Hampir semua orang mengatakan suhu udara sepuluh tahun terakhir ini semakin hari, semakin bertambah panas.
Udara panas yang tergolong abnormal saat ini bukan saja membuat tidak nyaman, tetapi juga dapat menimbulkan dampak yang tidak sedikit terutama bagi kehidupan manusia di bumi.
Saat ini kenaikan suhu udara yang tercatat di kota Jakarta saja mencapai 35,5 derajat celsius.
Intensitas penyinaran matahari yang tidak diikuti penguapan air laut dan hujan.
Perubahan suhu dan kelembaban ini mengakibatkan perubahan kondisi kesehatan.
Dari hasil penelitian, udara panas dan sinar matahari yang terik, mengakibatkan orang-orang yang tengah rentan jiwanya terdorong untuk mengakhiri hidup.
Pada suhu diatas normal orang akan cenderung punya tingkat sensitivitas, agresivitas, dan kecenderungan menuruti kata hati lebih tinggi ketimbang kondisi normal.
Suhu udara yang lebih panas dapat mempengaruhi jumlah serotonin, yaitu zat kimia di otak yang berfungsi mengendalikan suasana hati.
Orang yang sering terpapar sinar matahari terik karena yang kerjanya memang dilapangan lebih sering stres, dibandingkan dengan orang yang kerjanya dibawah naungan dan terhindar dari sengatan terik matahari.
Sering stres menurunkan libido, yang pada gilirannya mengurangi frekuensi hubungan intim.
Suhu panas itu sendiri juga dapat membuat orang jadi mandul, karena untuk menghasilkan sperma yang cukup banyak dan bermutu, testis perlu suhu ideal.
Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, kira-kira dibawah suhu badan normal 36 - 37 derajat celsius, itulah sebabnya testis menggantung dibawah perut.
Aerasi ( pengaliran udara dari luar ) ditempat itu lebih menguntungkan ketimbang di bagian perut.
Bila suhu diluar tubuh berubah jadi dingin, otot-otot penggantung testis akan mengerut ( berkontraksi untuk menyeimbangkan suhu ), buah zakar ( scrotum ) itu tertarik dan terangkat mendekati perut yang agak hangat.
Bila suhu tubuh berubah terlalu panas ( pada keadaan demam ), otot-otot itu mengendur sehingga testis dapat menggantung lebih menjauhi badan.
Sekaligus teori ini menjawab mengapa pada penderita kriptorkidismus ( defek perkembangan yang ditandai dengan kegagalan testis turun ke dalam kantung buah zakar ) produksi sperma terganggu.
Sebab testis yang tetap berada dirongga perut terlalu lama " kepanasan ".
Permasalahan panas ini harus diwaspadai, misalnya senang bercelana ketat dan celana dalam yang juga ketat.
Sehingga memaksa testis menempel lebih lama pada tubuh dan lebih lama pula berteman dengan suhu panas.
Begitu juga bila orang yang terbiasa duduk dengan ke dua kaki diapitkan.
Para pengemudi dan pegawai kantor yang lebih sering duduk ketimbang berjalan juga harus lebih waspada.
Pekerja pabrik peleburan logam, pemanggangan roti, juru masak yang berdiri berjam-jam didepan kompor dan seterusnya yang berhubungan dengan panas.
Senantiasa harus ingat, perlu meninggalkan panas itu walau hanya sebentar untuk menurunkan suhu dimana tempat sang " burung " itu berada.
Efek panas itu dapat menyebabkan menurunnya mutu sperma.
Teriknya matahari juga dapat merusak lapisan kulit.
Orang yang sering terpapar sinar matahari terik kulitnya akan cepat keriput, kelihatan seperti sudah tua, walaupun umurnya masih muda.
Panas menyebabkan orang mudah berkeringat, jika tidak segera dikeringkan akan menyebabkan kulit menjadi lembab.
Kondisi seperti ini kemudian memicu terjadinya penyakit kulit terutama yang disebabkan oleh jamur.
Panas juga sering menyebabkan orang dehidrasi ( kekurangan cairan ) yang akan memicu munculnya beberapa keluhan seperti pusing, tidak dapat konsentrasi, batu di ginjal / saluran kencing, mengantuk ( pengangkutan oksigen melambat ), mata terasa kering, kulit kering bahkan sampai terkelupas, kulit pada tepi / pinggir kaki retak-retak dan seterusnya.
Pada suatu penelitian orang yang sering terkena matahari terbuka seperti pedagang kaki lima dan petani lebih rentan terkena penyakit katarak setelah terpapar selama 5 - 10 tahun.
Begitu juga pengendara mobil yang terpapar matahari langsung setiap hari dengan tidak menggunakan kaca mata pengaman, akan muncul katarak setelah 10 tahun kemudian.
Panas menjadi katalisator ( mempercepat reaksi ) untuk reaksi kimia diudara seperti udara yang penuh dengan polutan akan cepat bereaksi polutan satu dengan yang lainnya dan membentuk senyawa baru yang berbahaya bagi kesehatan.
Misalnya jika kita melihat udara sore hari di kota-kota besar dari atas gedung bertingkat dengan ketinggian kurang lebih 100 meter kira-kira pada jam 16.00 - 17.00 akan terlihat warna putih kekuning-kuningan mirip asap cendawan.
Hal seperti itu hasil dari reaksi kimia antara polutan dengan pemanasan yang tinggi.
Begitu dahsyatnya panas matahari menembus bumi dan sekaligus membuat gundah seisinya termasuk manusia.
Panas matahari ini tak terlepas dari lubang ozon yang makin hari, semakin bertambah besar.
Seharusnya manusia sadar dan terpanggil untuk menjaga lingkungan hidupnya demi kelangsungan hidup di bumi ini.
Yang perlu menjadi pemikiran bersama, apakah manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dikelak kemudian hari atau malah sebaliknya manusia akan menjadi punah secara bertahap ?
Kapan manusia punah ? jawabnya ada pada diri manusia itu sendiri.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar