Selasa, 27 Mei 2014

Menopause takdir wanita.

Menopause merupakan periode alami yang dialami oleh setiap wanita siapa pun dia tanpa memandang ras, agama, harta atau pendidikan.
Dimana siklus menstruasi berhenti ( amenorea ) selama 12 bulan.
Tahapan reproduksi wanita diawali periode reproduksi, transisi menopause lalu tahap akhir adalah post menopause / pasca menopause.
Tiga periode tersebut dialami setiap wanita dalam kecepatan yang berbeda.
Menopause sendiri dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu menopause dini, jika menopause terjadi sebelum usia 42 tahun dan menopause terlambat, dengan rata-rata mens terakhir ( Final Menstrual Periode = FMP ) terjadi pada usia 51 tahun.
Periode waktu transisi menopause sampai tahun pertama berhenti menstruasi umumnya dikenal dengan istilah perimenopause.
Periode perimenopause / periode menuju menopause adalah saat dimana produksi hormon wanita mulai menurun, terjadi penurunan kesuburan secara progresif, gangguan siklus menstruasi dan gangguan vasomotor.
Perimenopause dapat berlangsung selama 15 tahun, tetapi rata-rata antara tiga sampai enam tahun.
Tahap kehidupan setelah menopause adalah pasca / post menopause.
Usia rata-rata sebagian besar wanita melalui masa menopause adalah antara umur 45 dan 55 tahun.
Ada beberapa kasus, tetapi jarang terjadi pada usia paling muda 30 tahun, atau paling tua diusia 58 tahun, tetapi usia rata-rata di Inggris adalah 51 tahun.
Pada umumnya bila menopause terjadi sebelum umur 45 tahun dikategorikan sebagai prematur, meskipun beberapa profesional kesehatan akan menggolongkannya sebagai menopause dini dan menopause sebelum usia 40 tahun sebagai menopause prematur.
Usia saat memasuki masa menopause bisa diwariskan, jadi dengan mengetahui saat menstruasi terakhir ibu dari si wanita itu, dapat memberikan perkiraan kapan si wanita itu akan mengalaminya.

Faktor gaya hidup juga diduga berperan menentukan usia saat wanita mengalami menopause.
Peristiwa stres dalam hidup dapat memicu menopause dini, seperti juga merokok.
Penyebab lain termasuk pengobatan kanker dan hysterectomy dengan atau kadang-kadang tanpa pengangkatan rahum.

Tubuh wanita memiliki persediaan sel telur yang terbatas dan menopause terjadi ketika indung telur mulai kehabisan sel telur dan menyebabkan berhentinya produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron.
Hormon pada dasarnya adalah pembawa pesan-pesan kimia yang dilepaskan ke dalam sistem peredaran darah untuk mempengaruhi organ diseluruh bagian tubuh.
Hipothalamus dibagian bawah otak mengontrol menstruasi dengan melepaskan hormon gonadotropin ke kelenjar pituitari.
Sepanjang masa reproduksi pituitari merespons dengan memproduksi dua hormon, yaitu Follicle - Stimulating hormon ( FSH ) dan Luteinising hormon ( LH ).
Ke dua hormon ini menentukan jumlah estrogen dan progesteron yang dihasilkan indung telur.
FSH merangsang produksi sel telur dan LH mendorong ovulasi.
Ketika wanita mendekati masa menopause, ovulasi semakin jarang terjadi.
Jadi wanita akan mengalami haid yang tidak menentu / tidak teratur sampai akhirnya sama sekali berhenti.
Untuk mengimbanginya, tubuh akan lebih banyak melepaskan FSH dan LH agar merangsang produksi sel telur.
Estrogen dan progesteron adalah dua hormon seks wanita yang utama.
Kita mengenal tiga tipe estrogen, yaitu estradiol, estrone dan estriol.
Estradiol adalah estrogen utama yang dihasilkan indung telur.
Indung telur juga memproduksi sedikit estrone dan terus memproduksinya setelah menopause.
Sel lemak pada wanita juga mengubah androstenedion ( hormon laki-laki dari kelenjar adrenal dan indung telur ) menjadi estrone.
Estriol dibuat dalam sel lemak wanita dan didalam plasenta selama masa kehamilan.
Estrogen merangsang pertumbuhan lapisan dinding rahim sedangkan progesteron membuatnya lebih bergizi untuk sel telur yang telah dibuahi.

Estrogen bertanggung jawab terhadap bentuk tubuh dan suara feminin wanita serta memainkan peranan dalam fungsi kulit, jantung, tulang dan otak wanita yang akan melindunginya melawan depresi.
Estrogen juga terlibat dalam mempertahankan suhu tubuh wanita.
Hal inilah yang menyebabkan banyak wanita mengalami hot flush ketika tingkat estrogen mereka menurun.
Progesteron terlibat dalam membakar lemak untuk energi, fungsi tiroid dan seperti estrogen diperkirakan memperbaiki suasana hati dan menimbulkan rasa tenang.
Penurunan progesteron selama masa menopause akan mengakibatkan kegelisahan, depresi, mudah marah, libido menurun, dan bertambahnya berat badan.
Ketika kehamilan tidak mungkin lagi terjadi setelah menopause, tubuh wanita memproduksi sedikit progesteron.
Diperkirakan hanya ke-120 dari jumlah yang diproduksi saat wanita berusia awal dua puluh tahunan.
Meskipun tingkat estrogen turun secara drastis setelah indung telur berhenti memproduksi sel telur ( sampai dengan 60 persen ), hormon ini tidak akan hilang seluruhnya.
Tubuh menemukan cara lain untuk memproduksinya.
Sebelum menopause estrogen utama wanita adalah estradiol.
Setelah menopause estrone menjadi bentuk estrogen utama wanita.
Ketika kelenjar adrenal memproduksi androstenedion yang diubah menjadi estrone, penting untuk tetap menjaganya agar tetap sehat dan berfungsi baik selama kita hidup dengan menjalankan gaya hidup sehat dan mengelola stres.
Mengelola stres sangat penting karena kelenjar adrenal juga bertanggung jawab memproduksi hormon stres.
Jika kita berada di bawah tekanan yang ekstrem, kelenjar adrenal kita tidak akan sanggup memproduksi androstenedion.
Sel lemak kita mengubah androstenadion menjadi estrone.
Jadi sangat penting untuk tidak menjadi terlalu kurus.

Banyak wanita mulai melihat perubahan siklus menstruasinya tanda menyadari maknanya.
Salah satu tanda-tanda pertama perimenopause adalah menstruasi / haid menjadi tidak teratur, karena fluktuasi produksi hormon saat jumlah sel telur yang dilepaskan menurun.
Panjang siklus mungkin memendek atau terkadang tidak mengalami haid sama sekali.

Gejala-gejala lainnya termasuk perubahan haid, bisa bertambah banyak atau malah berkurang.
Perubahan suasana hati, konsentrasi, dan ingatan yang buruk, hot flush, berkeringat di malam hari, gelisah, depresi, mudah marah, libido menurun, pengeringan vagina, meningkatnya urgensi dan frekuensi buang air kecil, kelelahan karena gangguan tidur dan insomnia, rasa sakit dan nyeri, pertambahan berat badan terutama disekitar perut, sakit kepala, dan migrain.
Masing-masing wanita mengalaminya dengan tingkat yang bervariasi, ada juga yang beruntung hampir tidak melalui jalan penderitaan ini.

Ada penyakit yang gejalanya mirip dengan gejala-gejala menopause dan ini perlu disikapi dengan seksama, seperti penyakit tiroid.
Tiroid yang kurang aktif dapat menyebabkan panas yang intoleran, keletihan, kelesuan, haid yang banyak dan tidak teratur, kerontokan rambut, kulit kering, insomnia, penambahan berat badan dan cystitis.

Tanda-tanda tiroid yang terlalu aktif adalah kehilangan berat badan, panas yang intoleran dan peningkatan pengeluaran keringat, haid yang jarang terjadi dan masalah tidur.
Biasanya disertai pembengkakan tiroid di dalam leher.


Setelah menopause kaum wanita akan terus menerus menderita salah satu atau semua gejala-gejala tersebut, kecuali perdarahan menstruasi.
Diikuti perubahan lain seperti penipisan rambut dan kulit, hal ini disebabkan tingkat estrogen yang rendah membuat pengurangan kolagen.
Kolagen adalah sebuah protein pelembab yang menjaga agar sel-sel tetap bersama.
Kurangnya estrogen juga menyebabkan berkurangnya kalsium dan kolagen dalam tulang yang membuat wanita lebih berisiko mengindap osteoporosis.
Estrogen juga dapat menurunkan tingkat kolesterol dan lipid, sehingga setelah menopause hilangnya manfaat estrogen ini menyebabkan risiko yang jauh lebih besar terkena serangan jantung dan stroke.
Dan gejala-gejala lainnya yang disebabkan oleh proses penuaan.
Pada Pria pun dengan usia yang hampir sama dilaporkan mengalami problem psikologis, penambahan berat badan, penuaan kulit dan rambut alias KPU ( Kepala Penuh Uban ).
Pada pria apa yang disebut Andropause ( lihat artikel terdahulu dari dr.Sintoso Pujianto, tentang Andropause ).
Gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi yang tepat, olahraga yang cukup, sikap yang positif dan pengelolaan stres, telah terbukti mengurangi gejala-gejala dan membantu mencegah timbulnya kondisi lebih serius yang berkaitan dengan menopause.
Untuk wanita pasca menopause hormon pemeliharaan oksitosin yang rendah, membuat mereka menjadi lebih tenang, tidak terlalu emosional dan kurang tertarik memperhatikan orang lain.
Wanita pada tahap ini akan lebih fokus pada diri sendiri, mulai mengembangkan gagasan baru dan ambisius.
Untuk mengatasi gejala serius yang timbul, para ilmuwan percaya bahwa praktek berdoa dan meditasi memberi keuntungan yang telah terbukti dapat menurunkan tingkat hormon stres, menghilangkan kecemasan, memerangi kelelahan, meninggikan energi dan membersihkan pikiran.
Berdoa dan meditasi secara nyata dapat mengubah otak dalam meningkatkan kesehatan fisik, emosi, kognitif, dan kesehatan relasional.

Tertawa dan tersenyum sangat baik untuk mengurangi hormon stres kortisol dan meningkatkan tingkat serotonin yang meningkatkan suasana hati, tetapi jangan tertawa terus-menerus konotasi orang bisa lain nantinya.

Aktivitas seperti berjalan-jalan ditaman, memandang laut, alam pedesaan yang indah, terbukti dapat mengurangi denyut jantung, tekanan darah dan ketegangan otot.
Para ilmuwan percaya bahwa tingkat ion negatif yang lebih tinggi dekat daerah air mengalir, pepohonan dan pegunungan ikut bertanggung jawab.
Studi di Belanda dan Jepang menunjukkan bahwa orang yang hidup dekat area hijau menikmati hidup lebih panjang dan kesehatan yang lebih baik daripada orang yang tinggal di lingkungan perkotaan.

Bersambung ke bagian II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar