Rabu, 02 November 2011

Mengapa manusia perlu AC atau heater ?.

Di negara kita sekarang ini sedang dilanda musim kemarau yang panjang.
Hampir semua orang baik diluar rumah maupun didalam rumah yang namanya keringatan sudah menjadi hal biasa, sehingga badanpun harus dipoles wewangian supaya tak bau keringat.
Pada lazimnya bila suhu udara berubah, entah menjadi lebih panas atau lebih dingin dari biasanya, manusia pasti akan berusaha untuk melindungi tubuhnya, atau paling tidak menghindar dari suhu yang dirasakan kelewat mengganggu itu, sehingga akan merasa lebih nyaman.
Kalau dirasa udara terlalu panas, kita pun segera memasang AC agar udara menjadi sejuk.
Jika suhu berubah dingin, kita pun berusaha mencari alat pemanas ( heater ), terutama bagi orang-orang yang tinggal di negara dengan empat musim.
Bagi hewan yang berdarah dingin hal demikian mungkin lebih beruntung, soalnya mereka ( bangsanya ikan, katak, ular , dan sejenisnya ) mampu mengubah suhu tubuhnya sesuai dengan suhu lingkungannya.
Oleh sebab itu katak yang termasuk binatang amfibi misalnya, dapat dengan mudah hidup di air dan di darat.
Yang seperti itu digolongkan sebagai mahluk poikiloterm.
Sedangkan manusia dan juga hewan berdarah panas seperti burung dan binatang mamalia ( kuda, sapi, kambing dan lain-lain ), tidak bisa demikian.
Sebab suhu tubuhnya relatif konstan, dan tidak dipengaruhi suhu lingkungan.
Manusia dan hewan berdarah panas tadi, lantas dikelompokkan sebagai mahluk homoioterm.
Seandainya manusia termasuk kelompok mahluk poikiloterm, mungkin perusahaan AC dan juga heater tidak akan laku.
Tetapi, disinilah letak kelebihan manusia dari semua mahluk di dunia ini.
Manusia diberi akal dan pengetahuan yang luar biasa, ia dapat mengatasi segala persoalan hidup secara relatif lebih mudah, misalnya dengan membuat alat pemanas atau alat pendingin AC untuk melindungi dirinya.

Suhu tubuh manusia berkisar antara 36 - 37 derajat celsius, tetapi terkadang memperlihatkan sedikit variasi selama 24 jam, dimana pada siang hari akan lebih tinggi dari pada malam hari, namun standar normalnya tidak melebihi 37 derajat celsius.
Suhu tubuh kita merupakan keseimbangan antara produksi panas yang dihasilkan metabolisme tubuh dengan pengeluaran panas yang terjadi dari dalam tubuh kita.
Jadi dengan perkataan lain, tubuh terus menerus membentuk panas sebagai hasil metabolisme, dan dalam waktu yang bersamaan tubuh juga terus mengeluarkan panas ke sekitarnya, sehingga akhirnya dicapai keseimbangan.
Bila keseimbangan ini tidak tercapai, akan timbul berbagai gangguan dan ketidaknyamanan.
Selama terjadi proses metabolisme dalam tubuh, terjadi dua proses dasar, yaitu : anabolisme dan katabolisme.
Pada anabolisme terjadi proses sintesis yang mengakibatkan pembentukan dan penyimpanan energi dalam tubuh.
Sedangkan pada katabolisme terjadi pemecahan berbagai bahan dalam jaringan atau sel sehingga menjadi bahan-bahan yang bentuknya lebih sederhana.
Ke dua proses diatas saling berkait dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.
Energi yang diperoleh tubuh pada umumnya berasal dari makanan yang disantap, seperti zat-zat karbohidrat, lemak, dan protein.
Dalam teori sudah lama diketahui, seseorang yang menyantap 1 gr karbohidrat, di dalam tubuhnya akan terjadi perubahan energi sebesar 4,1 kilokalori.
Sedangkan bila 1 gr lemak bila disantap, maka energi yang akan dihasilkan 9,3 kilokalori.
Proten 1 gr akan menghasilan 4,1 kilokalori.
Agar jumlah makanan yang masuk memadai dan sesuai dengan kebutuhan, maka harus diperhatikan aktivitas tubuh orang tersebut.
Bagi orang yang kerjanya lebih menggunakan otot ketimbang otak alias banyak menggunakan tenaga otot, seperti kuli atau tenaga buruh harian, harus lebih banyak makan dari pada pekerja kantor yang sehari-hari hanya duduk saja.
Apabila pekerja kantor itu makan sebanyak makanan kuli, maka bahan makanannya itu tidak dibakar habis, tetapi ditimbun sebagai lemak di dalam tubuh.
Karena itu jangan heran apalagi terheran-heran kalau pada saat ini banyak orang yang gemuknya bukan alang kepalang, sudah melebihi batas standar normal.

Proses metabolisme pada tubuh manusia akan menghasilkan panas dari dalam.
Disini dibagi dalam 4 proses yaitu : radiasi, konveksi, konduksi, dan evaporasi.
Sebagai contoh soal kalau kita menggenggam sepotong es, lama kelamaan es itu akan mencair, yang seperti ini dinamakan proses radiasi, yaitu pemindahan panas dari suatu permukaan ( misalnya kulit ) yang bersuhu lebih tinggi ke suatu permukaan lain yang suhunya lebih rendah.
Sebaliknya, kulit kita juga dapat menyerap panas, yaitu energi matahari.
Orang yang warna kulitnya lebih hitam akan lebih mudah menyerap panas dari pada yang berkulit putih.
Karena itu, jangan heran kalau orang yang berkulit putih ( orang Barat ), lebih tahan berjam-jam berjemur di siang hari di tepi pantai, sedangkan orang Indonesia ( yang berkulit lebih gelap ) sudah kepayahan merasakan panasnya matahari.
Selain itu, bila udara sedang panas-panasnya, kita cenderung membuka baju karena ingin memperluas permukaan tubuh agar terjadi lebih banyak radiasi.
Sedangkan kalau udara dingin, kita cenderung mengkeret seperti ulat bulu, berusaha memperkecil tubuh.
Misalnya waktu tidur posisi tubuh kita sedemikian rupa sehingga kaki dan tangan terlipat ke dekat badan yang melingkar, persis seperti kucing yang tidur di bawah kolong meja makan.

Konveksi ialah kehilangan panas melalui aliran air atau udara.
Proses konveksi ini akan meningkat bila kita memasang kipas angin.
Rasanya badan akan menjadi lebih sejuk.

Kehilangan panas lewat konduksi adalah suatu proses akibat terjadinya pemindahan panas lewat penghantar, seperti gas, cairan, dan benda padat.
Makanan dan minuman yang masuk ke saluran pencernaan akan segera dipanaskan melalui proses konduksi ini.
Begitu pula jika kita memegang sepotong besi dingin, maka panas tubuh kita akan dipindahkan atau disalurkan dari tangan ke besi tersebut sehingga besi dingin menjadi hangat.

Evaporasi yaitu proses kehilangan panas akibat penguapan air, dan hal seperti itu bisa berlangsung pada permukaan tubuh ( kulit ) dan saluran pernapasan.
Untuk setiap gram air yang diuapkan oleh kulit, diperlukan kalori sebesar 0,58 kilokalori.
Panas untuk menguapkan ini diambil dari tubuh, dan ini dapat berbentuk keringat atau uap pernapasan.
Makin banyak keringat, kita makin merasa haus dan ingin minum terus.
Kita pun ingin memasang kipas angin agar penguapan cepat terjadi.
Apabila udara panas dan proses evaporasi dihambat, misalnya kita memakai baju hujan, suhu tubuh akan bertambah panas, sehingga terasa kurang nyaman.
Efek fisiologinya, pembuluh darah akan lebih melebar ( dilatasi ), sehingga peredaran darah melambat, karena itu badan akan terasa lesu di udara panas.

Kita patut bersyukur, bahwa sekarang hidup kita lebih tentram berkat adanya AC, atau kipas angin, yang tentunya dapat membantu mempercepat penguapan panas tubuh.
Di negara Barat yang suhunya tidak sepanas di Indonesia memang lebih nyaman, karena walaupun musim panas suhunya masih tidak terlalu panas.
Namun, mereka akan menderita apabila datang musim dingin yang suhunya bisa mencapai - 20 derajat celsius, dinginnya bukan main dan tidak main-main.
Orang akan berusaha berpakaian setebal-tebalnya dan menutupi wajah biar tidak terjadi proses penguapan panas dari dalam tubuh.
Dalam ruangan dipasang heater, juga pada mobil mereka.
Oleh karena itu, kalau kita perhatikan mobil-mobil buatan Eropa memiliki tombol untuk mengubah panas, dipasang di samping tempat tombol AC.

