan sesaat makin lama semakin jarang dilakukan dan akhirnya berhenti total.
Padahal mareka tahu manfaat olahraga itu sangat perlu untuk kesehatan tubuh.
walaupun ada kemauan dan kemudian melaksanakannya, tetapi pengetahuan tentang cara melakukannya dengan baik dan benar masih kurang.
Sebagai contoh soal ; ketika berolahraga jalan kaki, baru satu kali mengelilingi stadion Bung Karno, sudah berhenti bahkan duduk dan makan bubur ayam dua mangkuk.
Sudah seperti itu masih dilanjutkan dengan mengisap rokok.
Jadi dengan demikian apa boleh buat, manfaat olahraga yang dilakukannya tentu kecil sekali.
Untuk melakukan kebiasaan berolahraga dengan baik dan benar tentunya harus mempunyai tujuan, tujuan itu sendiri harus memiliki fokus yang jelas.
Orang bijak pernah berkata jika ingin mencapai sesuatu, bekerjalah ke suatu arah, bertindak ke suatu tujuan.
Untuk menjadi bertujuan berarti berkonsentrasi pada sesuatu.
Memusatkan pikiran sehingga dapat menjaga tujuan yang dituju dan juga terus setia pada tujuan tidak peduli apapun yang terjadi.
Kalau saja dalam melakukan olahraga itu dilakukan dengan baik dan benar, maka manfaat yang akan diperolehnya besar sekali.
Misalnya saja kemampuan paru-paru dalam pengembangan dan pengempisannya akan lebih baik, begitu juga daya pompa jantung, metabolisme tubuh dan seterusnya bekerja akan lebih baik bila sering bergerak.
Seperti pada kendaraan mobil pun, bila tidak sering digerakan mesinnya tiap pagi, maka akan cepat masuk bengkel.
Olahraga bila dilakukan dengan baik akan banyak menuai manfaat.
Gula darah pada penderita kencing manis ( Diabetes melitus ) dapat terkendali dengan olahraga teratur.
Bagi yang menderita osteoporosis pun, jika dilatih terus dalam waktu sekurang-kurangnya tiga bulan saja, maka struktur tulangnya akan lebih baik dan kepadatan tulang menjadi lebih mantap.
Jika seseorang tidak melakukan olahraga sama sekali dalam kehidupannya, sementara kegiatan fisik yang lain juga tidak cukup berarti, maka dampak buruk yang akan muncul dalam jangka pendek, merasakan tubuh yang kurang bugar dan terlihat loyo.
Pasalnya badan tidak terlatih untuk melakukan aktivitas fisik, sehingga tidak hanya otot, jantung juga akan menjadi lemah.
Padahal, organ jantung merupakan pusat kehidupan manusia menurut orang Yunani.
Bila jantung tidak terlatih, maka daya pompanya menjadi kurang kuat untuk menyalurkan darah dan oksigen keseluruh tubuh.
Akibatnya otak akan kekurangan oksigen dan jaringan tubuh yang lain juga akan kekurangan suplai darah, sehingga imbasnya tubuh jadi lemas, tak bertenaga, tidak kuat melakukan pekerjaan yang ringan sekalipun.
Kalau tubuh tidak bugar produktivitas akan menurun.
Sebaliknya jika jantung cukup prima, aliran darah pun jadi lancar, produktivitas kerja meningkat.
Dampak jangka panjang kurang gerak ini akan sangat buruk, dikarenakan mengundang munculnya penyakit yang disebabkan oleh hipokinesia ( kurang gerak ).
Akibat kurang gerak tubuh menjadi gemuk ( obesitas ), kemudian biasanya diikuti oleh penyakit diabetes melitus ( kencing manis ), jantung, tekanan darah tinggi, stroke, rhematoid arthritis ( rematik ), kadar kolesterol dalam darah meningkat, trigliserida meningkat dan seterusnya.
Setelah berapa lama penyakit-penyakit itu akan muncul, masih bergantung pada masing-masing individu.
Bagi yang mempunyai riwayat penyakit jantung akan mudah mendapat serangan.
Konsumsi makanan juga cukup berpengaruh, bila setiap hari mengonsumsi makanan yang mengandung lemak melulu, dalam tiga atau empat bulan kemungkinan menderita serangan jantung.
