Kamis, 23 Februari 2012

Mikroba, tak selalu jahat..

Kita sering mendengar kata mikroba, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam iklan di televisi.
Yang terbayang dalam pikiran kita tak lain adalah penyakit, pencemaran, dan pembusukan makanan.
Apakah mikroba itu benar-benar sangat mengerikan seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang.
Apakah mikroba itu patut kita musuhi, kita basmi dan sebagainya.
tetapi perlu juga dipikirkan apakah kita ini masih tetap hidup di dunia bila tanpa mikroba ?

Kebanyakan orang awan masih menganggap yang namanya mikroba itu identik dengan bakteri atau kuman penyakit.
Di kamus umum bahasa Indonesia pun masih ditulis mikrobe ( Yunani ) organisme atau badan yang paling kecil ; kuman, bakteri.
Padahal mahluk hidup superkecil yang biasa disebut juga jasad renik, hanya bisa dilihat dengan mikroskop, tidak hanya berupa bakteri, tetapi dapat berupa kapang atau jamur, khamir, protozoa, dan virus.
Dari masing-masing mahluk superkecil ini berbeda satu dengan yang lainnya dalam hal jumlah sel, ukuran sel, serta kebutuhan nutrisinya.
Dari segi ukuran viruslah yang dibilang terkecil, dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Virus ini tergolong sangat sederhana, sehingga masih diragukan untuk dapat dimasukkan dalam kelompok mahluk hidup.

Mikroba melanglang buana dan ada dimana-mana di udara bebas.
Terdapat pada makanan, air minum, air buat mandi, peralatan makanan, alat masak, alat tulis, lantai, pakaian, sepatu, tas, sampai udara yang kita hirup untuk bernapas mengandung berbagai jenis mikroba.
Golongan bakteri, khamir, protozoa, dan ganggang termasuk jasad renik bersel tunggal, sedangkan kapang dan beberapa jenis ganggang merupakan jasad renik multi sel ( mempunyai banyak sel )
Dari berbagai jenis mikroba ini dapat memberikan manfaat maupun efek yang merugikan bagi kehidupan manusia.
Mikroba ini hadir di biosfer ( udara bebas dimana mahluk hidup tinggal ) dikarenakan mikroba juga merupakan mahluk hidup.
Tiap jenis mikroba mempunyai tempat hidup yang berbeda, sesuai dengan ketersediaan nutrisi yang dibutuhkannya, dan kondisi yang cocok untuk tumbuh dan berkembang biak, seperti suhu dan ketersediaan makanan untuk hidupnya.
Secara umum bakteri tumbuh dengan baik pada suhu 30 derajat celsius.
Jadi janganlah heran jika di negara tropis seperti Indonesia yang tinggi kelembabannya, lebih mudah dan banyak terjadi kontaminasi makanan, minuman maupun penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dibandingkan dengan negara empat musim.
Belum lagi ditambah faktor kebersihan yang kurang mendapat perhatian.
Sebagai contoh soal sepatu kulit, tas kulit, pakaian, mainan anak-anak dan buku-buku tua, mudah ditumbuhi jamur atau kapang, karena kapang dapat memanfaatkan selulosa sebagai sumber nutrisinya.
Serta gigi yang kotor, menguning menjadi busuk karena sisa-sisa makanan, baik berupa gula maupun protein, dapat menunjang kebutuhan nutrisi bakteri sebagai penyebab kerusakan gigi.

Pernahkah anda membayangkan jika dibumi ini steril, bersih, bebas dari mikroba.
Apakah semua penghuninya akan sehat walafiat atau malah sebaliknya akan menjadi punah semuanya dan tidak ada kehidupan lagi.
Mungkin bahan makanan yang semula ada, akan segera lenyap terutama daging sapi, kerbau, maupun kambing.
Tanpa mikroba yang hidup didalam saluran pencernaannya, ternak-ternak tersebut tidak dapat mencerna rumput yang mereka makan.
Karena bakteri, kapang dan khamirlah yang melaksanakan tugas tersebut.
Ikan dan hasil laut juga akan ikut menghilang pada saat yang bersamaan, hal ini disebabkan karena rantai makanan di air mendapatkan bahan bakarnya dari mikroba yang dapat melakukan proses fotosintesis penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh biota laut.
Proses fotosintesis yang terjadi juga ikut membantu mengurangi kandungan CO2 yang merupakan gas buangan polusi udara,karena karbondioksida itu dipakai sebagai bahan baku fotosintesis.
Bayi yang baru saja dilahirkan, di dalam saluran pencernaannya tidak terdapat mikroba.
Kehadiran mikroba dimulai pada saat tangisan pertamanya, dan dalam waktu dua minggu telah berkembang biak berbagai jenis mikroba.

Lalu apa jadinya jika tanpa miliaran mikroba yang hidup di dalam usus besar manusia ?
Mungkin tubuh manusia akan menjadi rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba.
Sistem pencernaan manusia mulai dari mulut, usus sampai anus mengandung miliaran bakteri dari berbagai jenis yang hidup secara harmonis dengan tuan rumahnya, karena tidak membahayakan bahkan membantu sistem pencernaan.
Kehadiran bakteri dalam usus dapat mencegah berkembang biaknya mikroba penyebab penyakit ( mikroba jahat ).
Yang akan kalah dalam kompetisi memperebutkan ketersediaan bahan makanan ( nutrisi ).
Jika anda mengetahui sepertiga dari berat kering kotoran manusia ( tai, feses ) adalah bakteri.

Bila ada yang berpendapat bahwa manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa mikroba di dalam saluran pencernaannya tidak seluruhnya benar atau dibenarkan.
Kita tentunya masih ingat cerita tentang bocah yang bernama David berumur 12 tahun, yang diamankan dalam ruang bebas kuman selama separuh dari umurnya, ternyata bocah itu masih dapat menikmati hidup.
Namun sang bocah itu hidup dalam ruangan yang suci hama, bebas kuman ( steril ).
Jadi bagi kita yang hidup di udara yang dipenuhi berbagai jenis mikroba, kehadiran jasad renik itu dalam saluran pencernaan mutlak diperlukan.
Kegunaan mikroba dapat membantu tanaman pangan untuk dapat memanfaatkan kandungan nitrogen di udara, dan mengubahnya menjadi amonia sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman tersebut, selanjutnya diubah oleh tanaman menjadi protein.
Beberapa jenis tanaman polong-polongan seperti kedelai,kacang polong, dan seterusnya.
Melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan bakteri yang dapat mengikat nitrogen dan terdapat pada bintil akar, sehingga dapat mempertahankan kesuburan tanah karena menyediakan nitrogen bagi tanaman.
Tanpa mikroba proses penguraian alami terhadap tanaman dan hewan yang sudah mati tidak akan terjadi.
Akibatnya, rantai makanan terputus.
Tanaman dan hewan tidak mendapatkan penyediaan nutrisi yang berasal dari tanaman dan hewan yang sudah mati dan didaur ulangkan ke tanah.

Yang menjadi masalah terbesar adalah ketersediaan oksigen di bumi.
Kita bisa bayangkan, mikroba yang hidup di laut dan melakukan fotosintesis berperan dalam menghasilkan separuh dari oksigen di dunia.
Tanpa mikroba, oksigen akan menjadi barang langka, dan manusia pun akan berebut oksigen untuk bernapas, sehingga suatu saat manusia di bumi ini akan musnah bersamaan dengan habisnya oksigen.
Perlu diketahui, dalam satu harinya manusia menghirup udara sebanyak 50.000 liter.
Jika seandainya tanpa hadirnya mikroba, yang namanya antibiotik dan vaksin tidak akan pernah ada.
Demikian juga halnya beberapa jenis makanan yang melibatkan aktivitas mikroba, yang disebut makanan fermentasi seperti berbagai jenis acar sayuran, keju, yoghurt, kecap, terasi, roti, tempe, tape, dan masih banyak lagi.

Mikroba juga dapat memberantas penyakit tanaman cabai ditemukan sedikitnya 500 jenis bakteri dan virus yang dapat membasmi tanaman cabai.
Dalam penelitian ditemukan 125 isolat bakteri dari 500 jenis yang di ujikan sebagai penghasil senyawa kitinase yang dapat membunuh jamur patogen ( berbahaya / penyakit ) penyebab penyakit busuk buah.

Disini akan terlihat jelas bahwa kehadiran mikroba bagi kelestarian hidup bumi beserta isinya ini sangat penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Walaupun demikian adanya, tidak semua mikroba itu bersahabat bagi manusia.
Ada juga beberapa yang patut kita waspadai dengan kehadirannya.
Mikroba yang nakal, menggeliat dan mencemari.
Sejak tahun 1876, pertama kalinya diketahui peranan mikroba sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia.
Seperti batuk pilek ( flu ), cacar, polio, herpes, AIDS, penyaki hati ( hepatitis ) karena virus dan seterusnya.
Sedangkan TBC, pneumonia, kolera, typoid, disentri, jerawat dan seterusnya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Bahkan kulit yang kurang bersih akan ditumbuhi jamur, yang dikenal dengan panu.
Rambut yang berketombe juga akibat ulah mikroba.
Mulut dan gigi juga tak luput dari serangan jasad renik ini.
Daging, telur, makanan, dan minuman yang ditempatkan di udara terbuka lama-kelamaan akan menjadi busuk atau rusak karena ditumbuhi oleh mikroba.
Roti dan keju akan jamuran.
Sop, tahu, dan susu akan menjadi asam.
Santan akan menjadi tengik dan asam.
Beberapa jenis bakteri bahkan tidak hanya menyebabkan pembusukan tetapi juga menghasilkan racun yang mematikan seperti bakteri botulinum.

Tanaman buah, sayuran dan bunga juga tak luput dari serangan mikroba.
Berbagai jenis virus menyerang tanaman, salah satunya virus mosaik yang terkenal dapat menyerang tanaman tembakau dan menyebabkan penyakit pada tanaman yaitu penyakit mosaik artinya berbintik-bintik atau berbercak-bercak.
Jasad renik ini beraksi hampir disemua lini, sampai ke rumah tinggal manusia pun disinggahi juga dinding rumah ditumbuhi jamur bila terlalu lembab.
Kayu-kayu penyangga rumah dimakan rayap, sebenarnya itu pun ulah mikroba yang menumpang hidup pada sistem pencernaan rayap.
Bahkan ada bakteri tertentu yang dapat tumbuh pada bahan logam dan plastik sehingga dapat menyebabkan terjadinya karat pada pipa logam, seperti pada saluran pipa air minum, pipa saluran pembuangan air kotor, sampai paralon dari plastikpun ditumbuhi jamur.
Ganggang yang tumbuh berlebihan pada danau atau sungai.
Mungkin masih ingat dahulu di era tahun 80 an sampai disebut sebagai wabah eceng gondok.
Hal seperti ini akan mengundang bakteri pengurai ganggang tersebut yang memakai oksigen di dalam air, sehingga mahluk hidup di dalam air seperti ikan akan kekurangan oksigen dan mati.

Untuk menghambat pertumbuhan mikroba diperlukan kebersihan, dengan menjaga kebersihan kemunculan mikroba dapat ditanggulangi.
Tumbuhnya mikroba dalam suatu lingkungan merupakan akibat dari tersedianya nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan yang diinginkan oleh mikroba itu sendiri.
Karena itu untuk menghindari kehadiran mikroba yang tidak diinginkan kita harus mengganggu kondisi yang mendukung pertumbuhan mikroba tersebut.
Kebersihan merupakan syarat utama agar dapat terhindar dari berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroba ini.
Dengan menjaga kebersihan tubuh tentunya akan terhindar dari serangan panu, kerusakan gigi, rambut berketombe, bau badan, korengan, dan tumbuhnya jerawat.
Banyak berbagai merek antiseptik yang beredar dipasaran, seperti obat kumur, sabun mandi, pembersih lantai, pencuci piring dan seterusnya.
Bagi yang mempunyai anak balita dan suka bermain di lantai, sebaiknya menggunakan pembersih lantai yang mengandung desinfektan.
Selalu memperhatikan tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan lainnya, agar air tidak tercemar, lingkungan selalu bersih, indah dan sehat.

Peran mikroba di zaman teknologi tinggi.
Belum lama ini pusat penelitian ilmiah Nasional Perancis menemukan mikroba magnetik di lembah sungai Badwater sekitar 85 meter dibawah permukaan laut.
Mereka mengidentifikasi, mengisolasi, dan mengembangbiakkan bakteri magnetik jenis baru yang bisa dimanfaatkan dalam bioteknologi dan nanoteknologi.
Bakteri magnetotaktik adalah organisme sel tunggal sederhana yang bisa ditemukan dihampir semua perairan.Seperti namanya, bakteri itu beredar disepanjang medan magnet, seperti jarum kompas terapung.
Hal ini disebabkan kristal mineral bersifat magnet berukuran nano dan greigite yang mereka hasilkan.
Kristal magnetik yang disebut magnetosome itu bermanfaat dalam pendistribusian obat dalam tubuh dan foto pencitraan tubuh.
Greigite adalah mineral besi sulfida yang setara dengan megnetite besi oksida.
Greigite adalah besi sulfida yang kemungkinan lebih baik dari pada magnetite untuk sejumlah penerapan biomedis disebabkan perbedaan karakteristik fisik dan magnetiknya.

Penelitian lebih lanjut terhadap DNA bakteri penghasil greigite yang disebut BW- 1 didapatkan bahwa bakteri itu memiliki dua set gen magnetosome.
Hal ini menunjukkan, produksi magnetite dan greigite pada BW - 1 diatur oleh perangkat gen yang berbeda.
Menurut ilmuwan Dennis Bazylinski dari universitas Nevada Las Vegas AS, bakteri penghasil greigite mewakili kelompok bakteri penurun sulfat, yang sebelumnya tidak diketahui, yang bernapas dengan sulfat, bukan dengan oksigen, seperti mahluk hidup lain.

Ternyata mikroba sangat besar juga peranannya dalam teknologi modern.
Jadi mikroba ada sisi baiknya dan ada pula sisi jahatnya.
Untuk menyikapi kehadiran mikroba ini kita tak perlu terlalu waswas, namun harus tetap awas.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar