Seperti bunyi judul tulisan diatas, sebenarnya gen tidak dihadirkan untuk menimbulkan penyakit, tetapi penyakit itu sendiri timbul karena hadirnya gen.
Bahkan jika sebuah gen menyebabkan suatu penyakit karena " rusak ", kebanyakan gen itu bukan " rusak " melainkan hanya hadir dengan warna berbeda.
Gen untuk mata warna biru bukan versi gen untuk mata cokelat yang mengalami kerusakan, atau gen rambut merah bukan gen rambut cokelat yang rusak.
Mendefinisikan gen menurut penyakit sama dengan mendefinisikan organ-organ tubuh menurut penyakit yang dideritanya.
Sebagai contoh : keberadaan hati membuat orang berpeluang menderita sirosis, keberadaan jantung membuat orang berpeluang terkena serangan jantung, dan keberadaan otak memungkinkan orang terkena stroke dan seterusnya.
Pengetahuan tentang gen mengantarkan kita kepada petunjuk bahwa kegagalan suatu gen dapat menyebabkan penyaki tertentu.
Pada mulanya dunia yang sesungguhnya tidaklah rupawan, dunia mengandung berbagai tingkat
kelabu, penuh nuansa, pertimbangan dan tawar menawar dalam upaya memahami hereditas dunia nyata genetika.
Sampai pada akhirnya kemampuan berpikir manusia telah memaksa menghadirkan suatu karya yang luar biasa, manusia telah berhasil memetakan sekitar delapan ribu gen manusia.
Para ilmuwan diseluruh dunia telah berhasil mengurai sandi untuk seluruh genom manusia.
Termasuk membaca sandi, perintah atau kode tentang bagaimana membangun dan mengaktifkan tubuh manusia, ini sebuah revolusi yang luar biasa.
Seperangkat gen manusia ( genom ) hadir dalam paket berisi dua puluh tiga pasangan kromosom yang terpisah-pisah.
Dua puluh dua pasang diberi nomor berdasarkan urutan ukuran, dari yang paling besar ( nomor 1 ) hingga yang paling kecil ( nomor 22), sedangkan sepasang sisanya terdiri atas kromosom seks ; dua kromosom X yang besar pada wanita, satu X dan satu Y pada pria.
Dalam hal ukuran, kromosom X terletak antara kromosom 7 dan 8, sedangkan kromosom Y paling kecil.
Dalam genom manusia diperkirahan terdapat 30.000 - 80.000 gen, hanya 8000 an yang telah berhasil dipetakan, dan masih terus bertambah jumlahnya sekitar beberapa ratus dalam sebulan.
Yang perlu diperhatikan tidak semua gen terdapat pada ke dua puluh tiga kromosom utama, beberapa diantaranya terdapat didalam mitokondria.
Untuk mengenali lebih dekat tentang pekerjaan kromosom sebaiknya kita perlu tahu sifat dan karakter apa yang terdapat pada masing-masing kromosom.
Kromosom 1 ; lebih dikenal dengan kromosom kehidupan, karena berisi kode rahasia tentang seluruh pola perkembangan seseorang dimasa depan serta fungsi yang dijalaninya ketika beranjak dewasa.
Sebab seperti gelembung-gelembung di laut berasal, mereka muncul, kemudian pecah, dan kepada laut mereka kembali.
Kromosom inilah yang menentukan manusia bergiliran lahir dan mati.
Kromosom 2 ; lebih dikenal sebagai kromosom spesies.
Pada kromosom ini masih menyimpan unsur-unsur primitif yang diwariskan dari leluhurnya.
Gambaran yang paling dekat adalah kerangka manusia kera yang pernah hidup ratusan juta tahun silam.
Tidak dapat dipungkiri manusia sekarang walaupun sudah dibilang modern, tetapi sifat-safat primitif yang dimilikinya masih tetap ada.
Kromosom 3 ; sering disebut sebagai kromosom sejarah.
Dikarenakan kromosom ini mampu menyingkap rahasia kehidupan.
Seperti misalnya : kenapa orang kulit hitam kebanyakkan kalau terserang anemia sangat parah, dimana sel-sel darah merah berubah menjadi berbentuk bulan sabit.
Ini semua disebabkan oleh kesalahan gen dalam pembuatan protein hemoglobin.
Kesalahan itu menghasilkan prilaku seperti mutasi.
Kromosom 4 ; Kromosom ini berhubungan dengan sang takdir.
Gen-gen ini hadir untuk mendatangkan penyakit dan gen ini juga berguna untuk mengobati penyakit jiwa.
Gen ini dapat mengisolasi kanker ginjal, autisme yang terkait dengan gen pembawa serotonin dan sebagai penyebab alzheimer.
Kromosom 4 paling terkenal diantara semua gen " penyebab penyakit ", karena ditemukannya beragam penyakit masih terkait dengan gen ini.
Seseorang akan mengalami sakit penyakit bila mengalami mutasi dari gen ini.
Penyebab penyakit ada pada gen, bukan pada yang lain.
Kromosom 5 ; Kromosom ini tempat tinggal beberapa gen, yang paling dicurigai sebagai " gen asma ".
Hampir semua orang mempunyai asma atau suatu bentuk alergi pada tahap tertentu hidup mereka
Asma hanyalah puncak sebuah " gunung es " yang disebut " atopi ".
Kebanyakan penderita asma juga alergi terhadap sesuatu.
Kromosom 6 ;Kromosom yang satu ini termasuk kromosom kecerdasan, yang dapat menentukan kwalitas otak seseorang.
IQ sampai batas tertentu dapat diturunkan sejak ditemukannya satu bagian kecil pada lengan panjang kromosom 6, anak-anak cerdas yang kerap berbeda dari urutan pada orang lain.
Sekedar berbeda tidak jadi soal, tetapi dalam hal ini sangat menarik perhatian untuk diteliti lebih lanjut.
Urutan itu terletak di bagian tengah gen yang disebut IGF2R1
Kromosom 7 ; Kromosom ini berhubungan dengan naluri seseorang.
Pada kromosom 7 terdapat satu gen yang berperan penting dalam kehidupan manusia yaitu naluri, karena naluri yang menjadi tumpuan utama peradaban manusia.
Kata naluri lebih banyak digunakan pada hewan, tetapi naluri lebih menggali prilaku orang tuanya sebagai rantai keturunan.
Manusia tidak harus bergantung pada naluri, karena mempunyai kemampuan belajar, mahluk kreatif, berbudaya dan mempunyai kesadaran.
Yang harus diyakini bahwa prilaku manusia adalah bawaan, berdasarkan gen-gen yang telah ada sebelum mereka lahir.
Kromosom X dan Y ; kromosom yang berkaitan dengan konflik.
Gen-gen ini sering menimbulkan dilema, ketika satu gen mutan menghalangi proses normal pertukaran materi genetik antara dua kromosom yang berpasangan.
Gen-gen ini harus menentukan sikap, selanjutnya disebut gen-gen yang secara seksual berlawanan atau bermusuhan.
Kromosom 8 ; kromosom yang mementingkan diri sendiri alias egois.
Dalam kromosom ini ditemukan sandi kehidupan yang egois, hampir tidak terkendali.
Setiap tingkat kehidupan mempunyai parasit tersendiri.
Sebagai contoh : dalam usus ada cacing, dalam darah cacing ada bakteri, dalam sel bakteri ada virus.
Disini ada persaingan antar gen dengan menggunakan individu-individu sebagai kendaraan mereka sementara.
Kromosom 9 ; Kromosom ini dikenal dengan kromosom penyakit, sangat berpengaruh pada penentuan suatu penyakit.
Pada kromosom 9 ada sebuah gen yang sangat terkenal, yaitu gen penentu golongan darah A, B, O ( nol ), jauh sebelum orang mengenal " sidik jari " DNA.
Gen pada kromosom 9 sering menimbulkan penyakit paru-paru dan usus, rentan terhadap demam tipoid, penyakit yang disebabkan oleh salmonella.
Tetapi terbilang kebal terhadap penyakit disentri amuba.
Gen-gen ini muncul dan tenggelam dalam hal popularitas.
Seiring sejalan dengan muncul dan tenggelamnya penyakit.
Kromosom 10 ; berhubungan dengan Stres.
Jadi jika kita sakit karena suatu penyakit itu adalah akibat prilaku sendiri.
Jangan salahkan kepada matahari, kepada bulan, kepada bintang-bintang yang seolah-olah korban sang takdir, atau sebuah permainan kekuatan surgawi, kutukan sang penyair agung dan seterusnya.
Ada sebuah gen pada kromosom 10 yang diberi nama CyP 17, gen ini membuat sebuah enzim, yang memungkinkan tubuh mengubah kolesterol menjadi kortisol, testosteron, dan estradiol.
CyP 17 yaitu kortisol yang digunakan oleh sistem dalam tubuh, memadukan tibuh dan pikiran dengan mengubah-ubah konfigurasi otak.
Kortisol mengganggu sistem kekebalan, mengubah kepekaan telinga, hidung dan mata, serta mengubah-ubah berbagai fungsi tubuh.
Ketika kortisol berkeliaran di pembuluh darah akan memicu timbulnya stres.
Kortisol dan stres dianggap setali tiga uang alias sama.
Kromosom 11 ; berhubungan dengan kepribadian seseorang.
Di lengan pendek kromosom 11 ada gen D4DR, merupakan reseptor dopamin, aktif dalam sel-sel otak.
Dopamin mengendalikan aliran darah melalui otak. Kekurangan dopamin dalam otak menyebabkan kepribadian yang kaku dan dingin, bahkan malas menggerakkan tubuh sendiri.
Sebagai contoh dalam bentuk ekstrem kasus penyakit parkinson.
Sebaliknya jika kelebihan dopamin dalam otak akan membuat keingintahuan lebih besar dan bersemangat petualang.
Pada manusia kelebihan dopamin bisa langsung menyebabkan shizofrenia, dan beberapa obat penyebab halusinasi bekerja dengan cara merangsang sistem dopamin.
Kromosom 12 ; berhubungan dengan kemampuan merakit diri.
Telur ditakdirkan sedemikian rupa oleh alam termasuk menjadi seekor anak ayam.
satu hal yang paling indah, dahsyat dan ajaib yang dikerjakan oleh alam tanpa kesulitan yaitu kemampuan membangun tubuh manusia dari suatu gumpalan yang tak terdeferensiasi yaitu telur.
Manusia mempunyai analogi dengan alam ini.
Jantung dipadankan dengan pompa, mata sama dengan kamera, otak tersusun dari kawat disebut akson dan sakelar ( sinaps ), sistem hormon menggunakan kontrol umpan balik dan seterusnya.
Kromosom 13 ; Dihubungkan dengan jaman prasejarah.
Kemiripan gen-gen embriologis pada cacing, lalat, unggas dan manusia seolah-olah melantunkan syair pujangga tua yang berkisah tentang leluhur bersama.
Kemiripan DNA, sandi yang ditulis dalam sebuah alfabet sederhana.
Inilah filogenetika dalam menuju suatu sejarah migrasi manusia, mementaskan masa lampau yang sangat jauh, masa prasejarah, yang mempunyai catatan tertulis dalam gen dan catatan lisan dalam perbendaharaan kata bahasa manusia.
Kromosom 14 ; kromosom keabadian.
Jika kita tarik garis masa lampau dan masa kini, genom seperti sesuatu yang tak pernah mati dan tak pernah putus.
Ia merupakan mata rantai tak terputus yang panjangmya mencapai lima puluh miliar salinan selama kurun waktu empat miliar tahun.
Tak ada yang putus atau mengalami kerusakkan fatal sepanjang rantai itu.
Meskipun demikian keabadian masa lampau, tak menjamin keabadian masa mendatang.
Selama bumi masih berada dalam kondisi sekarang, ada mahluk entah dimana akan menjadi leluhur spesies masa mendatang dan rantai keabadian akan berlanjut.
Genom ini akan abadi, tetapi tubuh akan mati.
Kromosom 15 ; Kromosom ini berhubungan dengan seks atau jenis kelamin.
Gen tidak dihadirkan untuk menyebabkan penyakit, tetapi ada penyakit dalam keluarga yang sama, dalam wujud penyakit yang berbeda.
Gen diwariskan oleh orang tua, karena informasi disertakan saat pembuahan dengan sebuah tanda asal ayah atau tanda asal ibu.
Pada kenyataannya sifat digital yang dimiliki oleh genom, menyiratkan bahwa sebuah gen bukan hanya sebuah gen melainkan bermuatan sebagian sejarah rahasia asal- usul.
Kromosom 16 ; Kromosom ini disebut juga kromosom memori.
Genom manusia sama dengan sebuah buku dengan membacanya secara cermat dari awal sampai akhir, sambil memperhitungkan anomali-anomali penandaan asal-usul.
Gen ini bertugas mempersatukan sel-sel untuk membangkitkan memori secara harfiah.
Kromosom 17 ; Dikenal dengan nama kromosom maut.
Gen-gen ini dapat merangsang pertumbuhan sel-sel.
Sel-sel di dalam tubuh manusia mempunyai gen-gen yang dapat tumbuh pada setiap organ tubuh, gen-gen ini harus dalam keadaan non aktif sepanjang waktu.
Sebab jika gen-gen ini aktif, hasilnya bisa menimbulkan bencana.
Sel dapat tumbuh dengan jumlah mencapai 100 trilliun dan masa pergantiannya relatif cepat.
Gen-gen itu dikenal dengan gen kanker yang sangat mengerikan.
Kromosom 18 ; Dikenal sebagai kromosom penyembuhan.
Dengan kromosom 18 kita kenal dengan terapi gen, terapi didasarkan pada penghambatan angiogenesis, telomerase, atau p 53 yang akan memberikan harapan bagi penderita kanker.
Terapi gen dipastikan tidak menimbulkan rasa sakit, bila dibandingkan dengan terapi-terapi konvensional.
Gen-gen yang ditambahkan tidak mempengaruhi sel-sel reproduksi dalam arti akan berpengaruh terhadap generasi berikutnya.
Dengan terapi gen diharapkan tidak perlu cemas lagi.
Kromosom 19 ; Dikenal dengan kromosom pencegahan.
Pada kromosom 19 terdapat gen APOE ( disebut apo-epsilon ) gen-gen ini dapat mempengaruhi prilaku kolesterol, trigliserida dan lemak bebas dalam darah yang ikut berperan dalam menyebabkan serangan jantung.
Keadaan ini dapat dihindari dengan makanan bebas lemak.
Gen APOE memiliki 3 versi ; E2, E3, dan E4. Bagi pemilik gen E2 sangat sensitif terhadap makanan berlemak dan kaya kolesterol.
Kromosom 20 ; Kromosom politik.
Gen yang sama ketika terekspresikan disemua bagian otak, berprilaku berbeda di tiap bagian otak, itu tergantung dari mutasi yang dialami.
Sebagai contoh: ada orang yang tahan terhadap penyakit tertentu, ada juga yang tidak tahan.
Kromosom 21 ; Disebut juga Eugenika.
Kromosom ini berukuran paling kecil, yang memiliki gen ini akan tampak sangat bahagia, sehat dan ditakdirkan hidup cukup lama.
Gen ini pemuja kenikmatan dan pendamba ketenaran.
Eugenika berarti setiap orang berhak mencari pasangan yang baik, seorang berpikiran waras dan bertubuh sehat.
Gen ini bisa untuk menyeleksi pasangan sebelum menikah.
Kromosom 22 ; Berhubungan dengan kehendak bebas.
Pada kromosom ini terdapat satu gen yang besar dan rumit, kaya makna, dan dikenal sebagai HFW. Gen-gen ini untuk kesukaan atau selera, bukan untuk bakat ; artinya, gen tersebut membuat pemiliknya senang belajar.
Gen kehendak bebas akan menempatkan sumber-sumber prilaku kita dalam diri kita sendiri, yang tidak dapat dijangkau oleh orang lain.
Pemaparan genom ini sebagai petunjuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis yang sulit dijawab dimasa lalu dan sekaligus dapat mengungkap misteri yang selama ini kabur.
Meskipun berbagai penemuan yang dilengkapi dengan berbagai teori, gen sendiri tetap menjadi suatu yang belum dapat disentuh dan misterius.
Kemampuannya dalam memetakan sifat dan karakter manusia menjadikannya gen begitu penting dalam menentukan kwalitas manusia.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Rabu, 23 Februari 2011
Selasa, 01 Februari 2011
Gula tak semanis rasanya.
Pernahkah anda memperhatikan pola makan manusia modern sekarang ini, semuanya serba manis, serba pakai gula.
Tetapi sayangnya para profesional sedikit sekali yang menyinggung masalah gula ini.
Masyarakat sekarang sepertinya sudah kecanduan dengan yang namanya gula, sedangkan gula sendiri merupakan penyumbang utama dalam proses terjadinya penyakit.
Gula juga adalah suatu faktor stres yang dapat melemahkan pertahanan tubuh kita terhadap penyakit.
Terkadang orang yang sudah kecanduan gula, jika berhenti mengkonsumsi gula secara mendadak dapat menimbulkan gejala seperti gemetaran, demam, depresi, dan sakit kepala, berawal dari hal tersebut tampaknya akan lebih masuk akal untuk bisa melanjutkan dari kecanduannya itu.
Seorang pecandu gula, biasanya memiliki suasana hati yang tidak menentu, sering kali merusak hubungan yang baik dan sering merasa kecapaian jika berada dirumah atau di kantor tempat ia bekerja.
Di Amerika Serikat orang yang meninggal karena usia lanjut makin berkurang, sebaliknya penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes menjadi penyebab kematian yang umum.
Di masyarakat kita rupanya gula sudah berurat akar dalam mempengaruhi prilaku hidup, dan berfikir mengenai kelak apa yang terjadi pada tubuh, itu urusan nanti.
Gula olahan termasuk sukrosa, madu, fruktosa, glukose, dekstrose, levulose, maltose, gila mentah, gula turbinato, gula maple, galaktose, gula coklat, gula invert, dexstrin, barley malt, sirup nasi, pemanis jagung, dan sirup jagung.
Kesemuanya ini adalah gula sederhana, gula ini membutuhkan waktu hanya sedikit saja untuk dicerna dan masuk ke dalam aliran darah, dimana gula ini langsung melakukan gangguan terhadap biokimia tubuh dan akhirnya menimbulkan suatu penyakit yang beragam.
Bahan-bahan ini sering ditemukan dalam donat, makanan yang telah diproses, agar-agar, eskrim, gula-gula, sereal, soft drink, saus, bir, tembakau kunyah ( kinang ), permen karet dan produk lainnya yang mengikut sertakan gula dalam daftar bahaya.
Tubuh kita tidak dirancang untuk menangani gula yang berlimpah, tubuh kita tidak mampu mencerna gula dalam jumlah besar setiap hari.
Sebagai kompensasi untuk kelebihannya, organ tubuh kita dan kelenjar-kelenjar kita bekerja terlalu keras, menjadi lelah, dan pada akhirnya mengalami malfungsi, inilah apa yang kita kenal sebagai penyakit degenerasi.
Kecanduan gula juga erat hubungannya dengan alergi.
Tubuh sudah sangat terbiasa untuk berkompensasi atas kehadiran bahan-bahan alergen sehingga ketika bahan tersebut dihilangkan, terjadilah gejala penarikan diri.
Keinginan mengkonsumsi gula, merupakan suatu petunjuk langsung bahwa gula sedang bekerja merusak sistem kekebalan tubuh.
Jika anda sering menderita sakit kepala, kaku pada persendian, sering pegal-pegal, pembengkakan, kelelahan, dan penyakit lainnya yang tiba-tiba muncul tanpa diketahui sebelumnya, hal yang demikian berasal dari gula.
Walaupun gula banyak menimbulkan masalah tetapi tetap saja melanjutkan memakan makanan dari gula ini dan penyakitpun seolah dibiarkan berkembang.
Disini pentingnya memahami bahaya gula bahkan sejak dari dimulainya dalam jumlah sedikit, sudah semakin terlihat reaksi mata rantai ini.
Gula menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi tidak mampu lagi bereaksi terhadap makanan-makanan beracun dan sangat menjadi rentan terhadap penyakit.
Suatu proses yang dimulai dengan konsimsi gula yang berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh dan dapat menyebabkan alergi makanan, masalah pada kelenjar endokrin, hipoglikemia, diabetes, kerusakan gigi, osteoporosis, arthritis, kanker dan semua penyakit degeneratif lainnya.
Pengaruh gula juga mengacaukan rasio kalsium / fosfor, yang pertama kali ditemukan oleh Dr. Melvin Page, seorang dokter gigi yang mempelajari kerapuhan tulang pada pasiennya.
Dalam penelitiannya menyebutkan gula adalah penyebab berkurangnya fosfor dan meningkatnya kalsium.
Setelah ia menghilangkan gula dalam pola makannan dan menggantinya dengan makanan penuh, problem gigi-geligi lenyap bersamaan dengan banyak problem lainnya.
Para peneliti menemukan bahwa mencerna gula menaikan tingkat kecepatan ekskresi kalsium.
Jika kita makan gula, kalsium darah akan meningkat dan kita juga mengekskresinya, kita harus mengambil dari tulang dan jaringan-jaringan, karena disanalah tempat penyimpanannya dalam tubuh.
Akibatnya kekurangan kalsium dalam tulang, membuatnya rapuh dan mengakibatkan osteoporosis.
Sering kali dokter merekomendasikan konsumsi kalsium ekstra untuk mengatasi kekurangan kalsium ini, tetapi kalsium ini dapat menjadi racun jika mineral lainnya tidak seimbang dengannya.
Jadi akan jauh lebih baik untuk menghilangkan gula dari pola makanan.
Dari kebanyakan kasus, gulalah yang membuat mineral tidak seimbang dan menyebabkan kekurangan kalsium pada mulanya.
Untuk penggemar teh manis diperingatkan harus hati-hati, dikarenakan setiap kali kita makan dua sendok teh gula, rasio mineral dalam tubuh kita dapat berubah.
Vitamin dan mineral dalam tubuh kita selalu berubah, hal ini berkaitan dengan homeostasis, suatu penyelarasan susunan kimia tubuh yang terus menerus.
Gula dapat menyebabkan gizi mikro ini berubah secara radikal, dan membuat susunan kimia darah tidak homeostasis lagi.
Enzim bekerja untuk mencerna makanan dan melaksanakan fungsi-fungsi biokimia tertentu yang penting dalam tubuh ( lihat tulisan Sintoso Pujianto sebelumnya ).
Setiap makanan yang kita makan membutuhkan enzim untuk dapat dicerna dan di metabolisme sebelum dimanfaatkan oleh sel-sel kita.
Enzim selalu bekerja sama dengan mineral, jika mineral yang dimanfaatkan dalam tubuh menurun, seperti dengan adanya gula, maka mineral tersebut tidak akan cukup untuk fungsi enzim yang layak.
Karena itu, ketika kita makan gula, sulitlah bagi tubuh untuk mencerna yang lainnya didalam usus kecil, karena kurangnya enzim yang berfungsi.
Ketidakmampuan dalam mencerna makanan tersebut, lama kelamaan mengakibatkan alergi terhadap makanan itu.
Disini enzim tidak mampu mencerna makanan dengan sempurna, serpihan protein yang tidak dicerna mampu melepaskan diri ke dalam aliran darah, sistem imunitas mengenali protein ini sebagai penyerang dan bereaksi terhadapnya.
Ketika sistem imunitas menjadi lelah karena penggunaan yang berlebihan, muncullah gejala alergi seperti hay fever, resa sakit pada sendi, sakit kepala dan rasa lelah.
Gula juga sangat berperan pada proses terjadinya kanker.
Seperti kita ketahui kanker adalah suatu keadaan dimana sel-sel normal berubah menjadi abnormal.
Pada tahun 1920 Dr. Otto Walberg mengambil sel-sel manusia dan menghilangkan 35 % oksigen dari sel-sel tersebut, dan sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker.
Kemudian ia mengembalikan oksigen tersebut ke dalam sel-sel, tetapi mereka tidak manjadi normal kembali.
Ia berkesimpulan bahwa kanker tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
Walberg tampaknya benar sampai pada tahap bahwa sel dapat berubah menjadi sel-sel kanker jika 35 % sistem oksigennya yang penting diambil.
Tetapi pada kesimpulannya tidak bisa dibenarkan, karena telah terbukti bahwa sel-sel kanker dapat kembali menjadi normal.
Sel-sel menjadi kanker, jika terus menerus mengacaukan susunan kimia tubuh.
Dalam susunan kimia tubuh normal, sel-sel mengembangkan produk sampingan yang disebut radikal-radikal bebas.
Produk-produk sampingan yang beracun ini termasuk peroxide, kelompok hydroxyl dan superoxide.
Tubuh manusia memiliki enzim yang menangani radikal-radikal bebas ini dan mengubahnya kembali menjadi produk yang berguna.
Enzim-enzim ini adalah peroxidase, catalase, dan superoxide dismutase.
Seperti yang telah kita ketahui, enzim bergantung pada mineral untuk dapat berfungsi. Misalnya, peroxidase merupakan enzim yang bergantung pada selenium.
Jika anda terus-menerus membuat susunan kimia tubuh anda tidak seimbang dengan memakan gula dan makanan-makanan yang menimbulkan reaksi lainnya, ditambah diperburuk dengan adanya stres, emosional dan prilaku buruknya, maka anda meningkatkan kecepatan metabolisme anda dan memproduksi lebih banyak radikal bebas.
Disini akan menghalangi peroxidase, superoxide dismutase, dan catalase, dan radikal-radikal bebas tersebut akan tertimbun dalam sistem tubuh.
Ketika zat-zat itu tertimbun dalam sistem, terjadilah proses oksigenasi.
Ketika anda mengacaukan 35 % proses oksigenasi, sel-sel anda akan berubah menjadi sel-sel kanker.
Faktor lainnya yang berperan adalah cetakan genetik.
Jadi untuk menolong diri sendiri terbebas dari masalah gula dan bahan-bahan yang berbahaya lainnya, tentu harus mengatur pola makan.
Gagasan seperti ini dapat menuntun anda ke filosofi tanggung jawab dan bukannya filosofi rasa tidak berdaya dalam menghadapi permasalahan.
Kita tahu bahwa kita sendirilah yang menciptakan keburukan, kita dapat memilih untuk menghentikannya
Manisnya gula ternyata tak semanis rasanya.
Pepatah jaman dahulu mengatakan semut mati karena gula, mungkin sekarang lebih cocok manusia mati karena gula.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Tetapi sayangnya para profesional sedikit sekali yang menyinggung masalah gula ini.
Masyarakat sekarang sepertinya sudah kecanduan dengan yang namanya gula, sedangkan gula sendiri merupakan penyumbang utama dalam proses terjadinya penyakit.
Gula juga adalah suatu faktor stres yang dapat melemahkan pertahanan tubuh kita terhadap penyakit.
Terkadang orang yang sudah kecanduan gula, jika berhenti mengkonsumsi gula secara mendadak dapat menimbulkan gejala seperti gemetaran, demam, depresi, dan sakit kepala, berawal dari hal tersebut tampaknya akan lebih masuk akal untuk bisa melanjutkan dari kecanduannya itu.
Seorang pecandu gula, biasanya memiliki suasana hati yang tidak menentu, sering kali merusak hubungan yang baik dan sering merasa kecapaian jika berada dirumah atau di kantor tempat ia bekerja.
Di Amerika Serikat orang yang meninggal karena usia lanjut makin berkurang, sebaliknya penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes menjadi penyebab kematian yang umum.
Di masyarakat kita rupanya gula sudah berurat akar dalam mempengaruhi prilaku hidup, dan berfikir mengenai kelak apa yang terjadi pada tubuh, itu urusan nanti.
Gula olahan termasuk sukrosa, madu, fruktosa, glukose, dekstrose, levulose, maltose, gila mentah, gula turbinato, gula maple, galaktose, gula coklat, gula invert, dexstrin, barley malt, sirup nasi, pemanis jagung, dan sirup jagung.
Kesemuanya ini adalah gula sederhana, gula ini membutuhkan waktu hanya sedikit saja untuk dicerna dan masuk ke dalam aliran darah, dimana gula ini langsung melakukan gangguan terhadap biokimia tubuh dan akhirnya menimbulkan suatu penyakit yang beragam.
Bahan-bahan ini sering ditemukan dalam donat, makanan yang telah diproses, agar-agar, eskrim, gula-gula, sereal, soft drink, saus, bir, tembakau kunyah ( kinang ), permen karet dan produk lainnya yang mengikut sertakan gula dalam daftar bahaya.
Tubuh kita tidak dirancang untuk menangani gula yang berlimpah, tubuh kita tidak mampu mencerna gula dalam jumlah besar setiap hari.
Sebagai kompensasi untuk kelebihannya, organ tubuh kita dan kelenjar-kelenjar kita bekerja terlalu keras, menjadi lelah, dan pada akhirnya mengalami malfungsi, inilah apa yang kita kenal sebagai penyakit degenerasi.
Kecanduan gula juga erat hubungannya dengan alergi.
Tubuh sudah sangat terbiasa untuk berkompensasi atas kehadiran bahan-bahan alergen sehingga ketika bahan tersebut dihilangkan, terjadilah gejala penarikan diri.
Keinginan mengkonsumsi gula, merupakan suatu petunjuk langsung bahwa gula sedang bekerja merusak sistem kekebalan tubuh.
Jika anda sering menderita sakit kepala, kaku pada persendian, sering pegal-pegal, pembengkakan, kelelahan, dan penyakit lainnya yang tiba-tiba muncul tanpa diketahui sebelumnya, hal yang demikian berasal dari gula.
Walaupun gula banyak menimbulkan masalah tetapi tetap saja melanjutkan memakan makanan dari gula ini dan penyakitpun seolah dibiarkan berkembang.
Disini pentingnya memahami bahaya gula bahkan sejak dari dimulainya dalam jumlah sedikit, sudah semakin terlihat reaksi mata rantai ini.
Gula menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi tidak mampu lagi bereaksi terhadap makanan-makanan beracun dan sangat menjadi rentan terhadap penyakit.
Suatu proses yang dimulai dengan konsimsi gula yang berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh dan dapat menyebabkan alergi makanan, masalah pada kelenjar endokrin, hipoglikemia, diabetes, kerusakan gigi, osteoporosis, arthritis, kanker dan semua penyakit degeneratif lainnya.
Pengaruh gula juga mengacaukan rasio kalsium / fosfor, yang pertama kali ditemukan oleh Dr. Melvin Page, seorang dokter gigi yang mempelajari kerapuhan tulang pada pasiennya.
Dalam penelitiannya menyebutkan gula adalah penyebab berkurangnya fosfor dan meningkatnya kalsium.
Setelah ia menghilangkan gula dalam pola makannan dan menggantinya dengan makanan penuh, problem gigi-geligi lenyap bersamaan dengan banyak problem lainnya.
Para peneliti menemukan bahwa mencerna gula menaikan tingkat kecepatan ekskresi kalsium.
Jika kita makan gula, kalsium darah akan meningkat dan kita juga mengekskresinya, kita harus mengambil dari tulang dan jaringan-jaringan, karena disanalah tempat penyimpanannya dalam tubuh.
Akibatnya kekurangan kalsium dalam tulang, membuatnya rapuh dan mengakibatkan osteoporosis.
Sering kali dokter merekomendasikan konsumsi kalsium ekstra untuk mengatasi kekurangan kalsium ini, tetapi kalsium ini dapat menjadi racun jika mineral lainnya tidak seimbang dengannya.
Jadi akan jauh lebih baik untuk menghilangkan gula dari pola makanan.
Dari kebanyakan kasus, gulalah yang membuat mineral tidak seimbang dan menyebabkan kekurangan kalsium pada mulanya.
Untuk penggemar teh manis diperingatkan harus hati-hati, dikarenakan setiap kali kita makan dua sendok teh gula, rasio mineral dalam tubuh kita dapat berubah.
Vitamin dan mineral dalam tubuh kita selalu berubah, hal ini berkaitan dengan homeostasis, suatu penyelarasan susunan kimia tubuh yang terus menerus.
Gula dapat menyebabkan gizi mikro ini berubah secara radikal, dan membuat susunan kimia darah tidak homeostasis lagi.
Enzim bekerja untuk mencerna makanan dan melaksanakan fungsi-fungsi biokimia tertentu yang penting dalam tubuh ( lihat tulisan Sintoso Pujianto sebelumnya ).
Setiap makanan yang kita makan membutuhkan enzim untuk dapat dicerna dan di metabolisme sebelum dimanfaatkan oleh sel-sel kita.
Enzim selalu bekerja sama dengan mineral, jika mineral yang dimanfaatkan dalam tubuh menurun, seperti dengan adanya gula, maka mineral tersebut tidak akan cukup untuk fungsi enzim yang layak.
Karena itu, ketika kita makan gula, sulitlah bagi tubuh untuk mencerna yang lainnya didalam usus kecil, karena kurangnya enzim yang berfungsi.
Ketidakmampuan dalam mencerna makanan tersebut, lama kelamaan mengakibatkan alergi terhadap makanan itu.
Disini enzim tidak mampu mencerna makanan dengan sempurna, serpihan protein yang tidak dicerna mampu melepaskan diri ke dalam aliran darah, sistem imunitas mengenali protein ini sebagai penyerang dan bereaksi terhadapnya.
Ketika sistem imunitas menjadi lelah karena penggunaan yang berlebihan, muncullah gejala alergi seperti hay fever, resa sakit pada sendi, sakit kepala dan rasa lelah.
Gula juga sangat berperan pada proses terjadinya kanker.
Seperti kita ketahui kanker adalah suatu keadaan dimana sel-sel normal berubah menjadi abnormal.
Pada tahun 1920 Dr. Otto Walberg mengambil sel-sel manusia dan menghilangkan 35 % oksigen dari sel-sel tersebut, dan sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker.
Kemudian ia mengembalikan oksigen tersebut ke dalam sel-sel, tetapi mereka tidak manjadi normal kembali.
Ia berkesimpulan bahwa kanker tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
Walberg tampaknya benar sampai pada tahap bahwa sel dapat berubah menjadi sel-sel kanker jika 35 % sistem oksigennya yang penting diambil.
Tetapi pada kesimpulannya tidak bisa dibenarkan, karena telah terbukti bahwa sel-sel kanker dapat kembali menjadi normal.
Sel-sel menjadi kanker, jika terus menerus mengacaukan susunan kimia tubuh.
Dalam susunan kimia tubuh normal, sel-sel mengembangkan produk sampingan yang disebut radikal-radikal bebas.
Produk-produk sampingan yang beracun ini termasuk peroxide, kelompok hydroxyl dan superoxide.
Tubuh manusia memiliki enzim yang menangani radikal-radikal bebas ini dan mengubahnya kembali menjadi produk yang berguna.
Enzim-enzim ini adalah peroxidase, catalase, dan superoxide dismutase.
Seperti yang telah kita ketahui, enzim bergantung pada mineral untuk dapat berfungsi. Misalnya, peroxidase merupakan enzim yang bergantung pada selenium.
Jika anda terus-menerus membuat susunan kimia tubuh anda tidak seimbang dengan memakan gula dan makanan-makanan yang menimbulkan reaksi lainnya, ditambah diperburuk dengan adanya stres, emosional dan prilaku buruknya, maka anda meningkatkan kecepatan metabolisme anda dan memproduksi lebih banyak radikal bebas.
Disini akan menghalangi peroxidase, superoxide dismutase, dan catalase, dan radikal-radikal bebas tersebut akan tertimbun dalam sistem tubuh.
Ketika zat-zat itu tertimbun dalam sistem, terjadilah proses oksigenasi.
Ketika anda mengacaukan 35 % proses oksigenasi, sel-sel anda akan berubah menjadi sel-sel kanker.
Faktor lainnya yang berperan adalah cetakan genetik.
Jadi untuk menolong diri sendiri terbebas dari masalah gula dan bahan-bahan yang berbahaya lainnya, tentu harus mengatur pola makan.
Gagasan seperti ini dapat menuntun anda ke filosofi tanggung jawab dan bukannya filosofi rasa tidak berdaya dalam menghadapi permasalahan.
Kita tahu bahwa kita sendirilah yang menciptakan keburukan, kita dapat memilih untuk menghentikannya
Manisnya gula ternyata tak semanis rasanya.
Pepatah jaman dahulu mengatakan semut mati karena gula, mungkin sekarang lebih cocok manusia mati karena gula.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Langganan:
Postingan (Atom)