Kamis, 21 September 2017

Gejolak " Darah muda ", Gejolak remaja.

Kalau kita melihat perilaku remaja terkadang menyebalkan dan sekaligus menjengkelkan
Sudah lebih dari 2300 tahun yang lalu Aristoteles menyimpulkan bahwa " kaum muda dibuat gila oleh alam seperti orang mabuk anggur ".

Seorang gembala dalam drama The winter's tale karya William Shakespeare membayangkan " andai saja tak ada usia antara sepuluh dan dua puluh tiga, atau kaum muda tidur pada masa itu ; karena diantara ke dua usia itu kerja remaja hanya menghamili gadis, membantah orang tua, mencuri,dan berkelahi ".

G. Stanley Hall dalam penelitian ilmiah modern mengatakan masa remaja adalah masa " Badai dan stres ".
Hal ini mencerminkan tahap perkembangan awal umat manusia yang belum beradab.

Freud memandang masa remaja sebagai ekspresi konflik psikoseksual yang menyiksa.
Erik Erikson mengatakan sebagai krisis identitas yang paling bergejolak dalam hidup.
Masa remaja selalu bermasalah.
Pemikiran seperti itu terus berlanjut hingga akhir abad ke 20, saat para peneliti  mengembangkan teknologi pencitraan otak yang memungkinkan untuk melihat otak remaja secara terperinci, sehingga mampu melacak perkembangan fisik dan pola aktivitasnya.
Ternyata meneliti perkembangan otak manusia memerlukan waktu lebih lama daripada perkiraan semula.
Penemuan baru ini menawarkan penjelasan tentang perilaku remaja yang seringkali menjengkelkan.

Proyek National Institutes of Health ( NIH ) yang meneliti lebih dari seratus remaja yang tumbuh besar pada tahun 1900 an menunjukkan bahwa otak manusia mengalami penataan ulang besar-besaran antara usia 12 dan 25.
Otak tidak banyak membesar pada masa ini. Namun, ketika kita menempuh nasa remaja, otak mengalami renovasi meluas, mirip peningkatan jaringan dan perkabelan komputer.
Pertama-tama akson otak, dimana serat saraf panjang yang digunakan neuron untuk mengirim sinyal ke neuron lain akan perlahan-lahan diselubungi semakin tebal oleh zat berlemak bernama mielin ( materi putih pada otak ), yang kelak melejitkan kecepatan transmisi akson hingga seratus kali lipat.
Sementara itu dendrit, yaitu perpanjangan seperti cabang yang digunakan neuron untuk menerima sinyal dari akson didekatnya, semakin bercabang.
Sinapsis yang paling sering digunakan pada persimpangan kimiawi kecil yang digunakan akson dan dendrit untuk bertukar informasi akan semakin kaya dan kuat.
Sementara itu, sinapsis yang jarang digunakan mulai layu.
Pemangkasan sinapsis menyebabkan kortek otak dan lapisan luar materi abu-abu tempat berlangsungnya pikiran sadar yang rumit akan menipis tapi semakin efisien.

Perubahan-perubahan ini membuat seluruh otak menjadi organ yang lebih cepat dan canggih.
Proses pematangan ini terus berlanjut sepanjang masa remaja.

Dari hasil pencitraan ( 1900 ) menunjukkan bahwa perubahan fisik ini terjadi secara bertahap dan perlahan dari bagian belakang otak ke dapan, dari area didekat batang otak yang mengurus fungsi perilaku dasar yang lebih tua, seperti penglihatan, gerakan, dan pemrosesan dasar, hingga area berpikir di depan yang lebih baru dan lebih rumit dari segi evolusi.
Korpus kalosum, yang menghubungkan belahan otak kiri dan otak kanan serta mengangkut lalu lintas yang penting bagi banyak fungsi otak tingkat lanjut, terus menebal.
Hubungan yang lebih kuat juga berkembang antara hipokampus, yaitu semacam direktori ingatan, dan area depan yang menetapkan sasaran dan mempertimbangkan pro-kontra dalam memutuskan ; akibatnya kita semakin mahir menyertakan ingatan dan pengalaman ke dalam keputusan kita.

Seiring dengan itu, area depan semakin cepat dan koneksinya semakin kaya, sehingga kita dapat menghasilkan dan mempertimbangkan variabel dan agenda yang jauh lebih banyak daripada sebelumnya.

Bila perkembangan berlangsung normal kita akan semakin mampu menyeimbangkan antara dorongan hati, keinginan,sasaran, kepentingan pribadi, dan etika, sehingga menghasilkan perilaku yang lebih kompleks dan setidaknya lebih masuk akal.
Tapi ada kalanya di masa perkembangan otak masih belum biasa melakukannya.
Tidak mudah mengatur kerjasama yang baik antara berbagai area dan sistem yang baru berubah ini.

Pada pemindaian otak, remaja cenderung tidak terlalu menggunakan area otak yang memantau kinerja, mengenali kesalahan, menyusun rencana, dan menjaga fokus.
Pada orang dewasa, area otak tampaknya otomatis aktif.
Namun, jika ditawari hadiah ekstra , remaja menunjukka bahwa mereka mampu mendorong area-area pelaksana itu bekerja lebih keras, sehingga nilai mereka naik.

Dan pada usia 20, otak mereka sudah menanggapi tugas ini sebaik orang dewasa.
Disini ketika jaringan yang lebih kaya dan koneksi yang lebih cepat menjadikan area pelaksana itu lebih efektif.

Kajian seperti ini membantu menjelaskan mengapa remaja berperilaku begitu tidak konsisten dan mengesalkan : senyum saat sarapan, menyebalkan saat makan malam, ugal-ugalan saat hari sabtu, membunyikan musik keras-keras, dan seterusnya.
Selain kurang pengalaman secara umum, mereka juga masih belajar menggunakan jaringan baru otaknya.
Stres, lelah, atau tantangan dapat mengacaukan fungsi otak mereka.

Mengapa remaja sering melakukan hal bodoh, karena otak mereka belum selesai tumbuh.
Remaja ibaratnya " barang setengah jadi " atau disebut juga " otak pra - matang ".
Penemuan otak dan gen baru-baru ini sangat dipengaruhi oleh teori evolusi.
Teori otak remaja adaptif tidak menggambarkan remaja sebagai draf kasar, tetapi sebagai makhluk yang sangat peka dan mudah beradaptasi, yang otaknya sangat cocok untuk menghadapi tugas beralih dari rumah yang aman ke dunia yang rumit di luar.

Pandangan ini sesuai dengan prinsip paling dasar dalam biologi yaitu seleksi alam, seleksi alam biasanya membabat sifat yang tidak bermanfaat.
Remaja adaptif, biasanya mencari ketegangan, menyukai hal baru yang mengasyikkan.
Pada masa ini mencapai puncak pencarian sensasi, ilmuwan menyebutnya memicu adrenalin.

Mencari sensasi belum tentu impulsif.
Impulsivitas biasanya menurun sepanjang hidup, mulai sekitar usia 10, tetapi kesukaan pada ketegangan memuncak sekitar usia 15.
Dan pencarian sensasi dapat menghasilkan perilaku positif :
Keinginan berkenalan dengan orang baru, misalnya, dapat menciptakan lingkaran teman yang lebih luas, yang secara umum membuat kita lebih sehat, lebih bahagia, lebih aman, dan lebih sukses.

Yang memuncak semasa remaja kira-kira di usia 15 hingga 25 tahun yaitu kegiatan yang berisiko.
Jadi secara ilmiah, di usia remaja memang menjengkelkan dan berperilaku menyebalkan, tetapi mereka tergolong manusia yang paling mampu beradaptasi secara sempurna.

Remaja sebenarnya mampu mengenali risiko sebaik orang dewasa tetapi apadaya jika dalam situasi ketika risiko dapat memberi imbalan yang diinginkan, mereka lebih menghargai imbalan itu daripada orang dewasa.

Remaja lebih tertarik pada teman sebaya alasannya berinvestasi di masa depan, bukan masa lalu.
Kita memasuki dunia yang dibentuk oleh orang tua, tetapi kita akan menjalani sebagian besar hidup kita, dan akan menentukannya dengan rekan seusia kita nantinya.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa saat orang tua berkomunikasi dan membimbing anak remajanya secara tegas tetapi tidak terlalu ikut campur, tetap akrab tetapi membiarkan mereka sendiri, anak-anak mereka umumnya lebih sukses dalam hidup.

Sekian terima kasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar