Kamis, 17 Oktober 2013

Asma penyakit warisan yang diwariskan bagian ke III ( tiga ).

Faktor keturunan.

Sudah terbukti bila ke dua orang tua menderita penyakit alergi, maka kemungkinan 60 % dari anak mereka akan menderita penyakit alergi pula, baik asma, rhinitis, urtikaria, dermatitis atopik, atau bentuk alergi lainnya.
Bila hanya salah satu dari orang tua menderita penyakit alergi, maka kemungkinan 40 % dari anak mereka akan menderita alergi, sedangkan bila ke dua orang tua tidak menderita alergi, maka hanya 15 % kemungkinan anaknya menderita alergi ( baca teori genom dari dr. Sintosa Pujianto ).
Makin berat asma yang diderita seorang anak, makin besar pula kemungkinan terjadinya asma, hay fever, dan dermatitis atopik pada saudara-saudaranya apabila dibandingkan dengan kontrol atau keluarga dengan asma ringan.


Tersedak.

Bagi penderita asma, bila sedang makan dan terjadi peristiwa tersedak, baik pada waktu makan dengan sambil bicara atau akibat dari makan makanan pedas yang menyengat tenggorokan.
Serangan asma bisa langsung terjadi ( timbul ) dari akibat rangsangan sedakan itu.
Dan serangan dapat berlanjut menjadi berat bila tidak segera diatasi dengan cepat dan tanggap, misalnya langsung minum air hangat serta usahakan dalam keadaan rileks.



Kegemukan ( obesitas ) dan asma.

Dizaman serba mudah dan enak ini membuat banyak orang menjadi benar-benar keenakan.
Pada ujungnya kegemukan pun tak bisa dihindari lagi.
Hati-hati jika badan anda gemuk, karena kegemukan erat sekali hubungannya dengan asma.
Asma ternyata dapat memberikan kontribusi terhadap obesitas dalam beberapa cara.
Pengindap asma yang jarang berolahraga akan mudah mengalami obesitas.
Hal semacam ini paling sering disebabkan oleh pemakaian obat-obatan asma yang merangsang napsu makan, terutama golongan steroid.
Obesitas diperkirakan dapat menurunkan kerja otot diwilayah tenggorokan terutama otot-otot di bronchus, sehingga dapat mempersempit jalan udara.
Obesitas juga dapat merangsang untuk lebih sering mendapat serangan asma, disini daya tahan orang obesitas semakin menurun.


Hubungan kurang tidur dengan asma.

Tidur nyenyak pada malam hari adalah suatu yang sangat didambakan oleh banyak orang.
Tidur dibutuhkan setiap orang untuk kelangsungan hidup.
Tetapi ada beberapa orang yang kesulitan tidur, tidak dapat tidur dengan nyenyak.
Bila kita kurang tidur, selalu terjaga atau bangun, maka pernapasan akan lebih cepat dan lebih dalam jika dibanding bila sedang tidur tentu lebih perlahan dan lebih dangkal.
Bila penderita asma sering begadang sampai larut malam, maka jumlah panas tubuh dan uap air yang dikeluarkan lewat pernapasan akan berlebihan sehingga terjadi pendinginan dalam saluran pernapasannya.
Bila hal semacam ini terjadi terlalu sering dan berulang-ulang dapat memicu timbulnya serangan asma.


Udara dingin sebagai pemicu asma.

Udara yang kita hirup adalah udara yang sudah dikondisikan sedemikian rupa dipakai untuk bernapas.
Udara disekitar ada yang dingin ada juga yang kering.
Saluran hidung secara otomatis mengatur kelembaban dan menghangatkannya.
Jika udara terlalu panas, hidung akan mendinginkannya.
Bulu-bulu hidung akan menangkap debu dan kotoran lainnya dalam udara.
Pada penderita asma udara dingin akan merangsang reaksi hipersensitivitas.
Tubuh penderita asma sangat sensitif, perangsangan akan mengeluarkan lendir dalam saluran pernapasan dan napas pun menjadi tak enak alias sesak.
Begitu juga bila udara terlalu kering, akan banyak debu-debu berterbangan dan memicu timbulnya reaksi alergi yang pada ujungnya terjadi sesak napas.


Asma dan faktor infeksi.

Sering kali penderita asma walaupun sudah diobati dengan obat-obat asma konvensional ataupun diobati dengan obat-obat dengan prosedur modern, tetapi masih tetap saja asmanya membandel dan tak mau pergi alias tak sembuh-sembuh.
Ternyata setelah diperiksa dokter ditemukan faktor infeksi yang berasal dari saluran napas bagian atas.
Biasanya yang paling umum penyakit radang tenggorokan ( Faringitis ) dan Amandel ( Tonsilitis ).
Ke dua penyakit ini paling sering sebagai pemicu dan memperberat serangan asma.
Disamping penyakit lainnya seperti rhinitis ( pilek-pilek ), infeksi rongga-rongga hidung ( sinusitis paranasalis ) dan infeksi-infeksi lain di saluran pernapasan.
Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, diwaspadai TBC paru sebagai faktor infeksi yang memicu serangan asma.
Infeksi dapat menjadi faktor pencetus asma, misalnya infeksi karena virus, jamur, bakteri, mikoplasma dan parasit.
Hubungan asma dengan infeksi dapat diterangkan sebagai berikut :
Seseorang yang sedang menderita radang tenggorokan ( faringitis ) terinfeksi sampai daerah bronchus akan menimbulkan kerusakan epitel bronchus sehingga memudahkan absorbsi dan pajanan alergen pada reseptor di epitel bronchus.
Dapat juga terjadi penurunan fungsi reseptor adrenergik beta sehingga terjadi ketidakseimbangan saraf otonom dan fungsi kolinergik menjadi lebih dominan, dan mengakibatkan hipersensitivitas bronchus.
Selain itu infeksi virus menimbulkan produksi interferon yang dapat meningkatkan pelepasan mediator alergi.
Infeksi virus juga dapat menginduksi pembentukan antibodi Ig E.
Sinusitis dan infeksi saluran napas bagian atas dapat memperberat serangan asma, bahkan dapat menjadi penyebab asma kronik.



Asap dapur dan asma.

Bagi yang gemar memasak, dapur adalah tempat yang paling disukai, kalau perlu dapur dibuat sedemikian indah supaya lebih betah lagi berlama-lama.
Tetapi harus hati-hati bagi penderita asma, asap dari masakan atau gorengan dapat memicu serangan asma, pasalnya asap dapat merangsang hidung untuk bersin-bersin dan pada akhirnya akan terjadi sesak napas.
Jadi yang merasa penderita hendaknya jangan terlalu sering bermain di dapur.


Asap rokok dan asma.

Di Indonesia sampai sekarang belum ada aturan dilarang merokok secara nasional.
Terkadang orang begitu leluasa merokok seenaknya di ruang-ruang publik yang biasa dikunjungi banyak orang seperti restoran, cafe, gedung bioskop, mall, bus kota, angkot dan seterusnya dengan wajah seakan tanpa dosa dan sangat cuek atau acuh saja.
Asap rokok sarat mengandung beberapa partikel beracun yang dapat dihirup dan meracuni tubuh dengan perlahan tapi pasti.
Asap rokok dapat menyebabkan kerusakan epitel bersilia, menurunkan klirens mukosilier, dan menekan aktivitas fagosit serta efek bakterisid makrofag alveoli sehingga terjadi hiperreaktivitas bronchus.
Asap rokok bila mengenai penderita yang sangat sensitif seperti penderita asma, akan langsung menimbulkan reaksi menjadi sesak napas, bahkan bisa mengancam jiwa.
Terlebih lagi bila penderita asma juga perokok itu sama saja dengan bunuh diri namanya.


Makanan sebagai pemicu asma.

Ada beberapa makanan dari hasil pengamatan penulis yang kerap menimbulkan serangan asma diantaranya :
Daging kambing ( diolah dalam bentuk apapun ), kacang, sea food, sambal terlalu pedas, coklat, petai, jengkol, buah sirsak, es, durian, bumbu-bumbuan yang terlalu tajam disini termasuk rempah-rempah, telur asin dan ikan asin ( ikan yang diawetkan ).

Olahraga dan asma.

Latihan fisik / olahraga yang perlu diwaspadai bagi penderita asma.
Lari cepat, efeknya dapat langsung terjadi serangan, dan berolahraga di udara dingin serta kering berdebu ( berpolusi ).
Bila lari dengan frekuensi sedang di udara yang hangat dan lembab serangan jarang sekali timbul.
Olahraga yang dianjurkan bagi penderita adalah berenang dan bersepeda.


Stres dan asma.

Stres sepertinya sangat sulit untuk dihindari paling tidak meminimalkan tekanannya.
Stres akan dialami oleh setiap orang, misalnya saja seorang yang sedang menempuh pendidikan mengalami stres yang cukup menekan ditambah tempat tinggalnya yang berudara dingin, asmanya pun akan ikutan bertambah sering kambuh.
Lain lagi bila orang tersebut walau menempuh pendidikan tetapi tinggalnya didaerah panas dengan kelembaban cukup, asmanya pun akan banyak berkurang kekambuhannya, bahkan bisa menghilang.
Stres-stres yang lain masih banyak yang terkait dengan kambuhnya asma.
Stres bila kadarnya tidak terlalu berat dapat merangsang ketajaman berpikir dan menyehatkan otak,karena otak memerlukan rangsangan yang berkesinambungan.

Bersambung ke bagian IV ( empat ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar