Jumat, 13 Agustus 2010

Enzim untuk proses kehidupan.

Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pada sistem biologi.
Sebagian besar reaksi sel-sel hidup akan berlangsung sangat lambat, bila reaksi tersebut tidak dikatalisis oleh enzim.
Enzim berasal dari kata en-zyme, yaitu " dalam ragi ".
Dahulu aktivitas katalitik enzim diduga hanya diperlihatkan oleh sel-sel yang utuh, tetapi sekarang sebagian besar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa kehilangan aktivitas biologik ( katalitik ) nya.
Jadi enzim itu salah satu substansi kehidupan meskipun kita tidak pernah menyadari kehadiran enzim dalam tubuh kita sendiri.
Seperti pada definisi diatas, enzim dibutuhkan untuk setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh kita. Tanpa enzim, tidak akan ada aktifitas dalam tubuh kita. Tanpa kehadiran enzim, vitamin, mineral dan hormon tidak akan ada gunanya.
Kalau kita buat perumpamaan yang sederhana untuk memahami dengan baik tentang enzim dan fungsinya, kita umpamakan enzim sebagai pekerja yang membuat semua proses ditubuh kita berjalan sempurna.
Misalnya kalau kita mau membangun rumah, tentu kita membutuhkan buruh bangunan ( tukang ) yang akan membangun rumah kita.
Kita menyiapkan semua material yang diburuhkan untuk membangun sebuah rumah, mulai dari pasir, batu bata, semen, kayu, air dst. Tiba-tiba pekerja bangunan ( tukang ) tidak datang atau mogok, siapa yang akan mengolah semua material tsb agar jadi sebuah rumah ?
Sama seperti halnya tubuh kita, kita membutuhkan vitamin, mineral dan protein untuk membuat tubuh kita tetap sehat.
Tetapi tanpa enzim, semuanya sia-sia tidak ada yang akan memproses semua bahan-bahan makanan tersebut.
Jadi enzim adalah elemen kehidupan yang sangat penting.
Enzim akan menjaga tubuh kita tetap beraktivitas dan hidup.
Sebagai katalisator enzim mengubah karbohidrat, protein, lemak dan semua bahan makanan yang kita makan menjadi partikel-partikel baru yang lebih sederhana sehingga mudah diserap untuk diedarkan keseluruh organ dan jaringan tubuh.
Sifat katalisator pada enzim merupakan substansi sifat bawaan enzim.
Protein-protein yang menyusun enzim adalah bawaan enzim.
Enzim sudah ada dalam tubuh manusia, sejak manusia lahir.
Tetapi karena berbagai faktor, enzim dalam tubuh kita bisa berkurang, atau bahkan hilang.
Seperti kalau kita dibekali uang, lantas uang itu kita belanjakan terus tanpa ada pemasukkan lain, maka lama-lama uang akan habis.
Sama saja kalau kita memiliki kebiasaan yang membuat aktivitas enzin kita bekerja terus menerus, maka cadangan enzim makin lama, makin habis.
Enzim sangat berperan dalam metabolisme tubuh.
Dari hasil penelitian mengatakan semakin cepat tingkat metabolisme tubuh kita, maka semakin pendek umur kita.
Usia kita sebanding dengan aktivitas enzim dalam tubuh kita.
Tubuh kita bisa kekurangan enzim, jika kita tidak bisa memproduksi enzim untuk menggantikan yang sudah hilang.
Yang membuat cadangan enzim dalam tubuh berkurang adalah salah satu kebiasaan buruk manusia yang tidak disadari yaitu makan makanan yang dimasak dengan panas tinggi, misalnya dibakar, dipresto, dimasak yang berulang-ulang ( habis digodok lalu digoreng ).
Makanan yang dimasak pada suhu tinggi, akan merusak enzim yang ada dalam makanan tsb.
Padahal, jika enzim-enzim yang ada dimakanan tsb masuk ke tubuh kita dengan sempurna, maka ia dengan sendirinya akan terlibat dalam proses pengolahan makanan tadi.
Kalau kita makan dengan makanan yang sudah dimasak dengan suhu tinggi, otomatis tubuh kita dimasuki makanan yang sudah tidak mengandung enzim lagi, karena 100 % enzim sudah rusak karena proses pemanasan.
Dalam hal ini tubuh kita terpaksa memproduksi enzim untuk mengolah makanan tsb, akibatnya kapasitas enzim dalam tubuh berkurang.
Faktor makanan sangat berperan dalam menentukan seberapa cepat " bank " enzim dalam tubuh kita akan terkuras.
Tubuh akan terus menerus mengeluarkan cadangan enzim untuk disalurkan ke jalur pencernaan makanan, mulai dari air liur, cairan lambung, pancreas, dan usus halus, yang terjadi kekurangan produksi enzim untuk keperluan lain.
Karena semua produksi " dialihkan " ke metabolisme makanan.
Bagaimana dengan bagian tubuh yang lain seperti ; otak, jantung, ginjal, paru-paru, otot, dan bagian tubuh lainnya yang tentunya butuh enzim juga. Akibatnya timbul ketimpangan metabolisme.
Makanan pestapun ludes disantapnya, berarti sama dengan menguras cadangan enzim di tubuh kita. Enzim bekerja keras untuk mencerna makanan berkalori tinggi tadi.
Jika hal ini berjalan terus sampai puluhan tahun, bukan berkat lagi yang diperoleh, tetapi laknat yang didapat.
Berbagai penyakit bermunculan seperti kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes melitus dst.
Untuk mengatasi agar cadangan enzim dalam tubuh kita tetap terjaga.
Makan makanan yang kita masak sehari-hari jangan terlalu lama terutama sayur, biji-bijian termasuk kacang-kacangan.
Kalau suka lebih baik mentah, orang jawa barat menyebut lalaban.
Karena masih kaya kandungan enzimnya. Untuk daging tetap harus dimasak sampai matang, karena disamping masyarakat kita tidak terbiasa makan daging mentah, kita juga harus hati-hati makan daging mentah, karena sering mengandung zat berbahaya seperti formalin, pewarna rodamin B dst.
Untuk makanan sayur, biji-bijian, buah-buahan juga harus dicuci dulu sebelum dimakan, karena sering mengandung insektisida dan bahan pengawet lainnya.
Disina juga perlu diingat tidak semua buah dan sayuran kaya akan enzim.
Karena ketika buah matang, berarti kandungan enzimnya sudah tidak ada, kenapa ?
Karena enzimlah yang bertugas membuat buah menjadi matang.
Kalau buah sudah masak ( matang ), enzim itu akan menghilang.
Tetapi ada juga jenis buah yang tetap tinggi kandungan enzimnya walau dalam kondisi masak, misalnya pisang, alpukat, dan mangga.
Biji-bijian dan kacang-kacangan memiliki konsentrasi enzim tertinggi.
Sayur-sayuran sebelum warnanya berubah, masih memiliki kandungan enzim penuh.
Daging, sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan yang sudah diawetkan di dalam lemari es, lebih dari tiga hari sudah berkurang kandungan enzimnya, bahkan sampai hilang.
Yang perlu diperhatikan tidak semua makanan mentah kaya enzim. Karena beberapa jenis makanan, termasuk biji-bijian dan kacang-kacangan ada yang memiliki penghambat enzim.
Penghambat enzim ini diperlukan sebagai perlindungan biji-bijian itu sendiri agar tidak cepat bertunas.
Alam tidak menginginkan biji-bijian tertentu menjadi cepat berkecambah dan tamatlah riwayatnya sebagai biji.
Penghambat enzim dibutuhkan agar biji tetap bertahan lama dan bisa ditanam ditanah sehingga ia bisa hidup dan bereproduksi.
Jika kita makan biji-bijian ini berarti kita makan penghambat enzim yang akan menetralkan enzim yang diproduksi tubuh kita.
Makan penghambat enzim akan menyebabkan pembengkakkan pancreas.
Hampir semua kacang-kacangan dan biji-bijian mengandung penghambat enzim.
Kacang tanah mentah memiliki penghambat enzim yang cukup besar.
Gandum mentah, kacang buncis, lentil, dan kentang, semuanya pilihan yang buruk.
Pada telur yang masak kategori " biji " atau benih, penghambat enzimnya ada di bagian putih telur.
Penghambat enzim tidak terdapat pada buah-buahan berwarna, sayuran, dan batang tanaman.
Ada 2 cara untuk nemusnahakan penghambat enzim :
1. Dengan memasaknya, tetapi cara ini akan merusak enzim.
2. Dibuat biji-bijian menjadi tunas terlebih dahulu, cara ini akan merusak penghambat enzim dan juga meningkatkan kandungan enzim. contoh ; kacang kedelai yang dijadikan tempe, ini sangat baik, karena sudah mengalami proses panas sehingga penghambat enzimnya sudah hilang.

Salah satu cara untuk mengembalikan kadar enzim dalam tubuh kita kembali normal adalah dengan puasa.
Dari sejumlah penelitian Dr. Howell, menyimpulkan bahwa puasa amat penting bagi orang yang kekurangan enzim.
Saat puasa, otomatis tidak ada makanan yang diolah tubuh, maka dengan segera terjadi penghentian produksi enzim-enzim pencernaan.
Enzim-enzim pencernaan yang diproduksi di saliva ( air liur ), cairan lambung, dan pancreas akan berkurang.
Karena tidak berproduksi, maka enzim-enzim tsb memiliki waktu untuk memperbaiki diri dan membuang jaringan-jaringan yang rusak karena penyakit.
Jika orang tsb terus-menerus makan, apalagi dengan porsi besar, sistem enzim dalam tubuhnya akan sibuk sepanjang hari, sibuk mengolah makanan.
Akibatnya, tubuh kekurangan enzim yang dibutuhkan jaringan tubuh lain agar tetap sehat.

Konsumsi enzim dalam jumlah banyak akan memperpanjang usia.
Hal ini dibuktikan pada percobaan tikus yang diberi makanan mentah yang kaya enzim, bisa bertahan hidup sampai usia 3 tahun.
Sedangkan tikus yang diberi makanan non enzim hanya 2 tahun.
Jadi bisa saja hidup manusia bertambah panjang 20 tahun asal dapat menjaga kandungan enzim dalam tubuh kita.
Kita bercermin pada orang-orang jaman dulu ( nenek moyang kita ), usia harapan hidupnya panjang-panjang, mungkin banyak memakan sayur-sayuran mentah ( lalaban ), dan buah-buahan yang menyehatkan.
Trimakasih, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar