Data yang didapat dari satelit GOCE milik Badan Antariksa Eropa ( ESA ) yang memetakan gavitasi bumi dengan model " Geoid " menunjukkan tarikan gaya gavitasi untuk setiap permukaan bumi tidak sama.
Geoid adalah permodelan permukaan bumi tanpa memperhitungkan efek pasang surut, hanya gaya gravitasi bumi.
Wilayah yang memiliki gaya gravitasi tinggi antara lain : Sulawesi, Maluku, Papua, hingga daerah barat dan barat daya Pasifik, serta Atlantik Utara.
Sementara wilayah dengan gaya gravitasi paling lemah adalah Samudra Hindia bagian tengah.
Memahami perbedaan gravitasi ini penting untuk mendeteksi berbagai hal terkait perubahan iklim, seperti sirkulasi air laut, perubahan ketinggian permukaan air laut, dinamika es, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
Pemahaman perbedaan gaya gravitasi ini dapat dimanfaatkan untuk mempelajari gempa bumi, memprediksi gempa dan pengaruh gravitasi terhadap tubuh manusia yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap penyakit yang dideritanya.
Sejak masa prasejarah sampai abad ke dua puluh, dunia merupakan tempat yang secara fisik sangat menantang bagi manusia.
Bumi menjadi ajang berlatih menghadapi tantangan, seperti dengan hewan liar, kebakaran hutan, gunung-gunung tinggi, musuh yang haus darah, gurun yang tak terjamah, dan air yang bergelombang.
Dihadapkan dengan hambatan-hambatan tersebut, nenek moyang kita mengembangkan ribuan respons biomekanis dan biokimia terhadap stimulus lingkungan.
Kemudian mereka mewariskan kemampuan tersebut pada generasi selanjutnya.
Sistem gerak yang kita punyai ini merupakan hasil pengaruh yang terus-menerus dari stimulus lingkungan terdahulu.
Kita terlihat seperti ini dengan kemampuan yang mumpuni, karena lingkungan yang kita hadapi sesungguhnya membentuk otot dan tulang kita.
Sudah menjadi keharusan dan semestinya kita hidup di dunia moderrn berbekal tubuh yang kuno.
Namun bukan berarti sistem gerak kita lemah, ketinggalan zaman atau usang.
Sebaliknya tubuh kita telah teruji melalui tiga juta tahun masa pengujian.
Pada penelitian terdapat tanda-tanda disfungsi gerak dalam bentuk garis konvergen dan divergen, yang tidak paralel, diantara bentuk kerangka manusia.
Susunan tangga rangka manusia mulai bergeser kepala, bahu, panggul, lutut, dan pergelangan kaki yang berfungsi untuk berinteraksi dan sebagai landasan permukaan lebih bergeser ke depan, berputar, berotasi ( dan / atau condong ke kiri atau ke kanan ), serta bergeser menyamping.
Otat dan tulang melawan gravitasi, dan gravitasilah pemenangnya.
Kurva S ruas tulang belakang ( vertebra ) terdorong, tertarik, atau tertekan hingga mulai tampak seperti huruf I , J terbalik, atau C, tanpa kurva area pinggang ( lumbar ), leher ( servikal ), dada ( thorax ).
Begitu hebat kemampuan tubuh manusia untuk beradaptasi untuk bertahan sebagai spesies homo sapiens atau manusia terbilang sukses beradaptasi secara fisik dengan dunia disekelilingnya.
Mengenai perubahan bentuk tubuh secara bertahap akibat pengaruh kuat gaya gravitasi bumi, otomatis penyakit yang diderita pun akan selalu menyesuaikan dengan bentuk tubuh itu sendiri.
Disini yang lebih terlihat penyakit sering nyeri pada tubuh ( tulang dan sendi-sendi ).
Dizaman prasejarah, penggunaan sistem gerak lebih diutamakan terkait dengan rangsangan dari luar.
Betapa pentingnya rangsangan terhadap sistem gerak, dan juga terhadap semua sistem lainnya.
Sistem saraf memerintahkan otot untuk menggerakkan tulang, ketika manusia prasejarah lapar dan sibuk mencari makanan, mereka harus berusaha naik turun bukit, melarikan diri dari pemangsa, memanjat pohon untuk memetik buah, dan seterusnya.
Hasilnya mereka dapat mengembangkan fungsi kerja fisik, terkait dengan kebutuhan akan makanan, sebuah stimulus dari lingkungan yang terus menerus berlangsung.
Maka dari itu di zaman prasejarah, manusia jarang sekali yang namanya sakit pinggang, pegal linu, encok, kaku-kaku, kram-kram dan seterusnya ( dilihat dari penelitian fosil purba yang ditemukan ).
Tetapi bukanya manusia modern disuruh kembali lagi ke zaman prasejarah ?
Kita yang hidup di zaman modern ini seharusnya menyadari bahwa gerak / olahraga itu adalah sesuatu yang mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia.
Manusia tumbuh kuat, cerdas, dan menjadi hebat karena bergerak.
Sebagai contoh lingkungan keras yang dihadapi David dan nenek moyangnya telah melatih tubuhnya sehingga menyerupai mesin yang mampu manaklukkan raksasa Goliath.
Bentuk dirinya menyerupai dewa, namun tetap saja mempresentasikan manusia.
Otot biseps David adalah refleksi mekanisme adaptasi terhadap lingkungan, yang membuat seorang gembala harus memiliki kemampuan fisik untuk melempar batu dengan kecepatan tinggi dan akurasi.
Jika tidak, ia akan melihat gembalaannya dimangsa predator.
Sebaliknya jika kita tidak mengaktivasi respons biomekanis laten, lingkungan kita akan langsung mengubah dan memprogram ulang sistem gerak secara acak melalui proses adaptasi tubuh.
Mekanisme yang menghasilkan adaptasi sering kali gagal dalam jangka panjang, dan akan berakibat pada efek potensi penyakit atau gangguan ( patologis ) pada manusia.
Menurut Dubos, kegagalan relasi antara manusia dengan kekuatan alam, akan membentuk manusia itu sendiri.
Ia menyimpulkan banyak " penyakit peradaban " misalnya kejahatan, kekerasan, dan tekanan jiwa ( depresi atau stres ) adalah sebagai akibat dari respos terhadap lingkungan.
Manusia telah berupaya menyesuaikan diri dengan lingkungan modern, tetapi pada kenyataannya manusia menanggung konsekuensi kerusakan yang serius.
Bila sistem gerak kita tak pernah atau jarang digerakan tubuh sendiri akan mematikan fungsi organ yang pasif, atau tak pernah digunakan.
Otat yang tak secara rutin distimulasi akan mengecil, sistem gerak bersifat adaptif.
Semua butuh gerak atau olahraga.
Desain tubuh di zaman modern ini tentunya berbeda dengan desain tubuh di zaman prasejarah.
Desain tubuh selalu disesuaikan dengan lingkungan dimana kaki kita berpijak.
Desain tubuh disetiap benua, pulau berbeda-beda sesuai dengan kekuatan gaya gravitasi bumi masing-masing.
Desain tubuh memberikan otoritas pada manusia dalam hal yang benar dan otoritas sejak lahir supaya manusia terbebas dari sakit penyakit.
Desain tubuh hasil produk zaman modern ini harus diikuti prinsip kerjanya, supaya manusia dapat menggapai cita-citanya yaitu hidup sehat secara fisik.
Disini ada delapan prinsip sehat secara fisik.
1. Bobot vertikal.
Gravitasi dibutuhkan untuk kesehatan.
Supaya gravitasi dapat memberikan pengaruh positif dan dinamis pada tubuh, rangka harus berada pada postur yang membentuk kesejajaran verbal.
2. Tekanan dinamis.
Keadaan tekanan konstan ada diantara bagian depan ( anterior ) dan belakang ( posterior ) tubuh.
Bagian posterior bertanggung jawab pada penegakan tubuh, sementara bagian anterior bertanggung jawab atas pelipatan atau saat menunduk ke depan.
Tak ada aktivitas yang dapat dilakukan dengan tepat dan sehat jika kondisi ini tidak terjadi.
3. Bentuk dan fungsi.
Tulang malakukan apa yang diperintahkan otot.
Semua gerak rangka diinisiasi oleh aktivitas otot.
4. Bernapas.
Tubuh tidak akan berfungsi tanpa oksigen.
Prinsip ini sangat penting, yaitu bahwa tubuh memiliki sistem cadangan untuk menjamin ketersediaannya.
5. Gerak.
Seluruh sistem tubuh meliputi pencernaan, sirkulasi, kekebalan, dan lain-lain akan saling berkaitan.
Aktivitas kita sehari-hari termasuk gerak yang lazim dilakukan.
Semakin cepat molekul tubuh bergerak, semakin tinggi pula laju metabolisme.
Semakin tinggi laju metabolisme, semakin sehat manusia.
Manusia diciptakan untuk berlari, meloncat, memanjat, terjun, berguling, dan memantul, tidak hanya pada masa pertumbuhan dan perkembangan saja, melainkan terus berlanjut sampai sepanjang hidup kita.
Jika aktivitas ini menyebabkan sakit atau nyeri, itu karena kita telah melanggar beberapa atau seluruh prinsip kesehatan.
6. Keseimbangan.
Supaya prinsip gerak menjadi efektif dan benar, tubuh perlu mendapat keseimbangan yang cukup.
Otot bekerja secara berkesinambungan mengembalikan tubuh pada prinsip pertama yaitu bobot vertikal.
Agar keseimbangan tercipta, otot-otot harus bekerja secara berpasangan dan sejajar pada sisi kiri dan kanan tubuh.
Condong ke kanan atau ke kiri akan menghambat keseimbangan dan melanggar prinsip gerak.
7. Stimulus.
Tubuh bereaksi terhadap semua stimulus selama 24 jam per hari, terlepas dari kondisi kesehatan tubuh sedang prima atau tidak.
Oleh karena itu, prinsip gerak secara berkelanjutan memperkuat prinsip stimulus ini.
Jika gerak terbatas, hukum stimulus akan mengakibatkan stres pada tubuh.
Sebab ia akan condong menyerap polutan dan iritan di bandingkan untuk menangkalnya.
8. Regenerasi.
Tubuh bersifat organik, maka ia bersifat konstan terhadap pertumbuhan dan regenerasi.
Otot, tulang, saraf, jaringan penghubung, kartilago, dan sejenisnya bersifat hidup.
Jika tubuh tidak memperbaharui dirinya, berarti ia melanggar prinsip kesehatan.
Semakin banyak prinsip kesehatan yang dilanggar, semakin cepat kita menua dan meninggal.
Pengaruh gaya gravitasi terhadap kehidupan manusia dapat merubah desain tubuh manusia, lambat laun desain tubuh berubah sesuai dengan kekuatan gaya gravitasi di lingkungan sekitar dimana manusia itu tinggal.
Bahkan ada seorang ilmuwan yang berteori ; jika nanti dalam kurun waktu abad ke 35, zaman akan semakin maju dan kehidupan manusia pun banyak mengalami perubahan, termasuk desain tubuhnya.
Perubahan itu banyak dipengaruhi terutama oleh hasil teknologi yang begitu canggih serta keadaan alam yang berubah. seperti contohnya :
Manusia nanti mempunyai kepala bentuknya lebih besar, dada dan perut besar, kedua tangan juga besar terutama jari-jarinya.
Kaki sebaliknya ukurannya kecil.
Gigi-giginya tidak berkembang alias tumbuh atau ompong, rambutnya pun hanya di beberapa tempat saja tumbuhnya.
Hal seperti ini dikarenakan, manusia tidak lagi berjalan menggunakan kaki, melainkan hanya duduk dikursi bermesin, sambil jari-jari tangannya sibuk memencet tombol pengatur.
Sedangkan makanannya hanya berupa capsul yang diminum, akibatnya gigi pun tak tumbuh, karena tidak ada rangsangan dari luar seperti makan jagung rebus, steak, baso, sate dan seterusnya yang membuat gigi kuat dan sehat.
Jadi desain tubuh manusia semakin lama, semakin tak menentu dan rusak.
Hal ini karena perkembangan teknologi yang semakin maju ; perubahan gaya gravitasi secara perlahan tapi pasti.
Bila disadari semua akibat dari perbuatan manusia sendiri.
Perubahan gaya gravitasi sebagai akibat perbuatan manusia seperti perusakan lingkungan, polusi udara, efek rumah kaca dan sebagainya yang mengakibatkan pemanasan global dan menggeser susunan letak tata surya, seperti yang sudah dilaporkan kedudukan bulan telah bergeser, bulan menjauhi bumi, nanti anak cucu kita terancam kelak tidak akan melihat bulan purnama lagi dan terjadi ketidakseimbangan keadaan planet-planet yang lain, termasuk bumi berputar agak menyimpang dari poros yang semestinya.
Hasilnya terjadi perubahan gaya gravitasi.
Perkembangan teknologi tidak dapat dibendung dan harus dihadapi dengan segala konsekuensinya.
Dunia ini memang sudah tua, lambat atau cepat kehidupan akan segera berakhir.
Bumi akan hancur dan seluruh isinya akan musnah.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar