Rabu, 21 Juli 2010

SEXSAHOLIK ATAU HIPERSEKS

Orang yang tidak kuasa membendung napsu seksnya dijuluki seksaholik, tapi apa bedanya dengan hipersek. Apakah seksaholik itu benar-benar ada...?
Seksaholik sebenarnya suatu istilah baru ciptaan orang amerika yang supaya mengikuti istilah workaholic.
Aholic diambil dari kata akhir alco-holic yang artinya keranjingan sesuatu.
Jadi seksaholik ditunjukkan untuk menyebut sifat seseorang yang keranjingan seks.
Istilah ini terlahir mungkin untuk lebih menarik perhatian orang.

Di Amerika Serikat terapi seksaholik memang ada. Sebaliknya diInggris bersikap skeptis, orang Inggris mencemoohkan istilah sex addiction, karena itu hanya alasan belaka untuk menutupi dorongan seks yang menggebu-gebu.
Ada yang berpendapat seksaholik itu semacam ketergantungan atau adiksi seksual.
Artinya, kalau yang bersangkutan tidak melakukan aktivitas seksual ia sangat gelisah seperti hal nya orang kecanduan alkohol.

Salah satu penyebabnya, dimasa lalu sipenderita pernah mengalami penyalahgunaan seks.
Misalnya semasa kecil alat kelaminnya pernah dipermainkan atau dirangsang orang dewasa, menonton permainan seksual, diperkosa, dan lain-lain.
Setelah dewasa orang ini bisa menjadi pecandu seksual atau pelaku penyalahgunaan seks atau sexual abuser.
Brian Wells, seorang psikiater asal Inggris menilai seseorang (pria) yang kecanduan seks bukanlah sekedar tertarik pada wanita, seks dan pelacur, tetapi hidupnya hancur akibat ulah seksualnya.

Para ahli terapi diAmerika Serikat menyatakan, prilaku pecandu seks itu bermacam-macam ada yang gemar sekali bermasturbasi, ada yang berulang kali serong, ada yang getol kepanti pijat tanpa merasa puas, bahkan ada pula yang tidak bisa seruangan dengan wanita menarik tanpa membayangkan yang tidak-tidak.
Sampai-sampai melihat tari-tarian yang sedikit saja dada nya terbuka yang dibawakan wanita cantik dan menarik langsung diotaknya berpikiran kotor.

Ada perbedaan pokok antara playboy atau playgirl dengan pecandu seks.
Orang yang ketagihan seks merasa sangat tidak bahagia dan merasa bersalah.
Sebaliknya, seorang playboy atau playgirl tidak.
Devinisi ini tidak jelas dan kabur, kelainan ini kurang lebih sama seperti pada kasus pemabuk "Sulit untuk membedakan antara orang yang tergantung pada minuman keras dengan seorang peminum berat".

Kebanyakan para ahli mengatakan, gairah seks yang mengebu-gebu adalah gejala seksaholik.
Menurut Claire Rayner, psikiater dari Inggris, seksaholik sebenarnya kecanduan seks sedikit lebih gawat dari hiperseks.
Pada hiperseks, kemampuan seksualnya berlebihan dan tak terkendali.
Bahkan belum sampai keotak, nafsu seks nya sudah tidak terbendung lagi.
Sedangkan pada orang yang "menderita" Seksaholik, yang ada pada kepalanya cuma seks dan seks melulu.
Pada hal belum tentu kemampuan seks nya hebat.
Seorang pecandu seks atau seksaholik segala tindakan dan keputusannya seolah dianggap benar, malah mungkin suatu kenikmatan hidup.

Perbuatan kecanduan seks ini dianggap suatu masalah.
Kebiasaan ini sangat menganggu dirinya maupun keluarganya.
Pada suatu penelitian lebih lanjut, para ahli berpendapat seksaholik dapat disebabkan oleh kebiasaan makan makanan berprotein tinggi, seperti : daging sapi, daging kambing yang biasa dimakan oleh ras-ras tertentu.
Makanan ini diduga dapat merangsang sistem Limbic yang menggerakan Libido, dan semua hasil dari proses otak yang ditimbulkannya selalu seks dan seks tak ada yang lain.

Siapa yang lebih mengidap kelainan seks ini...???
Dinegara barat, paling banyak penderitanya kaum pria, diIndonesia belum ada data yang pasti, dikarenakan masih malu-malu untuk mengungkapkan, tetapi sangat terlihat dari tindakannya kalau mengambil keputusan dan membuat peraturan.
Kalau pasien sudah sangat merasa terganggu, barulah berusaha mencari penyelesaiannya dengan mencari klinik, untuk pengobatan dirinya.
Obat yang diberikan biasanya jenis hormonal dan obat penenang, karena masih berlaku teori dorongan seks diatur oleh hormon dan kondisi kejiawaan.

Bagi penderita pria, obat ini langsung menurunkan hormon testosteron, sekaligus berpengaruh pada dorongan napsu seksualnya dan menghilangkan kecemasan serta kegelisahannya.
Biasanya, dalam waktu satu minggu saja napsu seks nya sudah terkendali. Diperlukan juga konsultasi untuk menggali latarbelakang masa kecilnya.
Menurut penelitian pengalaman pahit yang dialami setelah berusia 10 tahun lebih mudah penangananya dibandingkan dengan dibawah usia itu.

Prilaku seksual berhubungan erat denga beberapa hakikat manusia seperti : maturitas, adat kebiasaan dan budaya, kelas sosial, tingkat perkembangan masyarakat, daya intelektual, daya kognitif, agama, budi pekerti, keadaan sesaat, daya tarik antar pria dan wanita, Conditioning atau pembiasaan serta prilaku lain yang menunjang seksualitas.
Masyarakat yang tinggal dikota besar dimana orang mudah stres dan kesepian, bisa lebih terdorong kearah hubungan diluar nikah antara laki dan perempuan untuk meredakan stres. Salah satu akibatnya adalah hubungan psikologis, sosial budaya yang lebih dan konsekuensinya juga hubungan fisik-biologis.

Terapi terbaik secara teoritis adalah pencegahan.
Adapun keburukan yang terjadi merupakan akibat yang tak terelakkandari perkembangan dan modernisasi zaman ini.
Hubunga kehidupan keluarga diperkuat dan diperbaiki kesejahteraan fisik-biologisnya, mental-emosional, dan sosial budaya serta agamanya.
Kehadiran seksaholik bagai lingakaran setan jika tak pandai mengendalikan diri, pecandu bakal terkurung selamanya didalam siklus.
Kata kuncinya : Lakukan kontrol diri dan sikapi bagaimana cara menatap masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar