Selasa, 10 Mei 2011

Manusia berkaki " Gajah ".

Jangan salah sangka dan jangan salah terka, manusia berkaki " gajah " bukan manusia monster atau jadi-jadian, apalagi akibat mutasi genetik.
Yang dimaksud judul tulisan diatas adalah penyakit kaki gajah, bahasa kerennya Filariasis.
Penyakit yang satu ini telah lama menjangkiti masyarakat, tetapi seolah kehadirannya terlupakan.

Filariasis atau kaki gajah, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang merupakan nematoda ( wuchereria bancrofti dan brugia malayi ) dan tinggal di jaringan subkutan ( bawah kulit ) dan pembuluh limfatik manusia.
Siklus hidupnya melibatkan serangga yaitu nyamuk Culex quinquefasciatus yang membawa larva infektif.

Dilihat dari namanya, banyak orang mengira menifestasi klinis menahun penyakit ini berbentuk pembesaran kaki, padahal dapat juga terjadi pada organ lain, termasuk alat kelamin.

Cacing dewasa ( makrofilaria ) bentuknya seperti benang putih kekuningan, sedangkan larva cacing filaria ( mikrofilaria ) berbentuk seperti benang putih.
Makrofilaria jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe.
Pada malam hari, mikrofilaria terdapat dalam jaringan darah tepi, dan pada siang hari mikrofilaria ada di kapiler alat-alat dalam seperti paru-paru, jantung, dan hati.

Siklus hidup filaria pada tubuh nyamuk terjadi bila nyamuk itu menusuk dan menghisap darah penderita filariasis sehingga mikrofilaria di tubuh pasien ikut terhisap ke badan nyamuk.
Mikrofilaria lalu menembus dinding lambung, dan bersarang diantara otot dada.
Pada stadium tiga, gerak larva sangat aktif sehingga mulai pindah dari rongga perut, ke kepala, dan ke alat tusuk nyamuk.
Bila nyamuk pembawa mikrofilaria ini menusuk manusia ( nyamuk tidak menggigit tetapi menusuk ), mikrofilaria berbentuk larva infektif itu masuk ke tubuh manusia.
Bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe.
Setelah dewasa, cacing filaria akan menyumbat pembuluh limfe sehingga menyebabkan pembengkakan misalnya pada kaki dan tangan.
Begitulah jalan ceritanya.

Gejala klinis akut penyakit ini :
Panas ( demam ) berulang, pembengkakan kelenjar getah bening sampai terlihat di daerah lipatan paha, ketiak tampak kemerahan, panas dan sakit, pembesaran organ tubuh seperti tungkai, lengan, payudara, buah zakar terlihat agak kemerahan dan merasa panas.

Gejala klinis kronis :
Pembesaran menetap pada tungkai, lengan, buah dada, dan buah zakar.

Jadi penderita penyakit kaki gajah, tidak selalu kakinya yang seperti gajah ( bengkak ), ternyata dapat juga pada bagian tubuh yang lain.

Penderita ini harus cepat mendapat penanganan pengobatan, sebab jika tidak pembesaran akan terus sampai membentuk jaringan ikat dan menimbulkan kecacatan permanen beberapa tahun kemudian.
Pada akhirnya dapat menimbulkan stigma sosial, hambatan psikologis, dan kerugian ekonomi.
Ditambah produktivitas berkurang, asupan gizi juga menurun, karena sudah tidak bisa lagi mencari nafkah.

Penderita filariasis yang sudah lama ( kronis ) cenderung menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa malu.
Untuk mencegah kecacatan permanen, harus dilakukan diagnosa sejak dini.
Dengan cara mengenali gejala-gejala klinisnya dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium yang terarah.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pengambilan darah dari jari penderita pada saat malam hari.
Saat itu cacing filaria berada di jaringan darah tepi.

Cara untuk mencegah serangan penyakit kaki gajah ini dapat dilakukan :
- Tidur pakai kelambu, sayangnya zaman sekarang hampir tidak ditemukan manusia tidur pakai kelambu, kecuali bila sedang berkemah di tengah hutan.
- Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk.
- Dengan obat-obatan anti nyamuk, penggunaannya harus hati-hati, bila nyamuk saja mati, manusia juga bisa ikut-ikutan pusing, lantas jatuh pingsan.
- Membasmi jentik-jentik nyamuk dengan membersihkan bak air di rumah, serta mengeringkan atau mengalirkan genangan air.

Untuk pengobatannya baik secara perorangan maupun pengobatan masal dalam jangka panjang masih digunakan DEC ( Diethil Carbamazine Citrate ).
Obat ini cukup efektif, aman dan relatif murah untuk membunuh mikrofilaria dan makrofilaria.
Penderita harus minum obat selama 10 hari terus-menerus.
Setelah minum obat, penderita akan merasa pusing, mual, demam dan jika infeksinya berat, bisa sampai tidak dapat bangaun dari tempat tidur.
Efek berat itu terjadi pada hari pertama sampai ke tiga, karena mikrofilaria ( larva dalam darah ) yang dibunuh itu menjadi protein asing, maka ada reaksi dari dalam tubuh.
Jika terus minum obat, hari berikutnya mikrofilaria mati dan penderita akan sembuh total.
Paling parah jika sistem kekebalan tubuh menurun dan mikrofilaria telah menjadi filariasis, akibatnya, merusak kelenjar getah bening, membentuk jaringan ikat, cairan getah beningnya tersumbat dan membesar.
Sampai sekarang belum ada laporan tentang keberhasilan bedah plastik untuk membuang jaringan ikat yang terbantuk, termasuk di India yang terkenal banyak mempunyai kasus kaki gajah.

Dari data WHO menyebutkan 120 juta orang diseluruh dunia telah terinfeksi penyakit kaki gajah, dan sekitar 40 juta penderita diantaranya telah mengalami kecacatan permanen.
Sebagian besar ( lebih dari satu miliar ) berada di negara-negara tropis dan subtropis.
Prevalensi infeksinya terus meningkat.

Walaupun penyakit ini telah menjangkiti banyak negara di dunia, penyakit kaki gajah tergolong penyakit yang terabaikan.
Kondisi yang ikut andil dalam perkembangan penyakit ini diantaranya ;
Pembangunan perkotaan di banyak negara berkembang yang tidak terencana dan makin padat sehingga menciptakan tempat-tempat perindukan nyamuk yang menularkan penyakit kaki gajah ini.

Penyakit ini banyak dijumpai pada komunitas masyarakat miskin.
Paling banyak diderita petani yang sering mengeluh suhu badannya panas ( demam ) berulang-ulang, pembesaran dilipat paha, ketiak disertai rasa gatal yang hebat.
Para petani menganggap sebagai penyakit biasa dan tanpa usaha-usaha penyembuhan, pada akhirnya sampai menimbulkan pembesaran pada tungkai sehingga tampak seperti kaki gajah.
Walaupun penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini cukup memberikan penderitaan yang berkepanjangan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwanya.

Dalam mencari solusi penyakit kaki gajah ini yang tidak kalah pentingnya, tentu dengan membangun prilaku hidup yang bersih dan sehat.
Untuk mengubah prilaku ini tidak mudah, harus diserahkan kepada pribadi masing-masing yang menginginkan hidup sehat sampai anak cucu, cicit dan seterusnya.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar