Angkak ( Monascus purpureus ), nama ini sudah biasa terdengar dimasyarakat kita terutama pada kasus demam berdarah, tetapi saya tidak membahas hubungan angkak dengan demam berdarah.
Angkak ini tergolong bumbu masak, dikenal dengan nama : beni koji, hong qu, xue zhi kang, zhi thai, red koji, red leaven ( beras ragi ), red rice ( beras merah ), dan red yeast rice ( beras merah beragi ), semua penyebutan itu menunjuk pada angkak berupa beras yang berwarna merah.
Karena angkak hasil dari proses fermentasi, sifatnya hangat dan bercita rasa pahit agak kemanis-manisan. Angkak digunakan sebagai obat oleh bangsa china sejak ribuan tahun yang lalu.
Angkak dipercaya dapat meningkatkan stamina dan metabolisme tubuh ( tonikum ).
Sejak tahun 1970 an dilakukan penelitian di china medical university.
Pada penelitian menunjukkan bahwa angkak dapat menurunkan kadar kolesterol ( LDL ) dan Trigliserida. Angkak mengandung kandungan senyawa mevinolin dan lovastatin ( golongan statin ), senyawa ini menghambat kerja enzim yang bertanggung jawab dalam proses pembentukkan kolesterol.
Dengan dihambatnya enzim itu pembentukkan kolesterol yang berlebih dapat dihindari.
Dilaporkan efek samping pemberian angkak dalam waktu 6 bulan dapat menimbulkan gangguan pencernaan seperti kembung.
Pemberian diberhentikan dahulu dengan selang waktu 1 sampai 2 minggu, kemudian dikonsumsi lagi. Sebaiknya angkak diberikan sebagai pelengkap makanan.
Didalam angkak ternyata ditemukan preparat statin ( Lovastatin ).
Semua statin memiliki mekanisme kerja yang sama, yaitu : menurunkan produksi kolesterol diseluruh tubuh, terutama di hati dengan cara meningkatkan uptake kolesterol dari darah sehingga lebih sedikit LDL yang beredar di darah.
Pada penelitian efek ke enam jenis statin dalam menurunkan kolesterol berbeda-beda.
Perbedaan kadar kolesterol yang berhasil diturunkan juga tergantung dari dosis yang diberikan.
Misalnya ,flavastatin 20 mg / hari bisa menurunkan 17 % LDL, sedangkan atorvastatin 10 mg / hari mampu menurunkan 38 % kadar LDL.
Hasil penelitian lain pravastatin 10 mg / hari bisa menurunkan 20 % LDL, sementara rosuvastatin 40 mg / hari bisa menurunkan 55 % LDL.
Dari sini disimpulkan kadar kolesterol yang diturunkan oleh masing-masing statin berbeda-beda tergantung dosisnya.
Penggunaan statin tidak hanya bertujuan menurunkan kadar LDL semata, tetapi yang paling penting hasil klinisnya yaitu mencegah aterosklerosis dan komplikasinya seperti serangan jantung, stroke, sampai yang terakhir adalah kematian.
Ada perbedaan antara simvastatin dan atorvastatin. Pada dosis maksimal, atorvastatin yang diberikan selama 2 tahun bisa mengurangi ketebalan plak arteri, sedangkan dengan simvastatin justru ketebalan plak semakin bertambah.
Penelitian lain : atorvastatin 80 mg / hari diberikan selama 18 bulan bisa mengurangi volume plak arteri, sedangkan dengan pravastatin 40 mg / hari, volume plak bertambah.
Dari bikti-bukti terbaru menunjukkan semua statin mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan sebarapa besarnya tergantung dari dua faktor utama, yaitu faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang dimiliki masing-masing orang dan seberapa besar kadar kolesterol yang bisa diturunkan.
Semakin tinggi seseorang berisiko mengalami penyakit jantung koroner, maka semakin besar penurunan risiko setelah terapi dengan statin.
Dan semakin rendah LDL yang dicapai, maka manfaat klinisnya semakin jelas, karena masing-masing statin ( termasuk Lovastatin dalam angkak ) berbeda dalam kemampuan menurunkan LDL, maka tidak aneh jika manfaat klinisnyapun berbeda untuk masing-masing statin.
Selamat mencoba angkak, mungkin ada manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar