Selasa, 21 Mei 2013

Benarkah manusia tergolong Omnivora ( pemakan segala ) ?

Semua orang menginginkan hidup sehat, tetapi cara untuk melakukan hidup sehat seperti yang sudah biasa dilakukan setiap hari itu apa sudah benar ?
Ada dua hal penting yang harus dilakukan untuk membuang segala permasalahan yang menggerogoti tubuh manusia :
1. Berhenti melakukan penyebab terjadinya masalah.
2. Meningkatkan asupan zat-zat gizi yang dibutuhkan sel-sel tubuh, supaya tubuh dapat menyelesaikan tugas untuk memperbaiki diri.

Untuk melakukan penghentian pengrusakan kesehatan kita harus mengevaluasi gaya hidup, khususnya mengenai kebiasaan makan.
Apa yang biasa kita makan mungkin akan membahayakan tubuh kita.
Kita harus mengenali makanan mana saja yang dianggap baik dan makanan mana saja yang dianggap buruk bagi kesehatan.
Makanan-makanan yang buruk alias makanan pembunuh adalah makanan yang mengakibatkan kerusakan paling parah dan memberikan manfaat paling sedikit bagi tubuh manusia.
Ingatlah selalu, makanan yang baik bagi harimau bukanlah makanan yang baik bagi kuda.

Masih dalam ingatan waktu duduk di sekolah dasar dulu, pernah diajarkan bahwa beberapa hewan, termasuk manusia dikelompokan menurut cara makannya.
- Yang memakan daging dikelompokan kedalam Karnivora.
- Yang memakan tumbuh-tumbuhan atau biji-bijian dikelompokan ke dalam Herbivora.
- Yang memakan semuanya / pemakan segala dikelompokan Omnivora.
Omnivora ini di dalamya termasuk manusia, karena dianggap pemakan segalanya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah sudah benar manusia termasuk kelompok Omnivora atau manusia termasuk kelompok yang lain ?
Pada tulisan ini penulis akan menjelaskan pada posisi mana manusia itu dikelompokan.
Manusia sudah sekian lama telah menyesuaikan diri untuk mengonsumsi daging hewan dari generasi ke generasi, tetapi apakah itu tepat bagi spesies manusia ?
Mari kita perhatikan beberapa perbandingan fisiologis dan biologis antara Karnivora dan Herbivora.
Kita mulai dengan cakar dan gigi.
Karnivora memiliki cakar dan gigi depan yang tajam untuk menangkap mangsa mereka, tetapi tidak memiliki gigi molar yang datar untuk mengunyah dan menggiling makanan mereka.

Herbivora tidak memiliki cakar maupun gigi depan yang cukup tajam untuk menaklukkan mangsa mereka, tetapi mereka memiliki gigi molar yang datar untuk mengunyah dan menggiling.

Manusia memiliki karakteristik yang sama seperti Herbivora.

Air liur.
Air liur dari karnivora bersifat asam supaya dapat memulai proses cerna dengan segera.
Air liur dari herbivora bersifat basa, yang membantu proses pra-cerna makanan dari tumbuh-tumbuhan.

Air liur manusia bersifat basa.

Asam lambung.
Lambung karnivora mensekresikan cairan cerna yang bersifat asam 20 kali lebih kuat dibandingkan asam lambung herbivora.
Kekuatan asam klorida ( HCL ) dibutuhkan untuk menghancurkan makanan berdaging secepat mungkin dalam perjalanan singkat mereka melewati usus.

Keasaman lambung manusia cocok dengan herbivora dan akan mengalami penyusutan ( pengurangan ) ketika asam lambung diproduksi secara berlebihan.

Panjang saluran pencernaan.
Hewan dari kelompok karnivora memiliki saluran usus yang tiga hingga enem kali panjang tubuhnya, relatif pendek, sehingga makanan tidak punya cukup waktu untuk membusuk.
Sebaliknya, herbivora memiliki saluran usus yang 10 sampai 12 kali panjang tubuhnya sehingga tumbuh-tumbuhan yang mereka makan dapat dihancurkan dalam cairan cerna yang lebih lembut secara lambat.

Manusia mempunyai perbandingan saluran cerna yang sama dengan herbivora.

Bentuk usus.
Perut karnivora seperti pipa berdinding halus tanpa benjolan ( tonjolan-tonjolan / jonjot-jonjot ) maupun kantong-kantong, sehingga makanan berdaging dengan cepat dapat dieliminasi.

Usus herbivora penuh dengan benjolan ( tonjolan-tonjolan / jonjot-jonjot ), kantong, saku, gulungan, dan lipatan, sehingga makanan tumbuhan dapat melewati saluran pencernaan secara lambat untuk membantu penyerapan zat gizi.

Manusia memiliki karakteristik usus yang sama dengan herbivora.

Serat.
Karnivora tidak membutuhkan serat untuk membantu memindahkan makanan melalui saluran cerna mereka yang pendek dan halus.
Namun, herbivora butuh serat untuk menyapu makanan yang membusuk keluar dari perut mereka yang berbelit.

Manusia memiliki kebutuhan serat makanan yang sama dengan herbivora.

Kolesterol.
Kolesterol hanya ditemukan dalam makanan yang bersumber dari hewan saja, dan ini bukan masalah bagi karnivora yang dapat menangani sejumlah besar kolesterol dalam makanan mereka.
Sedangkan, pola makan herbivora yang berdasarkan pada tumbuh-tumbuhan bersifat bebas kolesterol.

Manusia sama sekali tidak membutuhkan kolesterol dari luar, karena tubuh kita mampu memproduksi yang kita butuhkan ; dan kita memiliki masalah kesehatan yang serius ketika mengonsumsi kolesterol secara berlebihan.

Banyak orang beranggapan bahwa manusia sudah pasti bersifat omnivora, karena manusia pemakan daging hewan juga.
Namun, manusia tidak bersifat lebih dari omnivora dibandingkan hewan karnivora.
Manusia jika dilihat secara detail dari anatomis dan fisiologisnya, mahluk ini lebih memiliki karakteristik mirip golongan herbivora.
Untuk lebih memperjelas mari kita lihat perbandingan yang lebih terinci antara fisiologis dan anatomis dari karnivora, herbivora dan omnivora.

Karnivora mempunyai ciri-ciri :
-Otot-otot wajah : tereduksi untuk memungkinkan mulut menganga lebar.
-Tipe rahang : sudut tidak melebar.
-Lokasi sendi rahang : Pada dasar yang sama dengan gigi geraham.
-Gerakan rahang : memotong ; minimal gerakan dari sisi ke sisi.
-Otot-otot utama rahang : temporalis.
-Bukaan mulut vs ukuran kepala : lebar.
-Gigi seri : pendek dan meruncing.
-Gigi taring : panjang, tajam, dan berlekuk.
-Gigi geraham : tajam, bergigi, dan berbentuk mata pisau.
-Pengunyah : tidak ada, menelan makanan secara utuh.
-Air liur : tidak ada enzim pencernaan.
-Tipe lambung : sederhana.
-Asam lambung : kurang dari atau sama dengan pH 1 dengan makanan dalam lambung.
-Kapasitas lambung : 60 % hingga 70 % dari volume total saluran pencernaan.
-Panjang usus halus : 3 hingga 6 kali panjang tubuh.
-Termostasis : hiperventilasi.
-Usus besar : sederhana, pendek, dan halus ; tidak ada fermentasi.
-Hati : dapat mendetoksifikasi vitamin A.
-Ginjal : air seni secara ekstrem terkonsentrasi.
-Kuku : cakar-cakar tajam.

Herbivora mempunyai ciri-ciri :
-Otot-otot wajah : berkembang dengan baik.
-Tipe rahang : sudut melebar.
-Lokasi sendi rahang : di atas dasar gigi geraham.
-Gerakan rahang : tidak memotong ; gerakan dari sisi ke sisi maupun dari depan ke belakang.
-Otot-otot utama rahang : masseter dan pterygoids.
-Bukaan mulut vs ukuran kepala : kecil.
-Gigi seri : luas, berbentuk seperti sekop dan mendatar.
-Gigi taring : tumpul dan pendek atau panjang ( untuk pertahanan ), atau tidak ada.
-Gigi geraham : mendatar dengan gigi taring vs permukaan kompleks.
-Pengunyah : dibutuhkan proses pengunyahan lama.
-Air liur : enzim pencerna karbohidrat.
-Tipa lambung : ruang sederhana atau banyak.
-Asam lambung : pH 4 hingga 5 dengan makanan dalam lambung.
-Kapasitas lambung : kurang dari 30 % volume total saluran pencernaan.
-Panjang usus halus : 10 hingga lebih dari 12 kali panjang tubuh.
-Termostasis : berkeringat.
-Usus besar : panjang, kompleks, mungkin berkantong-kantong ; fermentasi mungkin terjadi.
-Hati : tidak dapat mendetoksifikasi vitamin A
-Ginjal : air seni terkonsentrasi secara moderat.
-Kuku : kuku-kuku mendatar atau ujung yang tumpul.

Omnivora mempunyai ciri-ciri :
-Otot-otot wajah : tereduksi.
-Tipa rahang : sudut tidak melebar.
-Lokasi sendi rahang : pada dasar yang sama dengan gigi geraham.
-Gerakan rahang : memotong ; minimal gerakan sisi ke sisi.
-Otot-otot utama rahang : temporalis.
-Bukaan mulut vs ukuran kepala : lebar.
-Gigi seri : pendek dan meruncing.
-Gigi taring : panjang tajam, dan melengkung.
-Gigi geraham :seperti mata pisau dan atau mendatar.
-Pengunyah : menelan makanan utuh dan menggiling secara sederhana.
-Air liur : tidak ada enzim pencernaan.
-Tipe lambung : sederhana.
-Asam lambung : kurang dari atau sama dengan pH 1 dengan makanan dalam lambung.
-Kapasitas lambung : 60 % hingga 70 % dari volume total saluran pencernaan.
-Panjang usus halus : 4 hingga 6 kali panjang tubuh.
-Termostasis : hiperventilasi.
-Usus besar : sederhana, pendek, dan lembut ; tidak terjadi fermentasi.
-Hati : dapat mendetoksifikasi vitamin A.
-Ginjal : air seni secara ekstrem terkonsentrasi.
-Kuku : cakar-cakar yang tajam.

Manusia mempunyai ciri-ciri :
-Otot-otot wajah : berkembang dengan baik.
-Tipe rahang : sudut melebar.
-Lokasi sendi rahang : di atas dasar gigi geraham.
-Gerakan rahang : tidak memotong ; gerakan sisi ke sisi yang baik, depan ke belakang.
-Otot-otot utama rahang :  masseter dan pterygoid.
-Bukaan mulut vs ukuran kepala : kecil.
-Gigi seri : luas, berbentuk seperti sekop dan mendatar.
-Gigi taring : pendek dan tumpul.
-Gigi geraham : mendatar dengan gigi taring menonjol ( nodular cusps ).
-Pengunyah : dibutuhkan proses pengunyahan lama.
-Air liur : enzim pencerna karbohidrat.
-Tipe lambung : ruang sederhana.
-Asam lambung : pH 4 hingga 5 dengan makanan dalam lambung.
-Kapasitas lambung : 21 % hingga 27 % volume total saluran pencernaan.
-Panjang usus halus : 10 hingga 11 kali panjang tubuh.
-Termostasis : berkeringat.
-Usus besar : panjang, kompleks, berkantong-kantong ; fermentasi mungkin terjadi.
-Hati : tidak dapat mendetoksifikasi vitamin A.
-Ginjal : air seni terkonsentrasi secara moderat.
-Kuku : kuku-kuku mendatar.

Ilmu pengetahuan telah membuktikan, bahwa manusia lebih cocok dimasukan ke dalam kelompok herbivora, bukan omnivora yang selama ini sudah dilegalkan, bahkan dari generasi ke generasi.
Dengan dibuktikannya teori ini, otomatis dapat mengungkap mengapa zaman dahulu harapan hidup manusia lebih lama dibanding zaman peradaban babilon modern atau zaman komputer ini.
Misalnya saja kalau kita cermati : Adam berumur sampai 930 tahun.
Enos 905 tahun, Kenan 910 tahun, Mahalaleel 895 tahun, Yared 962 tahun, Henokh 365 tahun, Matusalah 969 tahun dan Lemekh 777 tahun.
Umur manusia panjang sampai ratusan tahun, makin lama umur manusia makin berkurang.
Berdasarkan definisi WHO, maka usia dibawah 65 tahun tergolong usia pertengahan ( Middle Age ) ; usia diantara 65 tahun sampai 74 tahun tergolong Junior old Age ; usia antara 75 tahun sampai dengan 90 tahun baru tergolong Formal Old Age ; dan antara 90 tahun sampai dengan 120 tahun digolongkan Longevity Old Age ( orang tua berumur panjang ).
Jadi rentang hidup manusia seharusnya, terpendek adalah 100 tahun dan terpanjang 175 tahun.
Usia normal rata-rata manusia seharusnya 120 tahun.
Akan tetapi sampai di zaman modern ini apa yang terjadi, umur semakin pendek dan ditambah dengan gaya hidup yang menyimpang dari apa yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Masa hidup manusia makin lama makin terbatas, hal ini karena manusia sudah lama pula menganut kebiasaan yang salah dan sudah turun temurun.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

1 komentar:

  1. manusianya revolusi terdekatnya adalah monyet dan monyet adalah omnivora dan tidak satupun zat dalam tubuh yang tidak berguna termasuk kolestrol

    BalasHapus