Sabtu, 03 Desember 2011

Masalah tinggi badan, atau badan tinggi jadi masalah.

Di jaman sekarang ini bentuk tubuh dianggap menjadi yang utama dan membutuhkan perhatian khusus, sampai ada istilah kutilang ( kurus, tinggi, langsing ).
Dengan kata lain mirip seperti bango tong-tong artinya burung bango, tinggi dengan leher panjang dan kalau berjalan agak bungkuk ke depan.
Tetapi mengapa orang lebih menyukai berbadan tinggi dan apa pula untungnya dengan memiliki postur tubuh yang tinggi ?

Di negara Amerika Serikat konon direksi perusahaan kereta api harus lebih tinggi 4 - 5 cm, dibandingkan dengan kepala stasiun.
Di Indonesia, persyaratan masuk kemiliteran minimal 165 cm tingginya.
Sampai sekarang tinggi badan seseorang umumnya ditentukan oleh keturunan dan makanan.
Kalau soal yang namanya keturunan ( genetik ) sudah harga mati dan tak usah diungkit-ungkit lagi.
Tetapi lain halnya dengan nutrisi atau makanan bergizi.
Para ilmuwan sepakat bahwa proteinlah yang paling berperanan pada pembentukan perawakan tubuh.
Protein akan membangun sel-sel dan jaringan tubuh semenjak bayi, anak-anak dan remaja.
Kebutuhan protein mulai konstan pada usia 18 tahun, kemudian menurun setelah usia 25 tahun.
Asupan protein yang dianjurkan 20 gr per hari untuk bayi usia 0 - 1 bulan, untuk anak-anak 1 - 3 tahun 23 gr, untuk yang 4 - 6 tahun butuh 29 gr, dan untuk yang berumur 7 - 9 tahun 36 gr.
Wanita hamil butuh 9 gr protein lebih besar dibandingkan dengan yang tidak hamil ( sekitar 50 gr ).
Sedangkan ibu-ibu menyusui memerlukan 54 - 58 gr per hari.

Makanan dari hewan seperti daging, susu, telur, ikan, unggas, dan jeroan juga menjadi sumber protein hewani.
Makanan dari hewan ini terbukti juga sebagai sumber vitamin dan mineral, salah satu mineral yang dimaksud adalah seng ( Zn ).
Seng berfungsi dalam sintesis DNA, RNA ( unsur utama genetika ) dan juga protein.
Kekurangan seng dapat menghambat pembelahan sel, pemulihan jaringan dan pertumbuhan, menghambat fungsi seksual, dan maturasi tulang atau ukuran tubuh.
Ukuran tubuh disini adalah berat dan tinggi badan.
Oleh sebab itu, agar perawakan tubuh si anak dapat berkembang dengan baik, asupan seng tentunya harus cukup.
Dianjurkan sebesar 10 mg per hari.
Sebaiknya asupan ini dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
Jumlah yang diperlukan tergantung pada usia kehamilan.
Pada 0 - 20 minggu sebesar 13 mg, 20 - 30 minggu 13,5 mg, dan pada usia kehamilan 30 - 40 minggu sekitar 15 mg per hari.
Kebutuhan yang tinggi juga diperlukan pada masa menyusui, yaitu 25 - 30 mg per hari.
Pada dasarnya makanan hewan merupakan sumber seng terbaik.
Daging ayam mengandung 1 - 3 mg seng per 100 gr berat basah.
Sedangkan daging sapi antara 5 - 6 mg.
Dari bahan nabati hanya polong-polongan yang agak lumayan kadar sengnya, sekitar 0,69 mg.

Susu sapi, ada pengecualian khusus, produk dari hewan ini kaya protein dan kasium.
Pada penelitian baru-baru ini dipastikan susu sapi dapat menambah tinggi badan seseorang.
Seperti kita lihat orang Barat ( Eropa dan Amerika ) fisiknya tinggi besar dan sehat, dikarenakan mereka minum susu setiap hari.
Sebagai contoh kasik adalah orang Jepang, ketika meletus perang dunia ke II.
Pada masa itu militer Jepang hampir semuanya berperawakan pendek, sampai-sampai disebut " Small Japanese ".
Tetapi sekarang ini fisik orang Jepang sudah berubah total.
Pada usia yang sama, anak-anak Jepang lebih tinggi fisiknya ketimbang anak-anak di wilayah Asia lainnya. Mengapa demikian ?
Karena setelah perang dunia ke II, pemerintah Jepang setiap hari memberi susu dengan cuma-cuma kepada setiap siswa SD dan SMP nya satu kantong susu sapi.

Memang masalah tinggi badan, tidak hanya ditentukan oleh makanan semata, dari faktor keturunan ( genetik ) juga sangat berperan.
Tetapi kalau keturunan tidak bisa mendukung, apa salahnya dari makanan seperti dibiasakan konsumsi susu sapi setiap hari.
Susu sapi sebaiknya diminum mulai dari usia 1 tahun sampai sepanjang hayat manusia.
Lebih baik lagi bila keturunan juga mendukung, ditambah dengan kebiasaan minum susu sapi setiap hari. Akan menjadi sangat baik hasilnya.

Dari hasil survei di AS, disimpulkan Pria yang bertubuh lebih tinggi tampaknya lebih sedikit berpotensi mengalami masalah di organ jantung dibandingkan dengan yang lebih pendek.
Para peneliti di Boston, AS, mengatakan, belum ada bukti berapa tinggi badan yang bisa melindungi jantung.
Namun, tetap ada kemungkinan perbedaan antara mereka yang bertubuh pendek dan yang bertubuh tinggi.
Perbedaan itu, misalnya, dalam hal makanan atau penyakit yang muncul.
Hal ini mempengaruhi risiko sakit jantung.

Para ilmuwan mengatakan, mungkin ada kaitan antara orang bertubuh lebih tinggi dan lebih sedikit bermasalah pada jantung karena faktor biologi, seperti jarak antara jantung dan cabang-cabang pembuluh arteri tertentu serta aliran darah dapat menurunkan tekanan jantung.
Hasil penelitian terhadap 22.000 dokter pria di AS ini dipublikasikan di journal cardiology.
Mereka ikut dalam penelitian soal penyakit jantung dan kanker sejak usia 50-an tahun.
Pria bertinggi badan lebih dari 1,8 meter berisiko 24 persen lebih rendah bermasalah jantung dari pada yang bertinggi badan 1,72 meter atau lebih pendek.
Pesan penelitian ini bukan berarti mereka yang bertubuh lebih tinggi tidak berisiko terkena serangan jantung dan sebaliknya.

Yang menjadi permasalahan manusia modern sekarang ini adalah mereka ingin postur tubuhnya lebih tinggi tetapi dengan cara instan, secepat kilat bagai disulap.
Ada suatu alat yang katanya dapat meninggikan badan seketika, dan dapat meluruskan tulang punggung serta melancarkan peredaran darah.
Bahkan dikatakan orang yang telah berumur 75 tahun pun dapat bertambah tingginya 3 cm an.
Setelah memakai alat tersebut.
Tingginya tubuh seseorang ditentukan oleh berbagai faktor seperti keturunan ( genetik ), asupan gizi dalam kandungan, dan nutrisi berprotein tinggi, serta olahraga secara teratur.
Kalau dipicu lewat alat tentu tidak bisa.
Secara medis, tinggi badan seseorang akan bertambah dan pertambahan ini ada batas umurnya.
Batas ini pada wanita dicapai umur 19 tahun, sementara pada pria di usia 23 tahun.
Perkembangan terpesat pada wanita ketika umur 12 tahun, sementara pada pria 14 tahun.
Bila batas akhir pertumbuhan itu dicapai, sepertinya sangat mustahil badan akan bertambah tinggi lagi.
Walaupun misalnya ada alat yang katanya dapat meninggikan badan, mungkin hanya 1 - 2 cm, tetapi sifatnya sementara.
Satu, dua jam mulur ( tertarik memanjang ), lalu kembali lagi ke tinggi semula.
Perpanjangan itu terjadi pada ruas-ruas tulang belakang ( discus ), dimana diantara sambungan tulang terdapat ligamen atau jaringan ikat.
Karena ditarik, jaringan ini memanjang dan bila diukur ada kesan pertambahan tinggi.
Yang jelas tulang penyusunnya tidak akan melar.
Hal seperti ini menurut pandangan medis sangat berbahaya.
Cara menarik-narik badan tanpa pengawasan dokter akan berdampak sangat serius dan membahayakan, sebab ada titik yang tidak boleh dilampaui.
Kalau melebihi batas kemampuan daya lentur dan daya ikat, bisa menimbulkan cedera.
Apalagi didalam tulang belakang banyak terdapat jaringan sarap dan sumsum tulang.
Kalau sampai cedera dipastikan tidak bisa pulih kembali, tidak seperti jaringan otot yang bisa menyambung lagi kendati sudah putus.

Tetapi bagaimana dengan hormon pertumbuhan ? yang satu ini juga sering disebut-sebut sebagai jalan untuk meninggikan badan.
Untuk hormon pertumbuhan, sejauh ini belum ada hormon yang dapat menaikkan tinggi badan.
Memang ada beberapa penelitian tentang hormon yang dipercaya dapat menambah tinggi badan, tetapi sampai sekarang belum terbukti kebenarannya.

Kalau anda menginginkan postur tubuh tinggi, harus menjalaninya sejak usia dini.
Tidak bisa secepat kilat jadi, seperti bikin pas foto.
Urusan meninggikan badan harus melalui proses.
Didalam hidup dan kehidupan semuanya harus melalui proses.
Walau ada yang dengan jalan pintas hasilnya bakal menjadi buruk dan pada ujungnya terjadi penyesalan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

1 komentar:

  1. Punya masalah dengan bentuk tubuh ?? Kurang langsing? Kurang tinggi ?? kami SOLUSI TEPAT. Produk herbal bersertifikasi dari BPOM RI . Invite: 32752AF8

    BalasHapus