Seorang ahli biokimia dan pimpinan tim peneliti dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat, menduga bahwa air mata dapat membersihkan substansi-substansi tubuh yang terkumpul di bawah pengaruh stres,
Dengan kata lain, menangis sepertinya menjadi cara yang sesuai dalam memberikan relaksasi terhadap ancaman stres.
Sebaliknya, menahan tangis mungkin akan berbahaya bagi kesehatan seseorang.
Sangat mungkin bahwa laki-laki dapat memperkuat stres yang berhubungan dengan penyakit karena, laki-laki tidak menangis sebebas yang biasa dilakukan para wanita.
Mungkin bagi laki-laki menangis itu dianggap tidak jantan, rasa malu dan gengsi.
Jadi kalau ingin menangis, baik perempuan maupun laki-laki, biarkan air mata mengalir membasahi pipi, tanpa harus merasa malu atau gengsi.
Menangis adalah obat terbaik untuk stres dan berbagai gangguan kecemasan yang melanda pikiran seseorang.
Jangan malu mengungkapkan berbagai perasaan kalut dan kegalauan pikiran untuk melampiaskannya dengan cara menangis.
Berbagai penelitian tentang air mata banyak ragam, diantaranya :
Air mata dapat mempengaruhi agresivitas seseorang.
Bila seseorang itu sedang marah atau mengamuk, lalu dilihat lawannya atau rivalnya menangis, agresivitas itu menjadi mengendur dan berkurang drastis.
Air mata juga dapat mempengaruhi libido laki-laki.
Bila ke dua insan sedang melakukan hubungan intim, lantas sang perempuan tiba-tiba menangis, laki-laki itu menjadi menurun libido seksnya dan akan menjadi kendur seleranya.
Pada penelitian selanjutnya dilakukan test fungsi otak terhadap ketajaman penciuman.
Ada beberapa orang disuruh mencium bau air mata pada sapu tangan yang diberikannya, dan satu lagi dengan mencium bau ludah pada saputangan yang lain, responnya berbeda.
Yang mencium bau ludah, langsung orang itu tidak menyukai dan menghindar.
Yang mencium bau air mata orang itu langsung terdiam dan menjadi tenang.
Jadi dalam penelitian berkesimpulan, pusat otak yang dipengaruhi bau dari air mata lebih memberikan sinyal untuk menenangkan daripada bau ludah yang tidak disukai.
Para pria di Yunani, Italia, Spanyol dan Prancis tidak pernah merasa malu untuk menangis saat mereka benar-benar merasa sedih, terharu atau di saat sedang mengalami stres.
Pria yang mudah menangis sebaiknya tidak langsung divonis bahwa mereka lebih lemah atau pribadi yang lembek, cengeng dan mudah menyerah.
Bahkan pria yang mampu menangis, biasanya jauh lebih kuat secara mental daripada pria yang merasa " sok jantan " dan " sok tegar " di luar, padahal di dalam hatinya mereka sangat rentan dan lemah kepribadiannya sehingga memiliki semangat hidup yang lemah, mudah menyerah dan bahkan dalam beberapa kasus lebih mudah untuk melakukan bunuh diri.
Kita ambil contoh pada pria-pria Jepang yang dalam budaya mereka mengenal tradisi bunuh diri ( hara kiri ) saat harga diri mereka terusik, atau saat gagal dalam mencapai tujuan.
Padahal pria-pria Jepang terlihat seperti pria-pria yang tegar dan kuat serta tidak mudah untuk menangis.
Masalah tidak menangis itu ternyata menjadi faktor yang bermasalah, menjadi penyebab utama mengapa pria pada umumnya berumur lebih pendek dari wanita.
Dari hasil sensus penduduk dunia menunjukkan bahwa wanita berumur 4 sampai 15 tahun lebih lama daripada umur pria, jawabannya karena kaum wanita biasanya lebih mudah untuk menyalurkan emosi dan kegundahan hatinya dengan cara menangis.
Gengsi, ego yang tinggi pada pria yang membuatnya malu untuk menangis justru merupakan racun yang menggerogoti dari dalam tubuh pria itu sendiri yang mengakibatkan sebagian besar pria tidak bisa panjang umur.
Padahal menurut sejumlah riset para ahli psikologi mengatakan ; aktivitas menangis merupakan obat bagi kesehatan jiwa dan stabititas emosi serta penyeimbang terhadap daya nalar seseorang sehingga lebih mudah terkontrol dan berjalan seimbang.
Bau air mata merupakan bau yang specifik bagi otak untuk meresposnya.
Bau air mata tersusun dari berbagai senyawa, tetapi otak merespons rangsangan bau sebagai satu kesatuan, bukan fragmen campuran senyawa yang dianalisis secara terpisah dan disatukan kembali.
Ini pun yang membuat bau kopi atau bunga mawar dipersepsikan otak sebagai satu bau walau tersusun atas banyak senyawa.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Kamis, 24 September 2015
Minggu, 20 September 2015
Hidup bersama dengan asam urat, bagian II ( dua ).
Kekurangan air dalam waktu tidak terlalu lama saja sudah berpotensi menyebabkan peningkatan asam urat sesaat, apalagi kekurangan cairan dalam waktu yang lama sampai air kencing berwarna kuning pekat.
Banyak orang memiliki kebiasaan jarang minum sehingga pasokan air untuk tubuh tidak memadai.
Semua orang tahu tentang pentingnya air bagi tubuh, tetapi tidak semua orang berusaha memenuhi kebutuhan air bagi tubuh.
Air memiliki beragam fungsi vital bagi kelangsungan sistem tubuh secara mrnyeluruh.( Baca tulisan dr.Sintoso Pujianto tentang air ).
Air diperlukan sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui ginjal bersama urine.
Jika tubuh kekurangan air, maka akan menghambat ekskresi asam urat sehingga memicu peningkatan asam urat.
Karena itu, jumlah air yang cukup menjadi syarat penting untuk membuang kelebihan asam urat pada penderita hiperurisemia.
Para penderita asam urat umumnya memiliki sejumlah ciri individu dan kebiasaan tertentu.
Bisa dilihat bila sejak kecil atau masa kanak - kanaknya suka melinjo, sayuran hijau, daging, ikan laut, tahu tempe dan sering jajan goreng-gorengan ( kandungan minyak trans yang tinggi ) pastilah dikelak kemudian hari akan terkena hiperurisemia, timbunan asam urat yang tinggi.
Hiperurisemia terkait erat dengan faktor genetik, begitulah menurut Anthony J, Bleyer dan Thomas C, 2006.
Penelitian genetik menemukan adanya kaitan antara faktor genetik dan hiperurisemia.
Beberapa gen terkait hiperurisemia yang telah ditemukan, yaitu ABCG2, SLC 17 A3,SLC22A12, SLC1A9, dan SLC2 A9.
Diperkirakan 60 % gen yang mengendalikan hiperurisemia adalah SLC2A9 dan ABCG2.
SLC2A9 disebut oleh sejumlah ilmuwan sebagai gen utama yang menentukan hiperurisemia.
Gen SLC2A9 umumnya dimiliki oleh ras tertentu di belahan dunia.
Dari ras tertentu ini memiliki kecenderungan hiperurisemia lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata yang dialami oleh populasi luas.
Bangsa kulit hitam memiliki risiko hiperurisemia dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa kulit putih.
Sementara itu, bangsa yang memiliki garis keturunan Afrika- Amerika ( Afro-Amerika ), biasa disebut negro-Amerika memiliki risiko dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.
Ras lain yang berisiko tinggi terhadap hiperurisemia adalah Suku Maori di Selandia Baru.
Risiko hiperurisemia yang tinggi juga dimiliki oleh bangsa yang memiliki garis keturunan Cina, Polinesia, dan Subsahara- Afrika.
Sementara itu, suku Aborigin di Australia termasuk ras dengan risiko hiperurisenia terendah dari ras-ras lain yang pernah diteliti.
Pada studi epidemiologi dan genetika menyatakan iklim ( temperatur udara ) turut mempengaruhi tinggi rendahnya hiperurisemia.
Bangsa yang berasal dari daerah beriklim panas memiliki risiko hiperurisemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa yang berasal dari daerah beriklim dingin.
Penyakit yang dilatar belakangi oleh Asam Urat dapat dialami pria dan wanita.
Namun, pria memiliki risiko lebih tinggi dibanding wanita.
Risiko penyakit oleh asam urat pada wanita akan meningkat terkait penurunan produksi estrogen.
Estrogen disini dapat berfungsi untuk membantu pengaturan sekresi asam urat sehingga mampu melindungi wanita dari hiperurisemia.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Banyak orang memiliki kebiasaan jarang minum sehingga pasokan air untuk tubuh tidak memadai.
Semua orang tahu tentang pentingnya air bagi tubuh, tetapi tidak semua orang berusaha memenuhi kebutuhan air bagi tubuh.
Air memiliki beragam fungsi vital bagi kelangsungan sistem tubuh secara mrnyeluruh.( Baca tulisan dr.Sintoso Pujianto tentang air ).
Air diperlukan sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui ginjal bersama urine.
Jika tubuh kekurangan air, maka akan menghambat ekskresi asam urat sehingga memicu peningkatan asam urat.
Karena itu, jumlah air yang cukup menjadi syarat penting untuk membuang kelebihan asam urat pada penderita hiperurisemia.
Para penderita asam urat umumnya memiliki sejumlah ciri individu dan kebiasaan tertentu.
Bisa dilihat bila sejak kecil atau masa kanak - kanaknya suka melinjo, sayuran hijau, daging, ikan laut, tahu tempe dan sering jajan goreng-gorengan ( kandungan minyak trans yang tinggi ) pastilah dikelak kemudian hari akan terkena hiperurisemia, timbunan asam urat yang tinggi.
Hiperurisemia terkait erat dengan faktor genetik, begitulah menurut Anthony J, Bleyer dan Thomas C, 2006.
Penelitian genetik menemukan adanya kaitan antara faktor genetik dan hiperurisemia.
Beberapa gen terkait hiperurisemia yang telah ditemukan, yaitu ABCG2, SLC 17 A3,SLC22A12, SLC1A9, dan SLC2 A9.
Diperkirakan 60 % gen yang mengendalikan hiperurisemia adalah SLC2A9 dan ABCG2.
SLC2A9 disebut oleh sejumlah ilmuwan sebagai gen utama yang menentukan hiperurisemia.
Gen SLC2A9 umumnya dimiliki oleh ras tertentu di belahan dunia.
Dari ras tertentu ini memiliki kecenderungan hiperurisemia lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata yang dialami oleh populasi luas.
Bangsa kulit hitam memiliki risiko hiperurisemia dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa kulit putih.
Sementara itu, bangsa yang memiliki garis keturunan Afrika- Amerika ( Afro-Amerika ), biasa disebut negro-Amerika memiliki risiko dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.
Ras lain yang berisiko tinggi terhadap hiperurisemia adalah Suku Maori di Selandia Baru.
Risiko hiperurisemia yang tinggi juga dimiliki oleh bangsa yang memiliki garis keturunan Cina, Polinesia, dan Subsahara- Afrika.
Sementara itu, suku Aborigin di Australia termasuk ras dengan risiko hiperurisenia terendah dari ras-ras lain yang pernah diteliti.
Pada studi epidemiologi dan genetika menyatakan iklim ( temperatur udara ) turut mempengaruhi tinggi rendahnya hiperurisemia.
Bangsa yang berasal dari daerah beriklim panas memiliki risiko hiperurisemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa yang berasal dari daerah beriklim dingin.
Penyakit yang dilatar belakangi oleh Asam Urat dapat dialami pria dan wanita.
Namun, pria memiliki risiko lebih tinggi dibanding wanita.
Risiko penyakit oleh asam urat pada wanita akan meningkat terkait penurunan produksi estrogen.
Estrogen disini dapat berfungsi untuk membantu pengaturan sekresi asam urat sehingga mampu melindungi wanita dari hiperurisemia.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Langganan:
Postingan (Atom)