Rabu, 29 Juni 2011

Psikosomatik, antara keanehan dan kenyataan.

Banyak pasien datang untuk berobat ke praktek dokter dengan setumpuk keluhan dan segepok masalah.
Biasanya pasien sebelumnya sudah mengembara dari satu dokter ke dokter lainnya, tetapi hasilnya tak sesuai harapan.
Penyakit apa gerangan sebenarnya yang sedang diderita oleh si pasien tersebut ?
Penyakit ini terlihat aneh dan tak terpahami, namun nyata kehadirannya.
Penyakit ini biasa disebut oleh kalangan medis dengan nama psikosomatik.

Definisi psikosomatik menurut wittkower " suatu usaha untuk mempelajari interrelasi antara aspek psikis semua faal jasmani badan, dalam keadaan normal maupun abnormal ".
Maknanya, cara pendekatan tertentu yang berdasarkan pendapat bahwa antara jiwa dan raga saling mempengaruhi, satu dwitunggal yang tak dapat dipisah-pisah.
Cara pendekatan psikosomatik sangat perlu untuk dapat mengerti suatu penyakit secara benar, sebab pendekatan hanya dari sudut soma / fisik saja, secara medis, teknis, mekanis, biokemis, fisiologis, sering dirasa belum cukup menolong dengan sempurna dan memuaskan pasien tersebut, terutama pada penyakit fungsional.
Jadi perlu pengertian adanya interrelasi antara segi-segi psikis, dan somatis.

Psikosomatik mencari dan mempelajari hubungan yang tepat antara jiwa, soma dan lingkungan pasien yang sedang menderita penyakit tersebut.
Kalau kita tidak berusaha mencari hubungan antara keluhan-keluhan pasien ( somatis, fisik ) dengan konflik-konflik psikis / emosinya kita tidak akan tahu atau mengenal, bahwa keluhan-keluhan itu ada kaitan yang erat dengan konflik psikis / emosinya.
Sering dikira penyakit tersebut hanya berada dibidang organis saja sehingga pasien menjadi tak sembuh-sembuh, atau bila sembuh hanya sebentar, kemudian kambuh lagi keluhannya atau penyakitnya.

Hipokrates, seorang ahli filsafat yang hidup pada 400 tahun sebelum masehi sudah mengetahui betapa pentingnya peran faktor psikis pada suatu penyakit.
Paracelcius pada abad pertengahan, seorang ahli kimia mengatakan, kekuatan batin dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.

Dogma sel yang sakit menurut virchow ( 1821 - 1902 ), seorang ahli patologi anatomi :
Omnis cellula yaitu bila sel sakit, organ tersebut sakit dan orangnya sakit.
Jadi penyakit timbul dari sel yang sakit.
Cara berpikir seperti itu dipengaruhi oleh alam fisika, pengetahuan alam, dan cara mengobatinya pada waktu itu dengan teknis, mekanis, dan somatis saja.
Jadi orang dianggap sebagai mesin dan dokter sebagai insinyur.

Lain lagi dengan pandangan sigmund freud ( 1859 - 1939 ) dan kawan-kawan mengajarkan kembali pandangan lama.
Ia mengajarkan bahwa kelainan somatik dapat dipengaruhi atau disebabkan oleh kelainan psikis.

Kimbal, mempelajari kehidupan manusia dari tiga sudut yaitu soma, psikis dan sosio kultural ( lingkungan ).
Ketiga golongan tersebut dalam keadaan normal atau sehat harus dalam keadaan seimbang.
Dari sini timbul konsep baru yaitu konsep multikausal atau ilmu kedokteran integral atau pendekatan holistik.

Pada perkembangannya psikosomatik menjadi istilah baru psychoneuro immunology, yang menunjukkan bahwa otak memiliki hubungan timbal balik dengan sistem endokrin dan sistem imun.
Ada interaksi yang kompleks antara peristiwa-peristiwa yang mengganggu mental seseorang dengan sistem imun dan sistem endokrin.
Stres dapat menyebabkan perubahan sistem imun, sistem endokrin dan otak.
Stres akan mengaktifkan axis pituitary - adrenal, sehingga katekolamin dan hormon glukokortikoid dari kelenjar adrenal meningkat.

Kelenjar pituitary mengeluarkan ACTH ( Adreno corticotropic hormone ) yang dikontrol oleh hipothalamus yang mengeluarkan CRF ( Corticotropine releasing factor ), yang akan merangsang kelenjar adrenal mengeluarkan glukokortikoid.

Pada stres, aktivasi sistem simpatik akan menyebabkan keluarnya katekolamin.
Stres fisis dan psikososial juga akan meningkatkan opioid endogen yang bertindak sebagai imuno modulator sehingga akan meningkatkan ambang rangsang sakit.

Bila keadaan seseorang terikat atau terbelenggu oleh keadaan stres yang berkepanjangan ( kronik ) dan stres subkronik dapat memicu timbulnya kerentanan terhadap bakteri, virus, dan bukan tidak mungkin tumorpun akan tumbuh dengan cepat.
Pada kasus infeksi, sel-sel imun yang bertanggung jawab terhadap kekebalan seseorang yaitu sel natural killer, limfosit T, neutrofil, dapat menurun tajam.

Pada keadaan depresi, didapatkan serum kortisol naik dan terjadi gangguan gambaran sirkardian sekresi kortisol, akibat sekresi kortisol tidak peka ( dexamethasone ).
Pada kasus stres juga didapati hormon prostaglandin meningkat dan mengakibatkan gangguan dan perubahan aktivitas sel-sel makrofag, monosit dan neutrofil.

Jadi pada pasien yang datang berobat dengan keluhan-keluhan yang bervariasi dan tak jelas ujung pangkalnya, tidak bisa dilihat dari sudut organisnya saja,tetapi faktor psikis yang dapat mempengaruhi organisnya perlu dilihat, serta faktor sosiokultural ( lingkungan ) yang biasanya ikut terkait, perlu diperhatikan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar