Otak merupakan organ manusia yang paling canggih, karena sifatnya yang adatif dan plastis dengan sel neuron yang berkwalifikasi tinggi.
Tapi bagaimana jika otak kita mengalami penurunan kemampuan?
Otak yang menua akan mengalami perubahan struktur dan kimiawi yang khas.
Perubahan ini terjadi secara heterogen dan terjadi biasanya pada usia 50 - 60 tahun.
Beberapa orang akan tampak perubahan makin nyata pada usia 70 an.
Proses perubahan ini dikenal di masyarakat dengan istilah pikun atau demensia.
Apa sebenarnya pikun atau demensia itu ?
Seseorang dikatakan demensia apabila terjadi penurunan tingkat intelektualitas dan kemampuan kognitif yang cukup berat, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Di negara Amerika serikat dan eropa, prevalensi demensia pada usia 65 tahun berkisar antara 5 - 10 %.
Setiap pertambahan usia kelipatan 5 tahun, prevalensi demensia semakin meningkat, dimana pada usia 70 tahun prevalensinya naik menjadi 10 - 20 %, dan terus meningkat hingga pada usia diatas 80 tahun, mencapai 40 - 50 %
Semakin tambah umur seseorang semakin besar risiko menderita demensia.
Otak akan kehilangan berpuluh-puluh ribu sel neuron ( sel otak ) setiap harinya.
Berat otak akan mengalami penurunan berangsur-angsur pada penuaan dan pada usia lanjut otak akan kehilangan berat 150 - 200 gram dibandingkan usia muda.
Penurunan berat ini terjadi perlahan-lahan sampai usia 50 tahun, kemudian turun secara lebih cepat.
Otak pada usia 40 tahun mengalami atrofi girus di bagian tertentu ( parasagital, frontal, dan temporal ).
Sesudah usia 50 tahun, volum otak akan berkurang karena berkurangnya volum masa alba.
Hal demikian terjadi juga di bagian lain otak seperti di korteks asosiasi dan sistem limbik, termasuk hipokampus.
Sistem limbik merupakan pusat pengaturan proses belajar ( pembelajaran ), memori dan emosi.
Setiap dekade, hipokampus kehilangan sel neuron sebanyak 5 persen sejak usia pertengahan.
Sel neuron akan sedikit berkurang di bagian hipothalamus, yaitu bagian otak yang mengatur sekresi hormon.
Selain itu pada penuaan otak juga terjadi perubahan timbulnya plak amiloid dan neurofibrillary tangle.
Perubahan tersebut mirip yang terjadi pada penyakit alzheimer, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil.
Dilihat dari aspek fungsi luhur terjadi pula penurunan berbagai fungsi akibat perubahan fisiologis pada proses menua otak.
Fungsi yang menurun secara linier dengan bertambahnya usia, antara lain adalah daya ingat ( memori ) berupa penurunan kemampuan penamaan ( naming ) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori ( speed of information retrieval from memory ).
Penurunan linier fungsi secara normal ini tidak terjadi pada kemampuan kognisi dan tidak mempengaruhi rentang kehidupan.
Walau belum ada data pasti, tetapi orang menduga bahwa pada usia sekitar 70 tahun terjadi penurunan kemampuan daya ingat sebanyak 25 % dibandingkan sewaktu masih berusia 20 tahun.
Penyebab yang dapat menurunkan fungsi daya ingat adalah :
1. Kehilangan kemampuan organisasi.
2. Kehilangan kemampuan imaginasi visual.
3. Kehilangan kemampuan memperoleh informasi.
4. Kehilangan kemampuan atensi.
Kebanyakan lanjut usia tidak lagi menggunakan skema organisasi dalam proses mengingatnya, namun cara meningkatkan daya ingatnya dapat dilatih.
Sebagian besar daya ingat bersifat visual.
Pada usia lanjut terjadi kompensasi pertumbuhan jaringan dendrit sel ( cabang sel ) di beberapa bagian hipokampus dan korteks cerebral pada usia 40 an sampai usia 90 an.
Dilanjutkan dengan adanya regresi dendrit pada usia 80 - 90 tahun, hal ini disebabkan karena adanya kehilangan sel neuron disekitarnya.
Berdasarkan hasil penelitian faktor risiko utama terjadinya demensia adalah usia lanjut.
Faktor risiko lainnya adalah adanya riwayat infeksi dan cedera pada kepala, stroke berulang dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.
Sebelum terjadi demensia terdapat suatu keadaan yang disebut dengan MCI ( Mild Cognitif Impairment ) yaitu gangguan kognitif yang masih ringan dan belum memenuhi kriteria demensia atau pikun.
Pada keadaan tersebut secara abnormal sudah terjadi gangguan kognitif dan sudah terjadi gangguan daya ingat, akan tetapi penderitanya masih bisa bekerja dan melakukan aktivitas sosial dengan baik.
Kondisi seperti itu bisa mengarah pada terjadinya demensia, akan tetapi tidak mutlak semua orang yang mengalami MCI akan mengalami demensia.
Ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan MCI, salah satunya depresi.
Pada orang yang mengalami depresi dapat terjadi gangguan memori.
Jika depresinya berhasil ditanggulangi, maka memori bisa normal kembali.
Jadi, kelompok MCI ini nantinya bisa saja terus berlanjut menjadi demensia, namun bisa juga membaik, jika disebabkan oleh penyakit yang reversible, seperti depresi dan pemakaian obat-obatan tertentu.
Sel otak secara normal pada usia 20 - 30 tahun sudah mulai mengalami apoptosis ( kematian sel ), terutama sel-sel yang tidak atau jarang digunakan.
Hal seperti itu merupakan proses normal dan merupakan bagian dari proses penuaan.
Akan tetapi gejala awal dari proses penuaan otak tersebut baru mulai terlihat pada usia 50 tahunan, dimana mulai ada perasaan sering lupa ( pelupa ).
Hal itu dinamakan age associated memory impairment ( AAMI ) artinya jika terlalu banyak informasi yang diterima, otak tidak dapat menyimpan seluruhnya.
Proses ini masih dianggap fisiologis dan belum bisa dikatakan sebagai pikun atau demensia.
Untuk mengetahui apakah kemampuan menyimpan informasi baru tersebut masih normal atau tidak, perlu dipastikan dengan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada orang usia muda sebenarnya jarang sekali terjadi demensia, jika ada biasanya terdapat riwayat cedera kepala berat dan infeksi otak ( misalnya encephalitis ) sebelumnya serta pada kelainan genetik seperti sindroma down.
Pada penelitian baru-baru ini dikatakan bahwa orang yang tidak pernah melakukan sarapan pagi dengan rutin, merupakan salah satu faktor penyebab demensia atau kepikunan, dikarenakan suplay glukosa pada sel-sel otak tidak mencukupi, akibatnya banyak sel-sel otak yang semaput dan berkurang fungsinya sebelum mencapai usia lanjt.
Dikatakan juga infeksi virus, bakteri, radikal bebas ( polusi udara ) dan makanan ( pewarna, pengawet, penyedap rasa ) dapat mempercepat terjadinya demensia.
Pada demensia Alzheimer, kerusakan yang pertama kali terjadi di daerah hipokampus, yaitu bagian otak tempat menyimpan informasi baru serta tempat mengumpulkan memori untuk disimpan ke berbagai bagian otak.
Kerusakan di daerah hipokampus memberikan gejala awal dari demensia, berupa gangguan memori baru.
Misalnya baru bertanya, langsung lupa dan bertanya lagi, terus berulang-ulang.
Prilaku lain yang terlihat sering kehilangan barang-barang, lupa menaruh atau menyimpan.
Hal itu disebabkan ketidakmampuan otak menyimpan informasi visual tempat penderita meletakan barang.
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya pikun atau demensia :
- Sejak usia muda dibiasakan pola hidup sehat, dengan makan teratur ( makanan seimbang dan berkwalitas ), istirahat cukup, berolah raga teratur, dapat mengolah stres, tidak merokok, tidak minum alkohol, soda, tidak menggunakan obat-obat terlarang, tidak membiasakan minum obat-obatan tanpa resep dari dokter.
- Dibiasakan membaca, dengan membaca sel-sel otak yang loyo akan disegarkan kembali.
- Jangan terlalu lama ( lebih dari 2 jam ) menonton televisi, dikarenakan efek sinar elektromagnetik dapat merusak sel-sel otak dan mematikan kreativitas otak.
- Mendengarkan radio atau musik indah sangat dianjurkan, karena dapat merangsang sel-sel otak untuk aktif menganalisa dan berinspirasi.
- Luangkan waktu untuk bersantai dengan keluarga.
Sekalipun kesulitan-kesulitan ingatan itu merupakan bagian yang wajar sebagai proses menuju manusia tua, tetapi kesulitan-kesulitan itu hendaknya jangan dibuat ada dan hadir di dalam tubuh anda.
Kita diharuskan dapat mendengarkan dan mengingat, agar mampu mengingat-ingat.
Sewaktu manusia menjadi tua, lensa mata menguning dan penglihatan pun berkurang.
Kemampuan telinga untuk mendengar nada-nada indah juga menurun.
Supaya semuanya itu menjadi baik latihlah tubuh dan otak anda, supaya di suatu hari nanti, anda akan sanggup menceritakan kepada anak, cucu secara rinci peristiwa-peristiwa yang pernah anda alami sewaktu muda.
Trimakasih, Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar