Virus chikungunya biasa disebut orang sebagai virus " berkulit hitam ", karena virus yang satu ini muncul pertama kalinya pada tahun 1952 di benua " hitam " Afrika, tepatnya di Afrika Timur.
Virus menjadi cepat terkenal karena menyebar ke seluruh dunia, termasuk pernah mampir di Indonesia pada tahun 1973 dengan pertama kalinya menyatroni penduduk Samarinda.
Istilah chikungunya lahir dalam bahasa Swahili, Afrika, yang berarti membungkuk.
Penderitanya menjadi terbungkuk-bungkuk menahan sakit akibat penyakit ini.
Virus misterius yang berdiameter 60 - 70 nanometer itu belum teridentifikasi dengan jelas sampai sekarang.
Pada pemunculan perdananya di benua Afrika pun mengejutkan kalangan medis.
Dikarenakan sebelumnya tak pernah dikenal.
Virus chikungunya merajalela selama musim penghujan, karena pada saat itu perkembangbiakan nyamuk tengah mencapai puncaknya.
Pada banyak kasus chikungunya, tak jarang satu keluarga yang tinggal dalam satu atap terjangkit virus tersebut secara bersama-sama.
Virus selain menginfeksi manusia, menginfeksi juga beberapa jenis kera, burung, binatang melata, domba, lembu jantan, kambing, kuda, keledai, tikus dan reptil.
Untuk bisa mencapai sasarannya, virus chikungunya " menumpang " dalam tubuh dua jenis nyamuk, yaitu nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus, yang memiliki habitat berbeda.
Aedes albopictus biasanya hidup di kawasan pepohonan, antara lain di semak belukar atau hutan.
Sementara Aedes aegypti biasanya hidup di dalam ruangan, bekas benda yang tak terpakai, bak mandi yang tak pernah dikuras.
Nyamuk yang berkeliaran di pagi hari hingga sore hari ini sangat menyukai wilayah terbuka dari tubuh kita, seperti tangan, kepala, leher, dan kaki.
Ke dua jenis nyamuk ini berkembang biak pada genangan air yang tidak menyentuh tanah seperti ban bekas, ember bekas, pelepah daun dan sebagainya.
Jangkauan terbang ke dua nyamuk ini dapat mencapai radius 100 meter.
Untuk supaya lebih aman, sebaiknya lingkungan rumah pada radius sekitar 200 meter bebas dari genangan air.
Virus chikungunya tidak melulu mengandalkan nyamuk keluarga aedes tetapi bisa juga menggunakan jasa nyamuk culex fatigans dan anopheles gambie sebagai " kendaraan " nya.
Karena disebarkan oleh jenis nyamuk yang biasa menyebarkan penyakit demam berdarah dan malaria, pada sejumlah kasus gejala klinis yang ditemuipun hampir mirip dengan keduanya.
Nyamuk pembawa virus menusukkan ke tubuh korbannya membutuhkan waktu 2 - 5 hari bagi virus untuk berinkubasi.
Serangan diawali tiga hari pertama dengan munculnya rasa panas dingin, seperti gejala demam, disertai rasa gatal.
Korban tampak sering menggigil, kepala terasa nyeri, mual, muntah, dan sakit perut.
Dan secara mengejutkan muncul bintik merah di sekujur tubuh, terutama di badan dan lengan.
Pada saat itulah orang sering mengira terkena demam berdarah.
Namun, pada chikungunya sama sekali tidak ada pendarahan, dan tidak ditemukan shock.
Sehari berikutnya, si korban seolah lumpuh disusul terjadinya pembengkakan di persendian, diikuti nyeri hebat di lutut, pergelangan kaki, serta persendian tangan dan kaki.
Karena begitu hebat dan dahsyatnya nyeri itu, sehingga si penderita sampai terbungkuk-bungkuk menahan sakit.
Dari situlah lahir istilah chikungunya, yang dalam bahasa Swahili atau Zanzibar, Afrika, berarti membungkuk.
Siksaan berlangsung selama kurang lebih enam hingga sepuluh hari.
Kaki korban sulit digerakkan, seperti tak bertenaga alias lemah.
Pada penderita perempuan, keadaan lebih runyam, jongkok untuk buang air kecil saja luar biasa susahnya.
Seluruh tubuh biasanya akan merasakan sakit, tak bisa digerakkan, seakan lumpuh.
Penderita penyakit ini dibilang masih beruntung, karena dalam pemeriksaan laboratorium, trombosit dalam nilai standar alias normal, sel darah putih ( leukosit ) ada penurunan jumlahnya.
Tetapi yang lebih penting penyakit ini termasuk self limiting disease, artinya dapat sembuh dengan sendirinya setelah sepuluh hari.
Walaupun begitu, rasa nyerinya masih tersisa selama kurang lebih satu minggu sampai tiga bulan.
Virus ini jika sudah pernah mampir ke tubuh orang, tubuh akan membentuk antibodi terhadap virus.
Untuk jangka waktu lama korban akan kebal terlindungi terhadap serangan, meski bergantung pada daya tahan tubuh dari masing-masing individu.
Dilaporkan sampai saat ini belum ada ditemukan korban meninggal akibat virus chikungunya ini.
Untuk pencegahan, karena demam chikungunya penyebarannya lewat sang nyamuk yang bervariatif, maka yang paling penting jaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan di dalam rumah, pangkas pohon yang terlalu rindang, jangan ada genangan air, hindari menggantung baju terlalu lama di dalam kamar dan jangan lupa lakukan 3 M : Menutup tempat penyimpanan air ; Menguras bak-bak penampungan air secara rutin ; Mengubur barang bekas atau apapun yang menyebabkan air tergenang.
Sebagai pertolongan pertama untuk meringankan rasa sakit :
- Tempat tusukan nyamuk sebaiknya dikompres dengan air hangat atau agak mendekati panas, kompres dingin di dahi untuk meringankan nyeri kepala.
- Gunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun panas.
- Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan demam.
- Istirahat yang cukup.
- Perbanyak konsumsi vitamin terutama vitamin B1 dan mineral dari buah-buahan dan sayuran.
- Konsumsi makanan kaya protein dan karbohidrat.
- Segera mencari pertolongan dokter terdekat.
Jadi hidup dengan memperhatikan kesehatan adalah lebih penting dari pada hidup hanya sekedar hidup.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar