Kehadiran air mata bagi seseorang mempunyai banyak arti, karena air mata banyak menawarkan alam dunia semu.
Kemudian dari air mata dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang serba tak jelas dan tak lengkap.
Misalnya saja ada yang keluar air mata karena benar-benar sedang bersedih dengan berbagai kemalangan hidup dan ini biasa disebut air mata karena efek emosional seseorang.
Ada juga yang lebih populer dengan nama air mata buaya yaitu keluarnya air mata yang didorong dengan maksud-maksud negatif untuk memperdayai orang lain.
Dan yang terakhir ada air mata buatan yang lebih dikenal dengan gas air mata ( air mata iritan ).
Disini keluarnya air mata akibat paksaan dari luar, dengan maksud untuk menghambat gerak, agresivitas seseorang seperti pada pembubaran demonstran, kerusuhan dan sebagainya.
Bila orang itu menangis, lantas baru keluar air mata, pada dasarnya menangis itu sendiri adalah suatu proses alamiah yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
bahkan air mata yang mengalir terus-menerus ( Kontinue ) dalam jumlah kecil adalah merupakan suatu mekanisme yang alamiah bagi perlindungan tubuh.
Air mata mengandung lysozyme atau enzim pemusnah mikroorganisme, sehingga mampu mencegah terjadinya infeksi.
Air mata yang mengalir secara teratur akan menyingkirkan berbagai macam benda asing ( kotoran ) mulai dari partikel debu, bakteri, hingga polutan udara, serta menjadi pelumas mata.
Beberapa bagian dari air mata itu menguap.
Untuk menjaga keseimbangan, sebagian mengalir ke dalam hidung.
Disini kembali antibakteri lysozyme mencegah terjadinya infeksi.
Aliran air mata meningkat bila terpapar ( terangsang ) sinar yang sangat kuat ( terang ), tiupan angin, benda asing, rangsangan emosi, infeksi, dan radang dari kornea serta selaput lendir mata.
Susunan bahan kimia air mata akibat rangsangan ( iritan ), misalnya uap bawang merah, ternyata berbeda dengan air mata emosional.
Ilmuwan William Frey, seorang pakar biokimia di st Paul Ramsey Medical Center, Minnesota, AS, meneliti komposisi air mata.
Dalam penelitian dilibatkan sukarelawan untuk diambil air matanya.
Misalnya, saat akan mengumpulkan air mata akibat emosi, tim sukarelawan diminta menonton film cerita sedih selama 2 - 4 jam, sedangkan untuk mendapatkan air mata akibat iritan, mereka akan dipaparkan dengan uap bawang merah selama sekitar tiga menit.
Ternyata dari hasil penelitian, dua jenis air mata itu mengandung berbagai hormon berbahan dasar protein sebagai respons terhadap stres, seperti prolaktin, adrenocorticotropic, dan leucine enkephalin, penghilang rasa sakit alamiah.
Terbukti misalnya pada orang yang merasa sangat kesakitan akan meresponsnya dengan menangis.
Ternyata, kelenjar lakrimal yang memproduksi air mata, merespons secara berbeda terhadap emosi dan bawang merah.
Air mata emosi lebih banyak berisi protein dibandingkan dengan akibat iritan.
Temuan Frey yang lain adalah hadirnya prolaktin yaitu hormon yang merangsang keluarnya air susu didalam air mata artinya air mata yang mengandung unsur air susu ( prolaktin ).
Dari hasil penelitian itu diambilah kesimpulan, mengapa kaum wanita lebih mudah menangis jika dibandingkan kaum pria.
Jawabannya karena akibat lebih banyaknya kandungan prolaktin dalam darah wanita ketimbang pria
Kesimpulan itu dikuatkan dengan kondisi sebaliknya pada wanita menopause yang menurun kadar prolaktinnya terbukti, kelompok ini makin jarang menangis.
Frey menduga, air mata membuang bahan-bahan beracun yang terkumpul didalam tubuh akibat stres.
Mungkin itu sebabnya orang merasa nyaman setelah menangis.
Mengingat ada kesamaan komposisi zat dalam darah dan air mata, suatu saat nanti hasil analisis air mata akan menjadi bukti yang sama kuat nilainya dengan analisis darah dalam mendiagnosa suatu penyakit.
Bila benar demikian, ada beberapa keuntungan sekaligus.
selain tak perlu takut di tusuk-tusuk, pasien yang di tes air matanya bisa dilakukan dengan menonton film sedih gratis sekaligus akan merasakan terbebas dari segala tekanan psikologis alias akan merasa lega dan plong...
Gas yang mampu menguras air mata manusia habis-habisan seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, ternyata mempunyai riwayat tersendiri.
Gas air mata diperkenalkan pertama kali sebagai alat perang kimia dalam perang dunia pertama ( PD I ) oleh negara Jerman, berupa peluru meriam yang diisi dengan zat iritan seperti dianisidine chlorosulfonate.
Namun, karena pengaruhnya ringan dan singkat, zat ini dinilai tidak efektif sebagai alat untuk berperang, hanya cukup digunakan untuk mengatasi kerusuhan saja.
Gas air mata yang efektif pengaruhnya dapat bekerja dalam konsentrasi rendah, waktunya singkat, dan terserap melalui berbagai bagian tubuh, baik mata, kulit, dan sistem pernapasan.
Sifatnya stabil walaupun disimpan dalam waktu yang lama, dan mudah dikemas.
Ada beberapa jenis gas air mata, diantaranya : alpha-chloroacetophenone yang dikalangan militer AS disebut CN.
CN banyak dipakai untuk mengatasi kerusuhan, karena bisa bekerja dengan takaran ( kadar ) konsentrasi 10 mg per meter kubik udara.
Yang lebih efektif lagi adalah alpha-bromobenzyl cyanide yang cuma perlu takaran 5 mg per meter kubik.
Jenis lainnya yang berkode CS dapat memunculkan pengaruh yang lebih parah.
Selain menyebabkan mata sakit dan menderaskan air mata, orang yang menghirup akan merasakan efek terbakar yang parah pada saluran pernapasan bagian atas, serta tak mampu untuk membuka mata.
Namun, begitu ia menghirup hanya 5 - 10 menit, kemudian gejala itu akan hilang.
Untuk melindungi diri dari gas air mata, dapat dipakai masker dengan lapisan penyaring, yang mengandung bubuk karbon aktif sebagai penyerap.
Jadi harus hati-hati jika melihat orang keluar air mata, apakah murni air mata dari lubuk emosionalnya, atau orang tersebut sedang terkena gas air mata, mungkin sehabis melakukan demonstrasi atau yang keluar itu malah air mata buaya yang siap untuk memangsa sasarannya.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar