Minggu, 20 September 2015

Hidup bersama dengan asam urat, bagian II ( dua ).

Kekurangan air dalam waktu tidak terlalu lama saja sudah berpotensi menyebabkan peningkatan asam urat sesaat, apalagi kekurangan cairan dalam waktu yang lama sampai air kencing berwarna kuning pekat.
Banyak orang memiliki kebiasaan jarang minum sehingga pasokan air untuk tubuh tidak memadai.
Semua orang tahu tentang pentingnya air bagi tubuh, tetapi tidak semua orang berusaha memenuhi kebutuhan air bagi tubuh.
Air memiliki beragam fungsi vital bagi kelangsungan sistem tubuh secara mrnyeluruh.( Baca tulisan dr.Sintoso Pujianto tentang air ).
Air diperlukan sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui ginjal bersama urine.
Jika tubuh kekurangan air, maka akan menghambat ekskresi asam urat sehingga memicu peningkatan asam urat.
Karena itu, jumlah air yang cukup menjadi syarat penting untuk membuang kelebihan asam urat pada penderita hiperurisemia.

Para penderita asam urat umumnya memiliki sejumlah ciri individu dan kebiasaan tertentu.
Bisa dilihat bila sejak kecil atau masa kanak - kanaknya suka melinjo, sayuran hijau, daging, ikan laut, tahu tempe dan sering jajan goreng-gorengan ( kandungan minyak trans yang tinggi ) pastilah dikelak kemudian hari akan terkena hiperurisemia, timbunan asam urat yang tinggi.
Hiperurisemia terkait erat dengan faktor genetik, begitulah menurut Anthony J, Bleyer dan Thomas C, 2006.
Penelitian genetik menemukan adanya kaitan antara faktor genetik dan hiperurisemia.
Beberapa gen terkait hiperurisemia yang telah ditemukan, yaitu ABCG2, SLC 17 A3,SLC22A12, SLC1A9, dan SLC2 A9.
Diperkirakan 60 % gen yang mengendalikan hiperurisemia adalah SLC2A9 dan ABCG2.
SLC2A9 disebut oleh sejumlah ilmuwan sebagai gen utama yang menentukan hiperurisemia.
Gen SLC2A9 umumnya dimiliki oleh ras tertentu di belahan dunia.
Dari ras tertentu ini memiliki kecenderungan hiperurisemia lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata yang dialami oleh populasi luas.
Bangsa kulit hitam memiliki risiko hiperurisemia dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa kulit putih.
Sementara itu, bangsa yang memiliki garis keturunan Afrika- Amerika ( Afro-Amerika ), biasa disebut negro-Amerika memiliki risiko dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.

Ras lain yang berisiko tinggi terhadap hiperurisemia adalah Suku Maori di Selandia Baru.
Risiko hiperurisemia yang tinggi juga dimiliki oleh bangsa yang memiliki garis keturunan Cina, Polinesia, dan Subsahara- Afrika.
Sementara itu, suku Aborigin di Australia termasuk ras dengan risiko hiperurisenia terendah dari ras-ras lain yang pernah diteliti.

Pada studi epidemiologi dan genetika menyatakan iklim ( temperatur udara ) turut mempengaruhi tinggi rendahnya hiperurisemia.
Bangsa yang berasal dari daerah beriklim panas memiliki risiko hiperurisemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa yang berasal dari daerah beriklim dingin.

Penyakit yang dilatar belakangi oleh Asam Urat dapat dialami pria dan wanita.
Namun, pria memiliki risiko lebih tinggi dibanding wanita.
Risiko penyakit oleh asam urat pada wanita akan meningkat terkait penurunan produksi estrogen.
Estrogen disini dapat berfungsi untuk membantu pengaturan sekresi asam urat sehingga mampu melindungi wanita dari hiperurisemia.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

1 komentar: