Kamis, 29 Juli 2010

Jika Tulang Belakang bermasalah.

Bila anggota tubuh mengeluh seperti terasa pegal-pegal dibagian pinggang, punggung, leher atau bahu, ini bukti dari sinyal tubuh yang jangan dianggap enteng.
Jangan-jangan ada yang bermasalah dengan tulang belakang anda.
Rasa pegal adalah salah satu gejala kelainan tulang belakang. Keadaan ini timbul akibat otot bekerja keras menopang postur tubuh yang mengalami perubahan.
Jika postur tubuh tidak segera diperbaiki, rasa pegal bisa berkembang menjadi nyeri yang sangat hebat. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke anggota tubuh yang lain, seperti tangan, kaki, leher sampai ke kepala.
Selain nyeri, ada juga yang merasakan kesemutan pada kaki atau tangan ketika digunakan untuk beraktivitas.
Jika kelainan tulang belakang ini tidak segera ditangani dengan benar, dikhawatirkan akan menjepit saraf yang tentunya akan berakibat pada kelumpuhan.
Jadi anda harus ekstra hati-hati jika sering merasa pegal-pegal setiap kali melakukan kegiatan tertentu. Kelainan pada tulang belakang sering tidak disadari karena munculnya tidak langsung disertai rasa sakit. Rasa sakit baru muncul setelah bertahun-tahun melakukan sikap yang salah, seperti cara duduk yang salah, sering mengangkat beban yang terlalu berat, posisi tidur yang salah, mendorong benda berat yang dipaksakan dll.
Penyebabnyapun bermacam-macam, bisa karena tulang belakang yang bergeser, bantalan tulangnya ambles atau menonjol, degenerasi tulang, saraf terjepit dll.
Yang paling rentan dengan masalah ini, tentunya manusia, sebagai mahluk ciptaan yang berdiri tegak.
Pasalnya, tulang tersebut berfungsi menegakkan tubuh manusia sampai bisa berjalan dengan kedua kaki.
Bagian yang rawan cedera adalah punggung bagian bawah atau biasa kita sebut pinggang.
Pinggang merupakan bagian terbawah dari tulang belakang sehingga bagian ini menanggung beban paling berat.
Menurut statistik 80 persen manusia dewasa, baik laki-laki maupun perempuan mengalami sakit pinggang dengan tingkatan dan penyebab sakit yang tidak sama pada setiap orang.
Untuk mengurangi sakit pada pinggang, harus dimulai dengan memperhatikan sikap tubuh saat melakukan kegiatan. Perhatikan posisi tubuh saat melakukan kegiatan duduk atau berdiri dapat berisiko timbulkan sakit pinggang.
Dari hasil penelitian profesor A. Nachemson ahli kesehatan tulang dari Swedia, dia meneliti berapa beban yang ditanggung oleh pinggang dalam berbagai posisi tubuh.
Pada penelitiannya Nachemson memasukkan jarum ke pinggang sukarelawan lalu menghubungkannya dengan alat pengukur.
Pada saat orang itu berdiri tegak, beban yang ditanggung pinggang orang tersebut ia beri nilai 100. Ketika orang itu duduk, ternyata beban yang ditanggung pinggang masih lebih besar dibandingkan posisi berdiri. Pada saat duduk membungkuk, beban yang ditopang pinggang nilainya 145. Sementara pada posisi duduk tegak nilai bebannya berkurang menjadi 125.
Itu sebabnya orang yang terlalu banyak duduk lebih sering terkena sakit pinggang.
Posisi yang paling berat membebani pinggang adalah posisi tubuh membungkuk untuk mengangkat sebuah benda. Pada posisi ini pinggang harus menanggung beban yang nilainya diatas 175, tergantung berapa berat benda tersebut.
Dari berbagai posisi tersebut, posisi rebah adalah yang paling ringan membebani pinggang, nilainya hanya 30.
Bagi orang yang banyak bekerja didepan meja, Nachemson berhasil menemukan posisi duduk yang ideal agar beban dipinggang tidak terlalu berat. Pada saat duduk kita harus bersandar pada kemiringan 110 derajat dengan pinggang diganjal bantal kecil. Pada posisi ini, beban dipinggang hanya bernilai 75.
Berdasarkan penelitian ini, maskapai penerbangan menyediakan bantal-bantal kecil di kursi pesawat pada penerbangan jarak jauh, tujuannya agar penumpang menggunakan bantal itu untuk mengganjal pinggang, tetapi karena ketidaktahuan penumpang atau pramugari, bantal-bantal itu justru digunakan untuk kepala, tangan, dan lain-lain.
Kelainan tulang belakang juga berisiko pada orang-orang yang sering terkena getaran atau hentakkan keras, misalnya saja, orang-orang yang sering melakukan kegiatan bermobil off-road atau mengendarai mobil dengan peredam kejut keras.
Jadi jangan abaikan nyeri pinggang. Bila duduk terlalu lama dan timbul resa pegal atau nyeri-nyeri di pinggang atau di punggung anda segeralah meninggalkan kursi, untuk jalan-jalan sebentar. Pegal itu bahasa tubuh yang memberitahu kita bahwa ada yang harus diperbaiki.
Nyeri pada pinggang sebanarnya dibagi berdasarkan lokasinya :
Spondilogenik ( berasal dari tulang, discus atau bantalan sendi, dan ligamen ), Neurogenik ( berasal dari otot dan serabut syaraf ), Viserogenik ( berasal dari organ tubuh bagian dalam yang mengalami gangguan sehingga menyebar dan menyebabkan nyeri, nyeri rujukkan atau reffered pain ), untuk nyeri viserogenik misalnya disebabkan oleh penyakit ginjal, gangguan indung telur dst. Ada nyeri Vasculer ( Vasculogenik ) berasal dari kelainan pembuluh darah, misalnya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Yang terakhir nyeri Psikogenik disebabkan oleh faktor kejiwaan atau faktor psikologik, seperti stres, dan depresi.
Kondisi psikis yang terganggu juga bisa menyebabkan otot menjadi lebih kaku, dan menimbulkan rasa nyeri.
Masalah nyeri ini bagaikan suatu lingkaran setan. Jika terjadi rasa nyeri, otot akan berkerut. Mengerutnya otot akan membuat ia berkontraksi, akibatnya ada sebagian pembuluh darah tertekan,terjepit. Dengan terjepitnya pembuluh darah atau syaraf, pembuangan sisa metabolisme ( asam laktat ) di otot menjadi tidak lancar. Kondisi ini akan membuat nyeri makin bertambah. Dan seterusnya proses ini berlangsung berulang-ulang.
Semakin nyeri, semakin kontraksi, semakin terjepit, dan semakin banyak asam laktat yang terkumpul dalam otot, maka semakin nyeri.
Dengan pemberian obat-obatan rantai nyeri dapat diputus.
Pengobatan lain bisa dengan fisiotherapi dilakukan latihan untuk memperkuat otot tulang belakang. Dilakukan juga terapi peregangan untuk memulihkan kekakuan pada bagian tubuh yang terkena imbas.
Untuk kekakuan pada tangan dan kadang-kadang disertai rasa nyeri, dari beberapa penelitian dilaporkan ada beberapa faktor penyebab yang berperan :
1. Faktor mekanik misalnya pada ; pemakaian otot berlebihan, salah sikap, penekanan yang terus-menerus ( memegang benda dengan penekanan, menulis, memotong, menggunting ), trauma kecelakaan.
2.Faktor sistemik : gangguan nutrisi ( kurang kalori-protein, kondisi tibuh kurus, proses penuaan, pasien sakit berat, penyakit metabolik ), gangguan elektrolit ( dehidrasi, kurang mineral,vitamin ), gangguan hormonal dsb.
3. Faktor psikologik ( stres berkepanjangan, gangguan mental berat, keadaan jiwa tak stabil )
Untuk penanganannya disesuaikan dengan pencetusnya.

Pada kekakuan sendi waktunya bersamaan dengan proses penuaan.
Sendi perlu dirawat dengan cara memelihara lapisan rawan sendi, misalnya diberikan Chondroitin dan glucosamine untuk menambah minyak sendi omega 3, 6, 9.
Diyakini dengan memberikan minyak pelumas, kekakuan sendi yang disertai nyeri dapat teratasi.

Berjalan diatas kerikil adalah kebiasaan yang tak bisa diterima bagi yang punya permasalahan dengan tulang belakangnya.
Ada kebiasaan buruk yang nyata-nyata disengaja berjalan tanpa alas kaki, mungkin mereka mengadopsi teori pada titik-titik meridian akupunktur.
Terlepas dari kebenaran merangsang titik meridian akupunktur atau tidak, yang namanya menginjak kerikil dapat menimbulkan trauma mekanik pada telapak kaki ( kulit, syaraf, otot, dan urat ), selain trauma beban pada sendi tumit, lutut, pinggang, dan punggung. Bagi mereka yang sudah mengalami radang sendi, atau mempunyai keluhan di kaki, tungkai, pinggang, dan punggung, akan bertambah parah bila melakukan kegiatan berjalan kaki diatas kerikil seperti itu.
Banyak yang mengalami gangguan pada persendian setelah sekian lama melakukan kebiasaan yang tidak sehat itu atau malah muncul gangguan sendi lain.
Berjalan diatas kerikil juga membuat tulang belakang sering terkena beban tekanan yang berat, otot-otot disekitar tulang belakang menegang, kaku, lama kelamaan dapat menimbulkan nyeri di pinggang dan di punggung.
Jagalah dan sayangilah tubuh anda sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar