Ada suatu kebiasaan beberapa orang sering menggunakan obat tetes mata, jika matanya dirasa kurang nyaman.
Penggunaan obat tetes mata ini sudah menjadi kebiasaan baru yang rutin dikerjakan.
Pekerjaan seperti ini disebut habituasi.
Jika mata sudah mulai merah, terasa gatal, perih orang selalu mengambil jalan pintas dengan mengambil obat tetes mata bebas dari sakunya atau laci mobilnya.
Bila keluhan ini berkali-kali timbul, tentu saja obat tetes mata yang digunakan semakin sering dan banyak.
Tetapi apakah diperbolehkan secara medis penggunaan yang tidak rasional ini ?
Sebenarnya masalah yang sering terjadi pada mata hanya merupakan proses inflamasi ( radang ).
Radang ini bisa disebabkan oleh infeksi atau reaksi immunologi ( kekebalan tubuh ), untuk mengatasinya, tersedia berbagai pilihan obat mata yang dapat mengatasi proses iritasi dan inflamasi, mulai dari air mata buatan ( artificial tears ) hingga obat yang mengandung kortikosteroid.
Obat-obat tetes mata yang mengandung steroid ini dikenal sebagai obat yang paling manjur, dikarenakan dapat mengatasi reaksi inflamasi yang hebat, dan sangat mengurangi keluhan.
Berbagai masalah yang berhubungan dengan inflamasi atau reaksi pertahanan tubuh dapat diatasi dengan obat ini.
Walaupun memberikan banyak keuntungan, steroid memiliki efek samping yang tidak ringan, misalnya dapat menurunkan daya tahan tubuh, membuat keropos tulang dan menimbulkan banyak kerusakan organ.
Oleh sebab itu penggunaan obat tetes mata itu harus dipertimbangkan antara manfaat dengan efek sampingnya.
Biasanya obat tersebut diberikan dalam waktu singkat.
Jika digunakan dalam waktu yang lama, harus dilakukan pemantauan terhadap efek samping obat tersebut.
Untuk mengatasi iritasi ringan, biasanya culup dengan pemberian artificial tears atau obat yang mengandung antihistamin.
Penggunaan kortikosteroid dalam jumlah yang tidak terlalu besar dilakukan jika reaksi peradangan yang terjadi cukup berat.
Pada beberapa jenis obat, steroid juga digunakan bersamaan dengan antibiotika.
Obat seperti ini digunakan untuk mengatasi infeksi dan proses radang.
Steroid dapat mengakibatkan kebutaan, karena steroid dapat menghambat pengeluaran cairan bola mata sehingga menyebabkan peningkatan tekanan bola mata.
Secara berkala mata memproduksi cairan bola mata yang berperan untuk melindungi bola mata, memberikan nutrisi dan oksigenasi.
Cairan tersebut terus- menerus diproduksi dan akhirnya dibuang ke sirkulasi hubung dengan keseimbangan yang baik.
Akibat penggunaan steroid, mekanisme pembuangan terganggu, sehingga cairan tersebut tetap terkumpul di mata.
Lama-kelamaan tekanan bola mata meningkat, sehingga menjadikan faktor risiko terjadinya kerusakkan saraf optik disertai penyempitan lapang pandang, yang dikenal dengan istilah glaukoma.
Terjadinya glaukoma akibat penggunaan steroid sudah diketahui sejak 50 tahun yang lalu, sayangnya hal itu tidak diketahui masyarakat, sehingga sering orang awam menggunakan obat tetes mata tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Setiap orang memiliki risiko mengalami glaukoma akibat penggunaan steroid.
Ada beberapa orang yang mamiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dari lainnya, diantaranya :
mereka yang memiliki keluarga pernah menderita glaukoma, anak berusia dibawah 15 tahun, atau lanjut usia, diabetes tipe 1, penderita yang mengalami penyakit jaringan ikat, penderita miopia, dan mereka yang sudah menderita glaukoma.
Penggunaan steroid yang mamicu timbulnya glaukoma biasanya terjadi setelah penggunaan terus-menerus dalam waktu lebih dari satu bulan.
Dari hasil penelitian rata-rata timbul 3 bulan.
Sayangnya gejala yang terjadi tidak terlalu dirasakan penderitanya sehingga penderita tidak menyadari kerusakan yang terjadi.
Gejala yang mungkin muncul diantaranya, mata terasa tidak nyaman, sering berair, rasa pegal disekitar mata, kepala terasa pusing, atau gangguan pandangan.
Jika tidak dikenali secara dini, penderita akan mengalami kerusakkan saraf yang berat dan menyebabkan kebutaan yang tidak dapat disembuhkan.
Sebaiknya sebelum melakukan penggunaan obat tetes mata, tidak ada salahnya berkonsultasi dulu dengan dokter, terutama yang menggunakan dalam waktu yang lama.
Untuk mengatasi permasalahan mata, sebaiknya dilakukan pengobatan menurut penyebabnya.
Jika disebabkan oleh kotoran, debu cukup menggunakan pelindung mata.
Jika penyebabnya alergi, gunakan pengobatan untuk mengatasi alerginya.
Penggunaan steroid tidak untuk mengatasi iritasi ringan.
Jika diperlukan pengobatan dengan steroid hanya bersifat sementara dan tidak dianjurkan terus-menerus, kecuali memang dokter yang menganjurkan.
Jika keluhan masih saja berlanjut segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Sebagai catatan dari penulis hati- hati bila anda menonton iklan ditelevisi, disitu ditayangkan mata orang yang merah bagai kirmizi, jika ditetesi dengan obat tetes mata merk tertentu, mata akan cepat berubah menjadi putih seperti salju.
Obat-obat yang demikian diduga mengandung steroid.
Jadi kalau ada suatu yang sudah menjadi kebiasaan seperti menggunakan obat tetes mata yang tidak pada tempatnya dan hanya mengikuti keinginan emosi pribadi yang tak gatuk diakal, harus hati-hati karena bisa mengundang permasalahan yang seharusnya tidak diundang.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Penulis juga mengucapkan selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru Masehi 2011.
Nyatakan terang Natal sebagai anak-anak kebenaran, anak-anak yang berkwalitas yang menerangi dunia, pada gelapnya dunia.
" Karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang " ( I Tes 5 : 5 ).
terima kasih banyak atas informasinya
BalasHapus