Sabtu, 28 Agustus 2010

Mimisan ( epistaxis ) bisa berbuntut panjang.

Mimisan digambarkan sebagai mengalirnya darah dari lubang hidung.
Orang Yunani menyebutnya dengan nama epistaxis yang artinya perdarahan hidung.
Dalam bahasa kedokteran juga perdarahan hidung ini dinamakan epistaxis.
Epistaxis ( mimisan ) didefinisikan sebagai peristiwa perdarahan akut dari lubang hidung, rongga hidung, atau nasofaring.
Mimisan diklasifikasikan berdasarkan tempat perdarahan utama, anterior atau posterior.
Epistaxis anterior lebih umum dijumpai.
Epistaxis anterior adalah pecahnya pembuluh darah pada plexus kiesselbach yang terletak dibagian anterior ( depan ) nasal septum ( bagian yang membagi lubang hidung menjadi dua ).
Sedangkan epistaxis posterior ( belakang ) berasal dari cabang-cabang arteri sfenopalatina yang berada dibagian posterior ( belakang ) rongga hidung atau nasofaring.

Perdarahan hidung ( mimisan ) biasanya terjadi sesudah mengalami luka seperti kebiasaan mengorek hidung ( epistaxis digitorum ), trauma pada wajah, meniup lewat hidung, terjepit atau kemasukkan benda-benda asing dalam hidung atau sinus, dan terlalu lama menghirup udara kering.
Mimisan sering terjadi pada keadaan udara kering serta musim dingin.
Keadaan udara kering ini dapat disebabkan oleh ketinggian hingga pendinginan udara ( air-Conditioner ).
Jarang terjadi sebagai komplikasi polip nasal atau infeksi kronis, seperti sinusitis ayau rhinitis, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan akhirnya pendarahan pembuluh darah kapiler.
Dapat juga merupakan akibat menghirup bahan-bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada mukosa nasal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendarahan hidung termasuk pemakaian obat-obatan pengencer darah ( antikoagulan ), tekanan darah tinggi, penggunaan aspirin yang berlebihan, pada tempat ketinggian dan iklim kemarau, penyakit pada pembuluh sklerotis, penyakit hodgkin, kanker, penyakit kudis, kekurangan vitamin K dan C, panas reumatik, kerusakkan pada darah ( hemofilia, purpura, leukemia, dan anemia ), dan kelainan pada pendarahan yang disebut Hemorrhagic telangiectasia.

Pada anak-anak, mimisan kemungkinan besar bukanlah suatu hal yang serius, berbeda dengan orang lanjut usia, epistaxis tidak dapat dianggap sepele, karena bisa berujung pada komplikasi.
Pada manula ( orang tua ) terjadi pergeseran otot tunika media secara progresif oleh kolagen.
Hilangnya otot ini mengakibatkan kemampuan arteri untuk berkontraksi menurun sehingga perdarahan sulit dihentikan.
Banyak literatur menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara epistaxis dengan hipertensi.
Hipertensi bukan penyebab langsung dari epistaxis, tetapi epistaxis biasanya terjadi pada pasien hipertensi. Ada juga pasien yang sedang mengalami epistaxis cenderung berada dalam keadaan hipertensi.
Pada penderita tekanan darah tinggi, degenerasi pembuluh darah dari arteri yang mengeras, merupakan penyebab utama perdarahan hidung.
Penderita tekanan darah tinggi biasanya mengalami perdarahan hidung yang serius karena kerusakan pada pembuluh darah, hal ini harus mendapat penanganan medis untuk menghentikan perdarahannya.
Epistaxis pada penderita hipertensi lebih parah dan sulit berhenti dibandingkan orang dengan tekanan darah normal.
Epistaxis yang terjadi pada wanita usia reproduktif harus mendapat perhatian, karena menurut penelitian terbaru membuktikan bahwa epistaxis memiliki kaitan dengan endometriosis.
Epistaxis mungkin berpangkal dari peningkatan tekanan vena ( seperti yang terjadi pada kelainan jantung dan paru-paru ) serta kelainan pada darah dan pembuluh darah.

Gejala yang terjadi, jika darah yang keluar dari lubang hidung bagian depan biasanya berwarna merah terang.
Jika darah dari belakang kerongkongan, berasal dari daerah bagian belakang dan dapat berwarna gelap atau merah terang ( dan sering terjadi kekeliruan untuk hemoptisis, batuk berdarah yang merupakan gejala penyakit pernapasan )
Perdarahan hidung umumnya terjadi hanya pada satu lubang hidung, kecuali jika disebabkan oleh penyakit darah atau luka berat.
Pada perdarahan hidung berat, darah merembes melalui sisi dinding pemisah hidung dan masuk ke dalam telinga bagian tengah juga ke sudut mata.
Jika darah banyak yang hilang ( perdarahan terus-menerus ) dapat terjadi sakit kepala ringan, pusing, dan sedikit sukar bernapas.
Perdarahan berat mengakibatkan tekanan darah rendah, denyut jantung cepat, sukar bernapas, dan muka pucat.
Perdarahan disebut berat jika berakhir lebih dari 10 menit sesudah diberi pertolongan dan menyebabkan kehilangan darah 1 liter per jam pada orang dewasa.

Dalam menangani kasus mimisan, yang perlu diperhatikan menenangkan diri sendiri terlebih dahulu, kemudian menjaga kestabilan emosional pasien mimisan.
Duduk agak condong ke depan, supaya darah tidak terhisap masuk ke paru-paru, tekan dan kompres dengan es atau kain basah. Bola kapas yang dipanaskan dengan penambahan epinefrin pada tempat yang mengeluarkan darah dan pemberian tekanan eksternal pada hidung.
Secara turun-temurun ( tradisional ), orang Indonesia spontan akan menggunakan gulungan selembar daun sirih ( piper betle lynn ) dan memasukkan ke lubang hidung anak yang mimisan untuk menyumbat darah yang keluar akibat mimisan, dalam sekejap darah akan berhenti.
Daun sirih disini mengandung unsur epinefrin atau adrenalin.
Bisa juga dilakukan dengan membakar bagian yang berdarah dengan electrocautery atau potongan perak nitrat.
Jika cara ini tidak menolong, maka digunakan petrolatum gauze nasal packing.

Untuk perdarahan posterior, memasukkan pembalut gauze melalui hidung atau pembalut post-nasal melalui mulut, tergantung tempat terjadinya perdarahan ( pembalut gauze umumnya dapat bertahan 24-48 jam ; pembalut post nasal untuk 3-5 hari ).
Metode alterrnatif, yaitu penggunaan balon kateter nasal, yang dapat mengontrol perdarahan secara efektif.
Diberikan antibiotika, jika pembalut sudah melebihi 24 jam.
Diberikan juga vitamin K dan C.
Pada penderita perdarahan berat memerlukan transfusi darah dan pembedahan untuk menutup perdarahan arteri.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

1 komentar:

  1. Super_Sinto
    Terima Kasih atas Penjelasan lengkap ini...
    sy telah mengalaminya 2 x dengan gejala dan perilaku yg sama spt di yg gambarkan /dijelaskan pd Blok ini, BENAR! ...Penyebab UTAMAnya adalah Hypertensi Berat.
    Saran ---> Jaga Pola Hidup ;
    Istirahat Cukup & Makan Sehat dan jagan berlebihan
    Olah Raga teratur dan Tawaqal kpd Allah SWT.

    Salam dari saya.

    BalasHapus