Tetapi jika hanya sesekali saja, agak lama terkenanya.
Pada suatu penelitian di Universitas Harvard selama 16 tahun terhadap 17.000 alumnusnya menunjukkan, mereka yang tidak aktif berolahraga ( yang membakar tidak lebih dari 500 kalori per minggu dalam kegiatan olahraga ) lebih cenderung mengindap penyakit jantung.
Kemungkinan meninggal karena penyakit jantung dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang aktif melakukan olahraga.
Penelitian itu juga membuktikan, bagi mereka yang tidak aktif berolahraga umurnya 4 - 5 tahun lebih pendek.
Oleh karena itu, olahraga menjadi keharusan bila ingin hidup sehat.
Dalam arti luas, yang dimaksud dengan olahraga sebenarnya adalah kegiatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga jantung cukup terbebani.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari Universitas Oregon menunjukkan, bahwa gejala-gejala yang timbul pada penyakit kardiovaskuler ( penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah ) dapat dikurangi dengan berolahraga hanya tiga kali dalam seminggu.
Namun untuk melaksanakannya bukan pekerjaan yang mudah, beberapa studi menunjukkan sekitar 30 % dari mereka yang mencoba memulai berolahraga rutin akan putus asa lalu berhenti berusaha.
Faktor penentunya antara lain ; gaya hidup, perilaku, pertukaran pekerjaan, masalah keluarga, dan sebagainya.
Untuk memulai melakukan olahraga, harus hati-hati dan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter yang mengerti bidang olahraga terlebih dahulu, hal ini penting untuk mengetahui status kesehatan dan menentukan jenis olahraga mana yang tepat untuk dilakukan.
Sebab ada beberapa jenis olahraga atau peralatan olahraga tertentu yang tidak sesuai ( kontra indikasi ) dengan keadaan dan kondisi si pemakai, seperti pada orang yang berpenyakit jantung, tekanan darah tinggi, post stroke, dan usia lanjut.
Misalnya bagi orang yang tubuhnya gemuk ( obesitas ), tidak diperbolehkan lari atau naik sepeda. Hanya jalan kaki yang diperbolehkan.
Alat olahraga yang dapat membalikan tubuh ( posisi kepala dibawah, kaki diatas ), ini sangat berisiko bagi penderita penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler ( jantung dan pembuluh darah ).
Alat olahraga yang menggunakan aliran listrik sebagai perangsang kejut, akupunktur dengan menggunakan rangsangan listrik, karena dapat merangsang kerja jantung dan dapat meningkatkan tekanan darah.
Diantara berbagai jenis olahraga mulai dari joging, jalan kaki, renang, bersepeda, sepatu roda, senam aerobik, sampai senam disko, semuanya tidak ada yang disebut paling bagus atau baik.
Semua jenis olahraga punya kelebihan dan kekurangan.
Sebagai contoh soal olahraga renang, bagus nilai aerobiknya karena semua otot digerakan.
Tetapi kendalanya orang harus belajar berenang terlebih dahulu.
Berenang juga sangat berguna untuk kesehatan jantung.
Karena saat kita berenang, posisi badan kita horizontal di air.
Dalam posisi ini jantung kita akan lebih besar dibanding saat posisi kita berdiri di tanah.
Sehingga jantung bakal memompa darah 10 sampai 20 persen lebih banyak setiap kali jantung berkontraksi.
Semakin banyak darah yang dipompa, semakin tinggi pula kadar oksigen yang kita dapat.
Jalan kaki adalah olahraga yang paling mudah dilakukan dan murah, meriah.
Orang tidak perlu repot-repot belajar dulu atau melalui kursus, peralatannya pun mudah diperoleh, pakai sandal japit juga jadi, bahkan tanpa alas kaki pun bisa dilakukan.
Olahraga yang satu ini paling dianjurkan untuk kebugaran tubuh.
Jalan kaki yang dimaksud disini brisk walking, berjalan dengan kecepatan 4 - 5 km / jam.
Jadi jangan jalan seperti di mall, pelan-pelan sambil mata melirik ke kiri dan ke kanan.
Jalannya agak dipercepat sedikit persis seperti orang yang mau menagih hutang.
Itu baru dibilang membawa manfaat.
Sebaiknya olahraga dilakukan dengan takaran sedang yaitu membakar sekitar 2000 kalori per minggu.
Dengan berjalan kaki selama empat jam dalam seminggu ditambah naik turun tangga atau berkebun dan seterusnya.
Dengan cara seperti itu seseorang akan dengan mudah membakar 2000 kalori per minggunya.
Hampir semua ahli kesehatan olahraga berpendapat olahraga dengan berjalan kaki merupakan olahraga yang teraman dan terbaik, karena dapat dilakukan kapan saja dan pada hampir semua jenis cuaca.
Jalan kaki juga dipastikan hampir bebas cedera dan tidak terlalu berat, karena tidak terlalu membebani tulang-tulang dan persendian.
Namun, jalan kaki menggunakan hampir semua tulang dan semua otot utama tubuh.
Pergerakan otot tubuh, yang berfungsi sebagai " jantung ke dua " , bermanfaat untuk mengembalikan aliran darah ke jantung.
Pada penelitian terpisah, jalan santai terbukti dapat mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan pada pemeriksaan darah dapat meningkatkan HDL ( lemak baik ), dapat mengurangi lemak pada pinggul, paha, pantat dan perut serta dapat menyegarkan pikiran.
Untuk mendapatkan manfaat olahraga menuntut persyaratan yaitu Frekuensi, Intensitas dan Time disingkat FIT.
Frekuensi berolahraga yang paling tepat adalah 3 - 5 kali seminggu, waktunya boleh pagi atau sore hari.
Tetapi dianjurkan jangan pagi-pagi sekali ( matahari belum muncul ) jam 4 atau jam 5, karena jika matahari belum muncul udara masih penuh CO2 dan masih banyak mengandung air ( embun ), sebaiknya dimulai jam 6 pagi.
Kalau tiga kali dalam seminggu biasanya dipilih selang sehari misalnya : senin, rabu, jumat atau selasa, kamis , sabtu.
Kalau lima kali : senin, rabu, kamis, sabtu dan minggu.
Setiap kali melakukan latihan ada fase istirahat, kemudian memulai latihan lagi.
Intensitasnya sampai denyut nadi mencapai 60 % - 90 % denyut nadi maksimal, yaitu 220 dikurangi umur ( dalam tahun ).
Jika terlalu cape, dapat dibatasi sampai hampir terengah-engah ( napas tersendat-sendat ), itu sudah cukup.
Setiap kali melakukan lamanya waktu 20 - 60 menit.
Khusus bagi yang sibuk 20 menit saja sudah cukup.
Setiap kali hendak memulai olahraga sebaiknya lakukan gerakan pemanasan selama 5 menit.
Latihan olahraga dengan intensitas rendah dan intensitas yang tinggi tentu berbeda terutama dalam hal membakar kalori.
Latihan yang hanya sebentar tetapi dengan intensitas yang tinggi dapat membakar kalori lebih banyak, jika dibandingkan berolahraga lebih lama dengan intensitas rendah.
Dari hasil penelitian American College of Sports Medicine, Amerika Serikat , menunjukkan latihan olahraga sebentar dengan intensitas tinggi, misalnya lari 8 mil / jam selama 20 menit akan membakar 319 kalori dan latihan olahraga lebih lama dengan intensitas rendah, misalnya lari 3 mil / jam selama 60 menit hanya membakar 238 kalori.
Namun sayangnya olahraga dengan intensitas tinggi tak selalu cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka yang baru saja memulai program kebugaran.
Sebaiknya mencoba program yang intensitasnya rendah dan dilakukan lebih lama, baru kemudian perlahan-lahan dari hari ke hari ditingkatkan intensitasnya.
Jadi mulailah olahraga dari sekarang, karena olahraga besar manfaatnya bagi kesehatan.
Bila rutin dilakukan, tubuh menjadi bugar dan bebas dari segala penyakit yang menggerogoti tubuh.
Mahatma Gandhi filsuf asal India yang terkenal mengatakan : Kesehatan adalah kekayaan yang sesungguhnya, bukanlah kepingan-kepingan perak atau emas.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Selasa, 10 Januari 2012
Selasa, 03 Januari 2012
Menunda Kehamilan, akan sulit punya anak.
Dapat dipahami di zaman modern seperti sekarang ini hampir semua orang khususnya di daerah perkotaan sudah dikondisikan dengan kesibukan yang supersibuk.
Dalam situasi seperti ini, sampai-sampai pasangan yang sudah menikah pun mencoba untuk menunda pempunyai keturunan.
Menunda kehamilan sepertinya dianggap sudah biasa bagi masyarakat yang supersibuk dan masih ingin mengejar karier untuk menduduki jabatan yang setinggi-tingginya dan mendapatkan penghasilan yang sebanyak-banyaknya.
Dengan alasan mumpung masih muda.
Tetapi jangan salah terka, apalagi salah dalam mengira.
Dengan menunda kehamilan bukan berarti tanpa risiko yang berarti bagi kaum wanita.
Ternyata menunda kehamilan dapat berisiko sulit mendapatkan keturunan atau dengan kata lain susah punya anak.
Apalagi jika sang usia sudah tidak muda lagi.
Kalau bicara tentang masalah kesuburan atau infertilitas memang paling sering menimpa pasangan yang menunda kehamilan.
Sebagai penjelasannya ; bagaimanapun sperma sesungguhnya benda asing bagi tubuh wanita.
Artinya, memang wanita tidak memiliki benda dengan jenis-jenis sifat kimia seperti air mani ( sperma ).
Secara umum manusia, dan mahluk hidup lainnya, memiliki sistem daya tahan tubuh sedemikian rupa yang dimaksudkan untuk menolak ( rejeksi ) segala macam benda asing.
Begitu juga sistem daya tahan tubuh wanita akan menolak benda asing apa saja yang masuk ke tubuhnya, termasuk sperma.
Maka sperma yang masuk bukan pada masa subur akan menerima penolakan oleh antibodi yang terbentuk.
Mengapa demikian ?
Paparan sperma yang terus-menerus, akhirnya akan membentuk antibodi yang sangat tinggi.
Akibatnya, ketika sampai pada masa subur, dengan sistem daya tahan tubuh yang sudah terbentuk tadi ( antibodi yang terlanjur tinggi ), antigen sperma yang masuk akan menggumpal dan mati.
Sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan.
Begitu juga penundaan kehamilan dengan cara yang lain seperti : IUD atau spiral, pantang berkala, suntikan, susuk atau sampai yang namanya pil KB, memungkinkan terjadinya pembentukkan antibodi yang tinggi penyebab kemandulan, akibat tubuh wanita terus-menerus terpapar sperma.
Lalu pada saat si wanita tidak lagi memakai alat kontrasepsi, sperma yang masuk akan mengalami nasib yang serupa yaitu menggumpal dan mati.
Bagi pasangan suami-istri yang ingin menunda kehamilannya, dianjurkan lebih baik bila menggunakan kondom.
Alat kontrasepsi ini mampu melindungi organ wanita dari paparan sperma, sehingga tidak memungkinkan terbentuknya antibodi.
Namun akan lebih baik lagi jika tidak menunda-nunda kehamilan.
Bagi pasangan suami-istri yang berlama-lama menunda kehamilan, maka akan berakibat semakin sulit terutama bagi si istri untuk bisa mengandung.
Dalam hal kesuburan, usia yang paling baik pada kaum pria maupun wanita adalah antara 20 - 30 tahun.
Manusia diciptakan untuk bisa mempunyai keturunan ( anak ) sejak usia akil balik ( pubertas ).
Pada masa remaja itulah tingkat fertilitas yang tertinggi.
Tingkat kesulitan untuk bisa hamil ditentukan juga dari usia atau umur pasangan.
Dalam penelitian angka perkiraan kasar tingkat kesulitan mendapatkan anak mencapai kurang dari 10 % ( 1 dalam 9 kasus ), bagi wanita yang berusia 15 - 30 tahun.
Pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun angka tingkat kesulitannya lebih besar dari 10 %.
Kemandulan dan kemampuan untuk mendapatkan keturunan sangat ditentukan oleh peran si pria dan wanita serta faktor lainnya juga ikut berperan.
Jadi dalam kasus sulit punya anak ditentukan ke dua belah pihak.
Sejalan dengan bertambahnya usia, kesuburan pria dan wanita sama-sama cenderung menurun.
Hanya saja karena sperma yang dihasilkan testis berjumlah jutaan, maka kapan batas pria menjadi tidak subur lebih sulit ditentukan.
Kecuali jika si pria itu impoten alias burungnya sudah tak berfungsi lagi, maka jelaslah si pria itu menjadi tidak subur.
Berbeda ceritanya dengan wanita, yang hanya mengeluarkan satu telur setiap bulan.
Begitu tidak haid lagi, jelaslah si wanita tidak lagi subur.
Pembuahan, proses bertemunya sel sperma dan sel telur dapat terjadi dengan mudah, jika suami dan istri tidak mengalami gangguan.
Gangguan pada proses pembuahan, tidak melulu monopoli kaum wanita saja.
Gangguan ini bisa saja terjadi dari pihak pria maupun wanita.
Misalnya, kondisi sperma suami relatif bagus, sementara sel telur dari pihak istri tidak ada, atau dengan keadaan sebaliknya
Pada kasus keguguran ( pembuahan gagal menempel pada rahim ) juga termasuk gangguan ketidaksuburan
Penyebab infertilitas memang banyak sekali oleh karena itu para ahli dibidang reproduksi tidak mau menangani pasien wanita sebelum mengetahui data kondisi prianya terlebih dahulu.
Sebab dari pasangan suami-istri, hampir 30 % nya menderita infertilitas, 10 % diantaranya diderita pihak pria.
Dalam penelitian ada juga cabang olahraga yang dapat mempengaruhi kesuburan seorang wanita.
Seperti pada wanita yang sering melakukan olahraga lari jarak jauh ( marathon ), sering melakukan angkat beban berat dan berbagai macam olahraga berat lainnya, disini dapat berpengaruh pada berhentinya menstruasi, namun keadaan yang demikian tidak sampai menetap ( permanen ) dengan waktu yang lama.
Setelah berhenti melakukan olahraga itu, si wanita akan mendapatkan kembali mentruasinya.
Dan kesuburanpun dapat pulih seperti sedia kala.
Olahraga yang dianggap baik untuk kesuburan yaitu olahraga dengan intensitas rendah seperti renang, golf, jalan, atau sepeda stasioner.
Olahraga secara tidak langsung mempengaruhi kesuburan seseorang baik pria maupun wanita.
Dengan bugarnya tubuh, otomatis badan menjadi lebih sehat dan tiap fungsi organ pun akan menjadi lebih baik termasuk organ reproduksi.
Olahraga menjadikan sirkulasi darah lacar, pasokan sel darah yang cukup, testis menjadi subur, kualitas sperma menjadi bagus.
Begitu juga pada wanita, sirkulasi darah yang lancar akan memberikan pasokan makanan yang cukup pada sel telur yang diproduksi tiap bulan.
Di zaman modern ini ada kecenderungan orang memilih menikah di usia tua.
Jadi soal mempunyai anak tidak lagi menjadi prioritas utama dan pertama.
Yang perlu diperhatikan usahakan agar para pria maupun para wanita untuk tidak menikah pada usia dibawah 15 tahun atau di atas 35 tahun.
Prinsip dasarnya adalah mengikuti kaidah ; menikah dan merencanakan untuk mempunyai anak pada usia 20 - 30 tahun, karena jika usia semakin tua, baik pria maupun wanita kemungkinan untuk mempunyai anak semakin kecil.
Sebagai contoh soalnya bila pasangan pengantin berusia kurang lebih 25 tahun, maka untuk mempunyai anak hanya memiliki waktu 5 tahun lagi.
Dan bila si pria berumur 40 tahun, wanita 30 tahun, maka tak mungkin lagi untuk bercita-cita mempunyai anak 6 atau 7 orang anak.
Jika sekarang orang menikah pada usia yang cukup tua, ibarat barang exp date nya sudah lewat, maka jangan berandai-andai punya anak selusin.
Orang yang menikah pada usia 30 tahunan, sebaiknya hanya mempunyai satu anak.
Dikarenakan ketika wanita itu berusia 36 - 40 tahun, maka semakin besar pula risikonya.
Bila tingkat pemahaman soal kesuburan dengan cita-cita jumlah anak yang diinginkan sudah bisa diterima dan dipahami, tentu secara tidak langsung pasangan suami-istri akan terhindar dari derita stres.
Karena stres juga berkaitan erat dengan sistem reproduksi.
Ada suatu sistem yang namanya PINE ( Psycho = kejiwaan , Immuno = daya tahan, Neuro = sarap, dan Endokrinologi = hormonal ).
Ke empat unsur ini saling berkait.
Terlalu banyak pikiran, misalnya dapat menekan sistem hormon kelamin pada pria maupun wanita.
Akibatnya, pada pria yang sedang banyak pikiran, jumlah produksi sperma bisa menurun.
Demikian juga pada wanita tentunya dipandang lebih sensitif lagi, sel telur tidak lepas pada saat yang semestinya.
Oleh sebab itu yang namanya stres perlu dibuang jauh-jauh, seperti dengan melakukan rekreasi, untuk bisa melupakan sejenak berbagai masalah yang membelenggu pikiran.
Dalam kasus penundaan kehamilan biasanya diberikan obat golongan steroid yang berfungsi untuk menekan pembentukkan antibodi.
Pada masa pengobatan saat melakukan hubungan suami-istri sebaiknya menggunakan kontrasepsi kondom waktunya selama 6 - 8 bulan.
Tujuannya untuk menghindari paparan antigen yang baru.
Dikarenakan sifat antibodi protein mempunyai masa paruh.
Disini diharapkan kandungan antibodi yang tinggi itu makin lama kadarnya menurun sampai pada akhirnya habis sama sekali.
Kandungan antibodi ini dapat di ukur dari sampel darah istri.
Setelah diyakini tidak ada paparan ( antigen ) dan antibodi habis.
Pasangan suami-istri dapat melepas kondom dan sperma dapat masuk tanpa harus menerima perlawanan
Dengan catatan kondisi suami-istri dalam keadaan sehat dan bugar, tidak pakai embel-embel rokok, alkohol atau stres, pembuahan pasti terjadi.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Dalam situasi seperti ini, sampai-sampai pasangan yang sudah menikah pun mencoba untuk menunda pempunyai keturunan.
Menunda kehamilan sepertinya dianggap sudah biasa bagi masyarakat yang supersibuk dan masih ingin mengejar karier untuk menduduki jabatan yang setinggi-tingginya dan mendapatkan penghasilan yang sebanyak-banyaknya.
Dengan alasan mumpung masih muda.
Tetapi jangan salah terka, apalagi salah dalam mengira.
Dengan menunda kehamilan bukan berarti tanpa risiko yang berarti bagi kaum wanita.
Ternyata menunda kehamilan dapat berisiko sulit mendapatkan keturunan atau dengan kata lain susah punya anak.
Apalagi jika sang usia sudah tidak muda lagi.
Kalau bicara tentang masalah kesuburan atau infertilitas memang paling sering menimpa pasangan yang menunda kehamilan.
Sebagai penjelasannya ; bagaimanapun sperma sesungguhnya benda asing bagi tubuh wanita.
Artinya, memang wanita tidak memiliki benda dengan jenis-jenis sifat kimia seperti air mani ( sperma ).
Secara umum manusia, dan mahluk hidup lainnya, memiliki sistem daya tahan tubuh sedemikian rupa yang dimaksudkan untuk menolak ( rejeksi ) segala macam benda asing.
Begitu juga sistem daya tahan tubuh wanita akan menolak benda asing apa saja yang masuk ke tubuhnya, termasuk sperma.
Maka sperma yang masuk bukan pada masa subur akan menerima penolakan oleh antibodi yang terbentuk.
Mengapa demikian ?
Paparan sperma yang terus-menerus, akhirnya akan membentuk antibodi yang sangat tinggi.
Akibatnya, ketika sampai pada masa subur, dengan sistem daya tahan tubuh yang sudah terbentuk tadi ( antibodi yang terlanjur tinggi ), antigen sperma yang masuk akan menggumpal dan mati.
Sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan.
Begitu juga penundaan kehamilan dengan cara yang lain seperti : IUD atau spiral, pantang berkala, suntikan, susuk atau sampai yang namanya pil KB, memungkinkan terjadinya pembentukkan antibodi yang tinggi penyebab kemandulan, akibat tubuh wanita terus-menerus terpapar sperma.
Lalu pada saat si wanita tidak lagi memakai alat kontrasepsi, sperma yang masuk akan mengalami nasib yang serupa yaitu menggumpal dan mati.
Bagi pasangan suami-istri yang ingin menunda kehamilannya, dianjurkan lebih baik bila menggunakan kondom.
Alat kontrasepsi ini mampu melindungi organ wanita dari paparan sperma, sehingga tidak memungkinkan terbentuknya antibodi.
Namun akan lebih baik lagi jika tidak menunda-nunda kehamilan.
Bagi pasangan suami-istri yang berlama-lama menunda kehamilan, maka akan berakibat semakin sulit terutama bagi si istri untuk bisa mengandung.
Dalam hal kesuburan, usia yang paling baik pada kaum pria maupun wanita adalah antara 20 - 30 tahun.
Manusia diciptakan untuk bisa mempunyai keturunan ( anak ) sejak usia akil balik ( pubertas ).
Pada masa remaja itulah tingkat fertilitas yang tertinggi.
Tingkat kesulitan untuk bisa hamil ditentukan juga dari usia atau umur pasangan.
Dalam penelitian angka perkiraan kasar tingkat kesulitan mendapatkan anak mencapai kurang dari 10 % ( 1 dalam 9 kasus ), bagi wanita yang berusia 15 - 30 tahun.
Pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun angka tingkat kesulitannya lebih besar dari 10 %.
Kemandulan dan kemampuan untuk mendapatkan keturunan sangat ditentukan oleh peran si pria dan wanita serta faktor lainnya juga ikut berperan.
Jadi dalam kasus sulit punya anak ditentukan ke dua belah pihak.
Sejalan dengan bertambahnya usia, kesuburan pria dan wanita sama-sama cenderung menurun.
Hanya saja karena sperma yang dihasilkan testis berjumlah jutaan, maka kapan batas pria menjadi tidak subur lebih sulit ditentukan.
Kecuali jika si pria itu impoten alias burungnya sudah tak berfungsi lagi, maka jelaslah si pria itu menjadi tidak subur.
Berbeda ceritanya dengan wanita, yang hanya mengeluarkan satu telur setiap bulan.
Begitu tidak haid lagi, jelaslah si wanita tidak lagi subur.
Pembuahan, proses bertemunya sel sperma dan sel telur dapat terjadi dengan mudah, jika suami dan istri tidak mengalami gangguan.
Gangguan pada proses pembuahan, tidak melulu monopoli kaum wanita saja.
Gangguan ini bisa saja terjadi dari pihak pria maupun wanita.
Misalnya, kondisi sperma suami relatif bagus, sementara sel telur dari pihak istri tidak ada, atau dengan keadaan sebaliknya
Pada kasus keguguran ( pembuahan gagal menempel pada rahim ) juga termasuk gangguan ketidaksuburan
Penyebab infertilitas memang banyak sekali oleh karena itu para ahli dibidang reproduksi tidak mau menangani pasien wanita sebelum mengetahui data kondisi prianya terlebih dahulu.
Sebab dari pasangan suami-istri, hampir 30 % nya menderita infertilitas, 10 % diantaranya diderita pihak pria.
Dalam penelitian ada juga cabang olahraga yang dapat mempengaruhi kesuburan seorang wanita.
Seperti pada wanita yang sering melakukan olahraga lari jarak jauh ( marathon ), sering melakukan angkat beban berat dan berbagai macam olahraga berat lainnya, disini dapat berpengaruh pada berhentinya menstruasi, namun keadaan yang demikian tidak sampai menetap ( permanen ) dengan waktu yang lama.
Setelah berhenti melakukan olahraga itu, si wanita akan mendapatkan kembali mentruasinya.
Dan kesuburanpun dapat pulih seperti sedia kala.
Olahraga yang dianggap baik untuk kesuburan yaitu olahraga dengan intensitas rendah seperti renang, golf, jalan, atau sepeda stasioner.
Olahraga secara tidak langsung mempengaruhi kesuburan seseorang baik pria maupun wanita.
Dengan bugarnya tubuh, otomatis badan menjadi lebih sehat dan tiap fungsi organ pun akan menjadi lebih baik termasuk organ reproduksi.
Olahraga menjadikan sirkulasi darah lacar, pasokan sel darah yang cukup, testis menjadi subur, kualitas sperma menjadi bagus.
Begitu juga pada wanita, sirkulasi darah yang lancar akan memberikan pasokan makanan yang cukup pada sel telur yang diproduksi tiap bulan.
Di zaman modern ini ada kecenderungan orang memilih menikah di usia tua.
Jadi soal mempunyai anak tidak lagi menjadi prioritas utama dan pertama.
Yang perlu diperhatikan usahakan agar para pria maupun para wanita untuk tidak menikah pada usia dibawah 15 tahun atau di atas 35 tahun.
Prinsip dasarnya adalah mengikuti kaidah ; menikah dan merencanakan untuk mempunyai anak pada usia 20 - 30 tahun, karena jika usia semakin tua, baik pria maupun wanita kemungkinan untuk mempunyai anak semakin kecil.
Sebagai contoh soalnya bila pasangan pengantin berusia kurang lebih 25 tahun, maka untuk mempunyai anak hanya memiliki waktu 5 tahun lagi.
Dan bila si pria berumur 40 tahun, wanita 30 tahun, maka tak mungkin lagi untuk bercita-cita mempunyai anak 6 atau 7 orang anak.
Jika sekarang orang menikah pada usia yang cukup tua, ibarat barang exp date nya sudah lewat, maka jangan berandai-andai punya anak selusin.
Orang yang menikah pada usia 30 tahunan, sebaiknya hanya mempunyai satu anak.
Dikarenakan ketika wanita itu berusia 36 - 40 tahun, maka semakin besar pula risikonya.
Bila tingkat pemahaman soal kesuburan dengan cita-cita jumlah anak yang diinginkan sudah bisa diterima dan dipahami, tentu secara tidak langsung pasangan suami-istri akan terhindar dari derita stres.
Karena stres juga berkaitan erat dengan sistem reproduksi.
Ada suatu sistem yang namanya PINE ( Psycho = kejiwaan , Immuno = daya tahan, Neuro = sarap, dan Endokrinologi = hormonal ).
Ke empat unsur ini saling berkait.
Terlalu banyak pikiran, misalnya dapat menekan sistem hormon kelamin pada pria maupun wanita.
Akibatnya, pada pria yang sedang banyak pikiran, jumlah produksi sperma bisa menurun.
Demikian juga pada wanita tentunya dipandang lebih sensitif lagi, sel telur tidak lepas pada saat yang semestinya.
Oleh sebab itu yang namanya stres perlu dibuang jauh-jauh, seperti dengan melakukan rekreasi, untuk bisa melupakan sejenak berbagai masalah yang membelenggu pikiran.
Dalam kasus penundaan kehamilan biasanya diberikan obat golongan steroid yang berfungsi untuk menekan pembentukkan antibodi.
Pada masa pengobatan saat melakukan hubungan suami-istri sebaiknya menggunakan kontrasepsi kondom waktunya selama 6 - 8 bulan.
Tujuannya untuk menghindari paparan antigen yang baru.
Dikarenakan sifat antibodi protein mempunyai masa paruh.
Disini diharapkan kandungan antibodi yang tinggi itu makin lama kadarnya menurun sampai pada akhirnya habis sama sekali.
Kandungan antibodi ini dapat di ukur dari sampel darah istri.
Setelah diyakini tidak ada paparan ( antigen ) dan antibodi habis.
Pasangan suami-istri dapat melepas kondom dan sperma dapat masuk tanpa harus menerima perlawanan
Dengan catatan kondisi suami-istri dalam keadaan sehat dan bugar, tidak pakai embel-embel rokok, alkohol atau stres, pembuahan pasti terjadi.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Langganan:
Postingan (Atom)