Kamis, 02 Januari 2014

Nyeringai karena nyeri.

Pada umumnya pasien datang diruang praktek dokter dengan keluhan nyeri, apalagi udara dingin dan sedang musim penghujan.
Ditambah lagi dengan keadaan fisik yang sudah tidak muda lagi.
Gambaran psikologis tentang rasa nyeri seseorang yang menentukan nilai berat ringannya nyeri, bisa berbeda dari satu orang dengan yang lainnya.
Fenomena nyeri itu sendiri begitu kompleks.
Nyeri memang bukanlah suatu penyakit, tetapi dengan nyeri berarti bisa menjadi peringatan adanya ketidakberesan dalam tubuh.
Nyeri kalau terus menerus tentunya sangat mengganggu.
Dari hasil penelitian Davis, Botterell, dan Munro menunjukkan, nyeri diderita oleh 30 % penduduk, baik di negara maju maupun berkembang, di kota besar maupun pedesaan.
Dalam ilmu kedokteran, nyeri yang merupakan gejala dalam tubuh yang menandakan adanya proses berlangsungnya suatu penyakit, termasuk salah satu masalah besar.
Nyeri timbul sebagai akibat serangkaian peristiwa yang terjadi di nosiseptor ( nyeri inflamasi = nyeri nosiseptif ) atau di serabut saraf perifer maupun sentral ( nyeri neuropatik ).
Sensitisasi nosiseptor menyebabkan munculnya hiperalgia, seperti radang tenggorokan yang menyebabkan nyeri pada saat menelan makanan, radang sendi menyebabkan nyeri bila sendi digerakkan.
Bagian dari saraf diseluruh jaringan tubuh yang menerima impuls dinamakan reseptor.
Kepadatan reseptor di jaringan tubuh berbeda-beda.
Khusus reseptor nyeri misalnya jaringan yang sangat peka nyeri seperti kornea dan pulpa gigi menunjukkan kepadatan reseptor nyeri yang sangat tinggi dibandingkan dengan jaringan yang kurang peka nyeri seperti otot dan organ-organ dalaman ( visera ).
Inflamasi dapat dikatakan sebagai penyebab utama baik nyeri akut maupun kronik, nyeri nosiseptif maupun nyeri neuropatik.
Penyakit-penyakit inflamasi, yang sering ditandai dengan akhiran kata " Itis ", dapat mengenai berbagai sistem organ.
Istilah faringitis, apendisitis, artritis, miositis, dan sebagainya menggambarkan adanya proses inflamasi di farings, apendiks, artikularis, dan otot.
Inflamasi sebenarnya merupakan proses reaksi proteksi dari jaringan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat, akibat dari trauma maupun infeksi.

Nyeri pada herpes zoster seperti terbakar, parestesi ( kesemutan ) yang bisa disertai rasa sakit ( disestesi ), respon nyeri berlebihan terhadap stimulus ( hiperestesi ), atau nyeri seperti tersengat listrik.
Disini fungsi saraf sensorik normal mengalami perubahan.
Area berjaringan parut hampir semuanya tidak sensitif terhadap nyeri namun mengalami sensasi abnormal terhadap rabaan halus, nyeri, atau suhu pada dermatom yang terlibat.
Nyeri sering dicetuskan oleh gerakan ( alodinia mekanis ) atau perubahan suhu ( alodinia hangat atau dingin ).
Beratnya defisit sensorik berkorelasi dengan beratnya nyeri.

Nyeri yang paling sering diderita pasien adalah nyeri yang terus menerus, kronik ditandai oleh nyeri musculoskeletal ( otot - tulang ) yang tersebar luas, kekakuan, dan kelelahan yang menyeluruh, ini biasa disebut sindroma fibromialgia ( SF ), sering disebut juga sebagai rematik non artikular atau rematik psikogenik ( 1976 ) karena tidak ada diagnosis yang objektif.
Menurut teori Neuro kimia penyebabnya karena penurunan kadar serotonin yang menyebabkan tidur kurang nyenyak sekaligus menambah keluhan somatik, depresi dan timbul sensasi nyeri.
Obat-obatan yang dapat menolong gejala ini dalam penelitian adalah amitriptilin dan cyclobenzaprine, cara kerjanya memblokade reuptake dari serotonin pada celah simpatik.
Gejala yang paling sering pada sindroma fibromialgia yaitu nyeri, kaku, bengkak di jaringan lunak, nyeri yang terlokalisir ( ada titik nyeri ), spasme otot dan nodul.

Pada neuropati diabetika ditandai dengan kerusakan sistem sensorik, motorik danh otonom.
Sistem sensorik yang paling sering terkena dengan gejala bervariasi dari rasa nyeri sampai hilangnya sensibilitas.
Yang terkena biasanya serabut dengan diameter besar dan serabut dengan diameter kecil.
Prevalensi neuropati simetris pada IDDM dan NIDDM sama besar, sedangkan pada neuropati asimetris lebih sering ditemukan pada NIDDM pada usia lebih tua.
Timbulnya neuropati diabetika ditentukan oleh faktor lama dan beratnya hiperglikemia.
Pada penelitian menunjukkan dengan menurunkan kadar glukosa darah, risiko terjadinya neuropati diabetika menurun dan atau terjadi perbaikan pada pasien neuropati diabetika.
Menurut teori vaskuler dan hipoksia, berkurangnya aliran darah kapiler akan menyebabkan hipoksia dan iskemia.
Iskemia dapat menurunkan kecepatan hantar saraf, sejalan dengan hilangnya dan perubahan serabut saraf.

Nyeri juga dapat dialami pada anggota badan yang sudah diamputasi ( nyeri fantom / phantom limb pain ).
Ambroise Pare melaporkan adanya nyeri fantom yang hebat pada pasien sesudah beberapa bulan amputasi tungkai dan seolah-olah masih mempunyai kaki.
Nyeri fantom menurut teori memori sentral ( central memory theory ) terjadi akibat data di kortek serebri masih tersimpan dan akan teraktivasi bila ada stimuli dari perifer.
Sehingga peranan SSP dan atau saraf perifer pada nyeri fantom dapat diterima.

Nyeri pada kanker lebih bersifat multifaktorial, bisa akibat langsung dari tumornya, akibat pengobatan kanker, nyeri paraneoplastik dan nyeri yang tidak ada hubungannya dengan kanker atau terapi kanker.
Nyeri pada kanker ini dapat disebabkan oleh aktivasi nosiseptor perifer akibat penekanan atau infiltrasi langsung oleh tumor primer atau metastasis ke jaringan yang sehat yang dapat menimbulkan nyeri nosiseptif atau akibat kerusakan langsung pada struktur-struktur saraf perifer atau sentral ( menimbulkan nyeri neuropatik atau nyeri deaferentasi ), yang dapat disebabkan oleh radiasi pembedahan atau kemoterapi dan oklusi pembuluh darah oleh tumor.

Nyeri akibat masalah gigi yaitu nyeri didaerah fasial, biasanya disebabkan oleh kelaian serabut saraf aferen yang menginervasi daerah muka.
Nyeri biasanya dirasakan di sepanjang saraf dinamakan neuralgia.

Nyeri pada bahu dan lengan.
Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi jaringan ataupun faktor makanik.
Beberapa jenis diantaranya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat menimbulkan kerusakan sendi atau kecacatan.
Obat-obatan yang diberikan adalah penghilang rasa sakit ( analgetik, OAINS ), kortikosteroid dan lidokain.
Fisioterapi bisa diberikan sedini mungkin untuk mencegah kekakuan sendi.

Nyeri punggung bawah ( NPB ) disebut juga nyeri pinggang, nyeri boyok atau Low back pain.
Keluhan ini sering dijumpai ditempat praktek, apalagi dipicu oleh udara dingin musim penghujan.
Nyeri yang dirasakan diantara iga terbawah dan lipat bokong bawah, sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.
Faktor yang berperan adalah usia / bertambahnya usia, kebugaran yang buruk, kondisi kesehatan yang jelek, masalah psikologik, merokok, kecanduan obat, jenis makanan seperti kacang-kacangan, melinjo ( daun kulit ) kopi, pare, kangkung, bayam, daun singkong dan sebagainya, duduk atau berdiri lama, duduk dekat mesin mobil, getaran, mengangkat, membawa beban, menarik beban, membungkuk dan memutar.
Dalam memahami nyeri daerah pinggang ini yang terlibat tulang belakang, sistem persarafan, jaringan yang peka nyeri dan otot-otot punggung daerah pinggang ( lumbo-sakral )
Menurut penelitian, pada usia dua puluh sampai lima puluh tahun elemen-elemen otot akan menghilang dengan bertambahnya usia dan mengurangnya aktivitas.
Keadaan ini dipercepat terutama dengan masa istirahat yang lama.
Proteksi otot juga berkurang dengan bertambahnya usia dan pada orang yang tua, tubuh akan lebih lemah tanpa adanya aktivitas.
Tidak adanya aktivitas selain mempengaruhi otot dan sendi juga mempengaruhi otak dan medula spinalis ( saraf dan cabang-cabangnya dari tulang belakang ).
Disamping itu pada saat tanpa aktivitas akan mempengaruhi jantung, paru, pencernaan, masa tulang, otot dan juga neurotransmitter seperti serotonin, eukefalin dan endorfin.
Penanganan : :
Perbaikan sikap tubuh disini sangat perlu, latihan terprogram, pemberian obat OAINS, bila perlu diperlukan obat untuk mengendurkan otot.

HNP ( Hernia Nukleus Pulposus ), biasanya terjadi karena trauma mendadak atau menahun, sehingga cincin lunak ditulang belakang robek dan menekan saraf-saraf disekitarnya.
Gejalanya nyeri pinggang hebat mendadak atau secara menahun rasa pegal dan menyebar.
Terasa kesemutan yang menjalar ke tungkai dan kaki.
Nyeri berkurang dengan berbaring dan berjalan, bertambah bila berdiri, membungkuk, duduk dan mengemudi, mengangkat dan gerakan berputar.
Berbeda dengan tumor nyeri bertambah dengan berbaring.
Bila batuk, bersin nyeri akan bertambah, karena meningkatkan tekanan pada saraf-saraf yang keluar dari tulang belakang ( tekanan intraspinal  yang diteruskan ke kantong radiks ).
Disini nyeri yang timbul saat mengejan ( tes valsava ) lebih dapat dipercaya.
Terapi tindakan bedah lebih efektif.

Rehabilitasi nyeri.
Konsep ilmu kedokteran yang baru, tidak lagi menempatkan rehabilitasi medik pada fase ke tiga setelah preventif dan kuratif, akan tetapi telah dimasukkan sejak dini yaitu pada kegiatan preventif.
Dengan strategi baru baru ini, banyak komplikasi dan kecacatan dapat dicegah atau dikurangi secara dini.
Terima kasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar