Belakangan ini masalah susu formula lagi ngetren namanya jadi terkenal, kemunculannya seperti musiman, tahun lalu pernah ada kemudian menghilang, dan sekarang ada lagi, persis tak beda dengan musim buah mangga didaerah Indramayu.
Saya akan mencoba menulis dan sekaligus akan menelusuri apa yang terjadi dengan susu formula ini, dan mengapa sampai menjadi perhatian banyak orang.
Padahal permasalahan ini sudah lama berlangsung, yaitu sejak ditemukannya susu formula itu sendiri dan nyatanya aman-aman saja.
Tetapi kenapa baru sekarang ini dijadikan permasalahan, itu dikarenakan pemahaman kita tentang susu formula masih kurang.
Susu formula adalah produk susu bayi yang berasal dari susu sapi yang telah diformulasikan sehingga komposisinya mendekati ASI.
Secara gatis besar susu formula yang beredar dipasaran dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a. Susu formula " Adapted ".
adalah susu formula yang disesuaikan dengan keadaan fisiologis bayi.
Komposisi susu ini hampir mendekati ASI, sehingga sangat cocok untuk diberikan kepada bayi yang baru lahir hingga berumur 4 bulan.
b. Susu formula " Complete starting ".
Komposisi zat gizi yang terkandung dalam susu formula jenis ini sangat lengkap, sehingga sangat baik diberikan kepada bayi sebagai formula permulaan.
Kadar protein dan mineral yang terkandung dalam susu formula ini sangat tinggi dibandingkan dengan susu formula " adapted ".
Karena harganya lebih murah dari susu formula " adapted ", maka biasanya ibu memberikan susu formula " Complete starting " ini setelah bayi berumur 4 bulan.
c. Susu formula lanjutan.
Adalah susu formula yang menggantikan kedua susu formula yang digunakan sebelumnya.
Susu formula ini diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan ke atas, karena itu susu formula ini disebut juga dengan susu formula lanjutan.
Kandungan protein dan mineralnya yang dikandung susu formula ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ke dua susu formula yang telah disebutkan diatas.
Selain ke tiga susu formula tersebut, terdapat susu formula yang khusus diperuntukkan bagi bayi atau anak yang mempunyai kelainan dalam metabolisme tertentu.
Susu ini dikenal sebagai susu formula spesial atau susu formula diit.
Produk susu formula ini sangat tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi atau anak yang tumbuh normal, sebab komposisi zat gizi nya justru menjauhi komposisi yang terdapat pada ASI.
Pemberian susu formula ini sebaiknya atas rekomendasi dari dokter.
Susu formula khusus lainnya yaitu :
Susu formula kedelai, sebagai susu pengganti pada kasus alergi susu sapi.
Pada mulanya susu ini dikhawatirkan menimbulkan efek feminisasi ( kewanitaan ) bagi bayi yang mengkonsumsinya karena mengandung fitoestrogen, banyak yang menduga fitoestrogen mempunyai efek persamaan dengan hormon estrogen, ternyata fitoestrogen tidak sama dengan estrogen, malah mempunyai efek yang positip pada kesehatan di usia tua.
Para dokter anak di Australia saat ini menggunakan formula kedelai ini sebagai pilihan utama pada pasien alergi susu sapi diatas usia 6 bulan, karena ekonomis dengan rasa yang lebih diterima.
America Academy of Pediatrics atau persatuan dokter anak Amerika Serikat menggunakan formula kedelai sebagai formula aternatif pada pasien alergi susu sapi diatas usia 6 bulan.
Yang harus diperhatikan formula kedelai jangan digunakan untuk pencegahan alergi susu sapi dan jangan digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan, karena kandungannya yang tidak cocok serta masih mungkin dapat menimbulkan alergi terhadap protein kedelai yaitu sekitar 10 - 20 %.
Bila terjadi alergi terhadap protein kedelai, maka harus diganti formula susu sapi yang terhidrolisis penuh atau formula asam amino.
Akhir-akhir ini posisi susu formula sedang terusik dikarenakan badan kesehatan dunia ( WHO ), United States Food and Drug Administration ( USFDA ) dan beberapa negara maju lainnya telah menetapkan bahwa : susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril.
Dan ada pernyataan susulan : susu formula cair yang siap saji dianggap sebagai produk komersial yang lebih steril, karena melalui proses pemanasan yang cukup.
Susu formula ini dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri, karena didalamnya terdapat komponen biokimia yang diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat terjadi reaksi silang antar komponen biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya.
Manusia dapat saja mengalami reaksi gangguan tubuh, karena susu tersebut.
Sebenarnya kalau kita berpikir dengan nalar yang sehat dan mencoba untuk mengerti, semua yang namanya produk susu sangat rentan sekali dengan pencemaran bakteri, dikarenakan susu adalah media yang paling nyaman buat kuman ( bakteri ).
Kuman yang sering mengontaminasi susu formula diantaranya :
Enterobacter Sakazaki ( E. Sakazaki ), Clostridium botulinum, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides, Escherichia coli, Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, dan Salmonella ealing, serta berbagai jenis Salmonella lainnya.
Yang terpenting adalah faktor kebersihan yang harus tetap di jaga, termasuk kebersihan peralatan bayi seperti botol susu, dot botol serta peralatan makan bayi.
Botol susu sangat mudah terkontaminasi, karena itu sebaiknya botol tersebut dari bahan gelas, bukan plastik, yang dapat berdiri tegak dan bermulut lebar serta memiliki takaran yang jelas.
Seperti botol susu, dot juga mudah terkontaminasi, oleh sebab itu dot botol harus terbuat dari bahan yang bermutu tinggi dan tahan terhadap pemanasan.
Lubang dot harus dapat mengeluarkan air susu dengan kecepatan tetap bila botol dibalikan.
Sedikitnya para ibu harus memiliki dua botol susu dan beberapa dot untuk persediaan, agar dapat dipakai secara bergantian.
Setelah semua peralatan digunakan, cuci dengan menggunakan sabun khusus atau deterjen dengan memakai sikat botol sampai bersih benar.
Setelah itu semua alat-alat direndam dalam air panas mendidih untuk disterilkan, diamkan kira-kira 10 - 15 menit atau dimasukkan ke dalam alat steril botol sampai batas waktu yang ditentukan alat tersebut.
Yang perlu mendapat perhatian para ibu :
- Jangan memberikan susu formula terlalu lama, misalnya dengan mengajak jalan-jalan atau mengobrol kesana-kemari, karena air susu yang tersisa hanya dapat bertahan 1 - 2 jam.
Jika lebih akan menimbulkan masalah pencernaan bagi bayi atau anak.
Air susu terkontaminasi bakteri akan menggumpal dan cepat masam.
- Jangan memberikan susu sebelum ada permintaan dari si bayi atau anak.
- Setelah pemakaian atau pengambilan susu, kaleng harus tertutup rapat dan tidak boleh ada tetesan air di dalam kaleng.
- Perhatikan masa kedaluarsanya.
- Pilih kaleng yang masih baik bentuknya, tidak cacat.
- Diusahakan susu dalam kaleng cepat habis kalau sudah dibuka.
Sekilas tentang Enterobacter Sakazakii.
Bakteri Enterobacter Sakazakii ditemukan pertama kali pada tahun 1958 di Jepang.
Bakteri ini termasuk kuman jenis gram negatif dari famili Enterobacteriaceae.
Dikenal sebagai Yellow Pigmented Enterobacter cloacae.
Pada tahun 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis baru berdasarkan perbedaan analisa hibridasi DNA, E. Sakazakii 54 persen dapat dikaitkan dengan dua spesies yang berbeda genus, yaitu Enterobacter dan Citrobacter.
Yang paling rentan terkena bakteri ini adalah usia bayi.
Terutama bayi yang terinfeksi meningitis sebelumnya, bayi prematur, berat badan lahir rendah ( kurang dari 2500 gram ), penderita dengan gangguan kekebalan tubuh dan daya tahan tubuh yang rendah.
Gejala yang timbul : diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun, mendadak biru, sesak, sampai kejang.
Bahan Enterotoksin ( sejenis racun ) diproduksi oleh beberapa jenis strain bakteri.
Dengan menggunakan kultur jaringan, dapat diketahui efek enterotoksin dan beberapa strainnya.
Ditemukan dua jenis strain bakteri yang berpotensi menyebabkan kematian, sedangkan beberapa strain lainnya non-patogenik atau tidak berbahaya.
Hal inilah yang mungkin dapat menjelaskan kenapa sudah ditemukan banyak susu yang terkontaminasi, tetapi belum banyak dilaporkan terjadi korban terinfeksi bakteri tersebut.
Bayi atau anak yang terinfeksi bakteri E. Sakazakii sangat jarang dan biasanya yang terkena infeksi bayi dan anak yang sudah mengindap penyakit berbahaya atau ada kelainan sebelumnya dan pada gangguan kekebalan tubuh.
Dilaporkan pada penelitian terakhir didapati 12 jenis strain E. Sakazakii mampu bertahan hidup pada suhu 58 derajat celcius dalam proses pemanasan rehidrasi susu formula.
Dalam menyikapi masalah ini sebaiknya berbagai pihak harus arif dan bijak serta bertindak secara profesional.
Masyarakat awam selama ini terlarut dalam suasana psikologis yang mengganggu mereka.
Para orang tua harus tetap waspada dan tidak perlu khawatir berlebihan.
Temuan itu pernah dilaporkan USFDA tetapi tidak terjadi kasus luar biasa, ini karena mungkin sebagian besar adalah kuman non- patogen alias yang tidak berbahaya.
Buktinya dari dahulu sampai sekarang minum susu formula aman-aman saja.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar