Minggu, 25 Maret 2012

Persoalan kurang tidur sering menjadi penyebab kecelakaan.

Jika kita seharian sibuk bekerja, akan lebih menyenangkan rasanya bila tidur dimalam harinya.
Tidur setiap malam muncul dari cakrawala untuk membawakan istirahat yang damai.
Shakespeare pernah berkata tidur itu " matinya hidup setiap hari........ balsem pikiran-pikiran yang terluka.......... pemberi makan utama dalam pesta kehidupan. "

Kebutuhan tidur dimalam hari bukan saja menjauhkan kita dari lingkungan yang berbahaya, tetapi juga memenuhi kebutuhan kita untuk istirahat dan menyimpan energi.
Tidur merupakan fungsi biologis pembawaan lahir, sebagaimana telah terbukti dari telaah di laboratorium.
Sekalipun sebuah ruangan diterangi terus-menerus, tanpa kita tahu apakah siang atau malam, kita tetap membutuhkan tidur dalam siklus waktu 24 jam.
Berarti kebutuhan untuk tidur itu sangat diperlukan.
Tidur juga menurut teori evolusi untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Tetapi bagaimana dengan orang yang kurang tidur?
Urusan yang tampaknya sepele ini bagi mereka yang kurang tidur sering kali lebih menegangkan ketimbang ketenangan, dan " pesta kehidupan " memberikan nasib yang sungguh malang.
Dari hasil penelitian terbaru menunjukkan, gangguan tidur memang banyak berkorelasi dengan kecelakaan.
Masalah kecelakaan yang terkait dengan gangguan tidur ini pernah dimuat di British Medical Journal ( 1995 ) dan Occupational and Environmental Medicine ( 1999 ), Jim Horne dan Loise Reyner menyebutkan, gangguan tidur sering memicu kecelakaan di jalan luar kota di Amerika Serikat, Jerman, dan Swedia.
Kecelakaan umumnya terjadi pada dini hari atau menjelang siang.
Menurut The National Highway Traffic Safety Administration, kelelahan karena kurang tidur menjadi penyebab 100.000 kecelakaan kendaraan bermotor dan menelan korban 1500 jiwa setiap tahun.
Kelelahan adalah tanda dari otak bahwa tubuh perlu tidur.
Hasil penelitian di negara Inggris ternyata menunjukkan hal yang serupa.
Dari 679 kecelakaan terkait gangguan tidur yang dilaporkan kepada polisi, 16 persen terjadi di jalan raya yang lurus dan lenggang, serta 20 persen terjadi pada pengendara sepeda motor.
Orang yang mengalami gangguan tidur, apalagi yang terus menerus berkepanjangan ( kronis ), 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor jika dibandingkan dengan orang yang tidurnya cukup.

Manusia hidup memerlukan waktu tidur yang cukup, karena tidur mempengaruhi kemampuan motorik dan berpikir.
Seorang ilmuwan yang bernama Daniel Kripke dari The Scripps Clinic Center di La Jolla, California, menyebutkan bahwa tidur juga terkait berbagai penyakit dan menentukan panjang - pendeknya umur manusia.

Lamanya tidur ideal setiap manusia berbeda-beda.
Misalnya pada bayi yang baru lahir membutuhkan waktu tidur 16 - 20 jam sehari.
Jumlah ini terus menurun pada anak-anak dibawah 10 tahun menjadi 10 - 12 jam per hari, diatas 10 tahun 9 - 10 jam per hari, dan pada usia dewasa 6,5 - 7,5 jam per hari.
Kurang atau lebih dari itu bisa berdampak buruk.
Ilmuwan Kripke dalam penelitiannya yang dikutip dari majalah Time dan CNN tahun 2010 yang lalu menjelaskan, orang dengan jam tidur ideal terutama pada malam hari, kebanyakan berumur panjang.
Sebaliknya, orang yang tidur hingga delapan jam atau lebih dan tidur kurang dari 6,5 jam berumur lebih pendek.
Kekurangan atau kelebihan tidur juga berdampak pada depresi, kegemukan, dan penyakit jantung.
Sebenarnya, para ilmuwan belum memahami betul, mengapa waktu tidur menjadi begitu berarti.
Mereka hanya menduga hal ini terkait dengan bagian dari otak yang disebut hippocampus dan neocortex yang berfungsi menyimpan ingatan.
Pada saat keadaan tidur, hippocampus akan memutar ulang semua peristiwa hari itu kepada neocortex yang kemudian menyimpannya untuk jangka panjang.

Beberapa uji coba menunjukkan, ada memori-memori tertentu yang menjadi stabil dalam periode tidur yang disebut rapid eye movement ( REM ) atau pergerakan mata yang cepat, yaitu saat kita bermimpi.
Beberapa tipe memori lain justru mulai disimpan dalam periode gelombang lambat yang dikenal sebagai saat tidur nyenyak.
Selain itu, semua mahluk memang menjalani siklus kehidupan sesuai irama rotasi bumi, 24 jam sehari, yang disebut irama sirkadian.
Pada manusia, pusat kontrol sirkadian terletak di bagian otak yang disebut ventral anterior hypothalamus.
Bertugas untuk mengistirahatkan tubuh dan menstimulasi sel-sel pada malam hari.
Itu sebabnya mengapa tidur menjadi penting untuk bertahan hidup.

Belum lama ini para ilmuwan telah mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan gangguan tidur atau narkolepsi dan sistem imun atau kekebalan tubuh.
Emmanuel Mignot dan Howard Hughes dari Universitas Stanford AS, memimpin penelitian gen penyebab narkolepsi.
Hasilnya dilaporkan dalam Nature Genetics.
Mereka menemukan beberapa gen penanda atau marker yang berkaitan dengan narkolepsi, yang berperan penting dalam mengubah sel T imun menjadi mikroba pembunuh.
Peneliti selama beberapa dekade menemukan, orang yang menderita narkolepsi memiliki gen imun yang berada di kelompok gen yang disebut HLA ( Human Leukocyte Antigens ) yang membuat protein imun berperan penting.
Protein ini membantu sel T untuk mengidentifikasi dan membunuh sel asing.
Pada penyakit autoimun sel T justru menyerang sel sehat.
Sekitar satu dari 2000 penduduk di AS menderita narkolepsi yang mengakibatkan kehilangan kekuatan ototnya hingga terjatuh roboh dengan tiba-tiba.
Mignot dan koleganya menemukan satu gen yang berkaitan dengan narkolepsi dan gen yang mengkode sel T reseptor alpha, yang berinteraksi dengan protein HLA untuk memicu reaksi imun.

Tidak dipungkiri, hampir setiap orang pernah mengalami gangguan tidur dan akan lebih sering frekuensinya sejalan dengan peningkatan usia.
Berdasarkan data statistik, setiap tahun 20 - 40 persen orang dewasa, yang meningkat menjadi 40 - 50 persen pada usia lanjut.

Pemicu gangguan tidur dapat bermacam-macam, mulai dari mengejar target pekerjaan, ingin bersenang-senang lebih lama, gangguan kesehatan baik jiwa maupun fisik, hingga ketergantungan obat dan alkohol.
Gangguan tidur ini bila tidak segera diatasi akan berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh.
Orang yang kurang tidur biasanya juga sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung, yang pada ujungnya dapat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain

Tidur memang sangat diperlukan selama manusia hidup di dunia, tetapi keseringan tidur juga tidak baik, itu namanya pemalas.
Ternyata tidur juga menentukan keselamatan seseorang, karena itu tidurlah dengan pola yang benar dan tidurlah selama masih bisa tidur, sebelum tidur untuk selamanya.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar