Senin, 02 Agustus 2010

Ada apa dengan Kafein.

Kata kefein ditelinga masyarakat kita sudah sangat begitu akrab, sampai-sampai produsen minuman yang berenergi tinggi menggunakannya sebagai minuman penambah energi dengan kafein.
Kafein sudah cukup luas digunakan dalam dunia obat-obatan. Konon dapat melenyapkan rasa nyeri, memicu kewaspadaan, dan mengatasi keracunan.
Tetapi perlu juga diingat dampak buruknya jika dipakai dalam jangka waktu yang panjang.
Sifat kafein yang paling dikenal adalah zat alkaloidnya yang dapat merangsang susunan saraf pusat.
Teofilin, kafein, dan teobromin, adalah tiga serangkai alkaloid yang terdapat pada beberapa jenis tumbuhan, antatra lain kopi, teh dan coklat.
Selain mengandung kafein, teh dan kopi juga mengandung teofilin, sedangkan coklat mengandung teobromin. Ketiga jenis alkaloid ini mirip, dan dalam dunia farmasi disebut Methylxantine.
Dalam kadar ringan, memang kafein bisa memberi efek therapi, tetapi jika dikonsumsinya dalam jangka lama bisa berakibat buruk bagi kesehatan.
Minuman yang mengandung kafein 80 mg dalam jangka tertentu dapat menimbulkan sakit jantung, darah tinggi, penyakit ginjal dan penyakit gula.
Kafein, seperti yang diungkap oleh masyarakat kardiologi Eropa dalam jurnalnya, memiliki efek merusak pembuluh darah.
Dari studi di Australia belum lama ini 18 orang setengah baya mengkonsumsi 250mg kafein per hari, selama 10 tahun. Hasilnya elastisitas aorta berkurang dan tekanan darah meningkat.
Seorang doktor di Swedia juga melakukan studi terhadap 15 sukarelawan, mengatakan dari hasil penelitiannya diketahui kafein mempunyai efek merusak lebih nyata terjadi pada orang yang baru pertama kali mengkonsumsi minuman berkafein.
Bagi pecandu, efek itu tidak begitu terlihat.
Pada hakekatnya kafein ini banyak digunakan untuk merangsang kerja jantung.
Berfungsi juga untuk menambah produksi urine.
Pada dosis yang rendah kerap digunakan untuk menambah stamina dan mengusir kelelahan.
Senyawa kafein itu pada sel darah mirip adenosin yang akhirnya memacu horman adrenalin.
Tanda-tanda horman itu terpacu antara lain : detak jantung meningkat dengan cepat, tekanan darah naik, sekresi asam lambung meningkat, dan sebagian otot mengencang.
Tentunya disarankan bagi penderita penyakit jantung, diabetes hingga hipertensi agar berhati-hati dalam mengkonsumsi minuman berkafein.
Dikalangan masyarakat, kafein dikonsumsi dalam bentuk kopi atau teh.
Secangkir kopi, mengandung sekitar 100-150 mg kafein.
Biasanya orang minum kopi untuk menghilangkan rasa leth dan rasa kantuk. karena efeknya merangsang susunan saraf pusat.
Tetapi harap waspada, dosis yang berlebihan atau dikonsumsi dalam jangka panjang, akan menimbulkan efek insomnia ( sulit tidur ), anggota badan menjadi gemetaran, mengigau, telinga berdenging, jantung berdebar dan sering buang air seni.
Kafein juga dipercaya dapat menimbulkan ketergantungan.
Jadi jika penderita tukak lambung menjadi pecandu kopi, penyakitnya akan semakin parah, karena kafein merangsang pengeluaran asam lambung.
Sumber kafein yang paling besar terdapat dalam biji kopi arabica dan theobroma cacao dan daun thea sinensis.
Karena sifatnya yang alkaloid, kafein dipakai juga sebagai obat pelancar air seni ( diuretik ), juga dapat menstimulasi sistim saraf pusat, sehingga dapat mengatasi keracunan yang disebabkan oleh alkohol, dapat mengatasi migren, tentunya dalam takaran yang ringan.
Pengaruh kafein berkaitan dengan penyakit tumor payu dara, kanker saluran kencing, kanker pancreas, dan gangguan pada sistem saluran kencing lainnya.
Jika pada perokok dan ditambah pecandu kopi akan barakibat fatal, merokok dengan kafein dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Ada mitos, jika ingin mengurangi masukkan kafein dalam tubuh, kurangi saja minum kopi.
Saran itu tidak dibenarkan.
Jika ingin mengurangi kafein, jenis minuman lainpun patut diperhatikan.
Menurut FDA , kopi seduhan sebanyak 150 ml mengandung 110-150 mg kafein, dalam bentuk instant bervariasi 40-108 mg.
Teh menurut FDA sebanyak 150 ml yang telah diseduh selama lima menit diketahui mengandung 20-50 mg kafein.
Selebihnya ada juga minuman berenergi mengandung kafein 50-80 mg.
Di Amerika serikat hampir 70 persen minuman ringan yang beredar diketahui mengandung kafein. Semula Asosiasi produsen minuman ringan menyatakan pemberian kafein sekedar untuk cita rasa saja, akhirnya muncul dugaan kafein diberikan guna memberikan efek kecanduan pada konsumen.
Dikalangan olah raga, kafein dapat menambah stamina.
Pada tahun 1980 an ada penelitian yang menyimpulkan kafein memang meningkatkan daya tahan. Seorang pelari minum dua gelas kopi setara dengan 330 mg kafein , satu jam sebelum berlaga.
Hasilnya pelari itu bisa tahan 15 menit lebih lama ketimbang mereka yang tidak mengkonsumsi kafein.
Penelitian di Inggris bulan juli tahun 2002 yang lalu mengatakan tidak ada hubungannya dengan penambahan tenaga dari kafein, bila disertai makanan yang kaya karbohidrat.
Tapi jangan coba-coba olah ragawan menggunakan kafein, ada aturan jika seorang atlet diketahui punya unsur kafein sebanyak 12 mikrogram per ml air seni, maka yang bersangkutan akan didiskualifikasi.
Dosis kafein 200 mg yang terdapat dalam satu hingga tiga gelas kopi, tergantung dari campurannya,dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan.
Orang yang lanjut usia sudah dapat merasakan efek stres kafein walau dengan dosis yang lebih kecil.
Kelebihan kafein dapat menimbulkan masalah. Kafein merangsang hormon stres,
Kafein maupun asam yang terdapat dalam kopi dapat mengiritasi permukaan lambung dan usus.
Tekanan darah lebih banyak dipengaruhi kafein. Kafein dapat menaikkan dan menurunkan tekanan darah. Naiknya tekanan darah, terjadi karena rangsangan pada otot-otot jantung, sehingga jantung berkontraksi lebih kuat dan akibatnya tekanan darah meningkat.
Dilain pihak kafein juga dapat menimbulkan dilatasi ( pelebaran ) pembuluh darah, maka tekanan darahpun menurun.
Pada orang yang sering minum kopi, biasanya efek dilatasinya yang lebih dominan, sehingga tekanan darahnya turun.
Dengan melihat fakta-fakta diatas, anda boleh berpikir panjang sebelum mengkonsumsi kafein, baik itu kafein yang ada di dalam kopi, teh, minuman penyegar atau berenergi maupun dalam obat-obatan yang sering ditemui sehari-hari.
Kafein hanya akan membuat anda mengalami ketergantungan, lalu mengundang penyakit untuk mengancam kesehatan anda.
Bukankah kesehatan lebih berharga dari apapun?
Sehat tanpa hidup, tak ada artinya.
Hidup tanpa sehat, lebih lagi tak berguna.

1 komentar:

  1. Artikel yang bagus untuk jadi referensi...
    Banyak Bahaya kafein yang harus diperhatikan untuk kesehatan, kafein yang terkadung dalam kopi berarrti meningkatkan Bahaya kopi secara tidak langsung? bagaimana dengan orang yang merokok, tentu ini menjadi lebih berbahaya?
    Bahaya Merokok karena kandungan rokok yang dari bahan bahan berbehaya ini semakin meningkat, karena pada umumnya seorang perokok merupakan orang yang senang mengkonsumsi kafein?.
    Terima Kasih

    BalasHapus