Jika kita akan mengunjungi suatu negara yang kebetulan suhu udaranya sangat panas atau sangat dingin, yang sangat berbeda dengan suhu udara di negara kita.
Yang pertama harus diperhatikan, sedang musim apa disana, di negara yang akan kita kunjungi.
Sebab kalau musim dingin, bisa dingin sekali dan apabila musim panas, bisa panas sekali, ada yang sampai mencapai 40 derajat celsius lebih.
Bila suhu sedang panas-panasnya, kita harus menjaga tubuh agar tidak terlalu cepat kehilangan panas, jadi sebaiknya jangan membuka baju, sebab permukaan tubuh lebih terpapar.
Memang rasanya lebih nyaman, tetapi ada bahaya lain yang mengintai.
Tubuh kita 60 % terdiri dari zat cair akan mengalami dehidrasi.
Kalau sampai kehabisan cairan justru akan membahayakan kita sendiri.
Tentu kita harus banyak minum, tetapi harus hati-hati sebab hal seperti ini pun kurang baik bagi pencernaan kita.
salah satu solusinya kita harus meniru cara berpakaian orang yang tinggal di negara Timur Tengah, yaitu menutup seluruh tubuhnya dengan kain.
Dari sudut ilmu fisika, tindakan itu bermanfaat untuk mengurangi proses evaporasi dan radiasi.

Perlu juga diperhatikan adanya gangguan-gangguan yang mungkin di alami seseorang apabila berada di lingkungan yang sangat panas, terutama karena hilangnya panas tubuh tidak seimbang dengan produksi panas di dalam tubuh.
Perlu diingat bahwa proses evaporasi itu juga akan mengakibatkan kita kehilangan elektrolit disamping air.
Ada tiga gangguan yang dapat dialami seseorang :
1. Heat cramps ( kejang panas ).
2. Heat exhaust ( lelah panas ).
3. Heat stroke ( terganggunya pengaturan suhu di otak )

Pada heat cramps, otot akan mengejang, terutama yang banyak bergerak, seperti kaki dan tangan.
Hal seperti ini terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit yang tidak cepat diganti dengan yang baru, sehingga timbul ketegangan otot dengan rasa nyeri yang hebat.
Untuk mengatasinya kita harus memberikan pendinginan yang cukup dan pernapasan dilonggarkan.

Pada heat exhaust, gangguan yang dialami lebih berat, karena orang akan merasa haus, lemah, dan lelah, bahkan bisa sampai pingsan.
Hal seperti ini mudah terlihat misalnya pada upacara memperingati hari-hari besar tertentu.
Disana orang berdiri berjam-jam dan matahari langsung menyinari tubuh.
Sekresi keringat bertambah, sehingga timbul gangguan keseimbangan cairan.
Terjadilah dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
Kalau diukur, suhu tubuh pada saat itu bisa mencapai 39 derajat celsius.
Cara mengatasinya bisa dari yang ringan sampai berat, dapat juga dengan pemberian cairan lewat infus.

Heat stroke merupakan keadaan yang paling berbahaya dari heat cramps dan heat exhaust.
Suhu tubuh orang yang terkena tinggi sekali, bisa mencapai 40 derajat celsius, dan pengaturan suhu di pusat otak ( hypothalamus ) sudah mulai terganggu.
Gangguan pada susunan sarap pusat mulai tampak, berupa penurunan kesadaran, bahkan terjadi kejang-kejang dan kelumpuhan otak.
Kulit justru tidak berkeringat, dan kering.
Tidak terjadi proses evaporasi, sehingga suhu tubuh meninggi.
Untuk mengatasinya, perlu perawatan yang lebih intensif.
Pernapasan dan sirkulasi darah perlu diperbaiki, dan obat-obatan yang dapat bekerja mempengaruhi susunan sarap pusat perlu diberikan.
Bila tidak segera diberikan pertolongan dengan cepat, orang bersangtkutan akan segera meninggal.

Jadi kehadiran AC dengan tehnologi canggih ini sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia selanjutnya.
Kita harus dapat mengatasi panasnya suhu udara, tetapi jangan sebaliknya kita dikalahkan suhu udara panas.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar